Berkebun di mana saja

Jumat, 22 Juli 2016

Hidroponik Sederhana untuk Menanam Berbagai Sayuran Keluarga

Salam sahabat hidroponik se-Indonesia. Apa kabarnya? Semoga semakin baik dalam menanam di pekarangan rumah yaa...
Menanam hidroponik untuk keperluan sayur keluarga sehari-hari memang menyenangkan. Kebanyakan orang menanam sayuran seperti bayam, kangkung, pak choy, cabe, tomat, dan selada. Nah! Bagaimana sih cara menanam semua sayur itu dalam satu sistem, dan semuanya bisa tumbuh dengan baik. Sistem seperti apa sih yang cocok dan murah?

Beragam sayur tentunya kebutuhan nutrisinya berbeda-beda pula, namun untuk menanam hidroponik berbagai macam jenis sayur-sayuran tersebut di atas dalam satu sistem hidroponik tentu masih bisa dimungkinkan. Sisitem hidroponik yang dipakai adalah DFT menggunakan PVC 3 inch atau NFT menggunakan talang kotak yang mudah ditemukan di toko besi sekitar kita.

Hidroponik skala rumahan untuk menanam selada, pak choy, sawi, melon, seledri, daun bawang, dan untuk konsumsi keluarga sehari-hari.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara memberikan pupuk atau nutrisi semua sayuran tersebut, mengingat dalam satu sistem, satu tandon, dan satu pompa, ada beberapa jenis sayuran berbeda dan berbeda pula umurnya.

Menurut pakar hidroponik Yos Sutiyoso, Ngarah aman dan bisa menghidupkan bermacam kultivar, maka sebaiknya digunakan haanya satu formula, dengan satu EC, yaitu 2.0 mS, berada dalam zona aman, dan jauh dari kemungkinan keracunan. Volume pemberian harus cukup besar, misalnya 2 l/menit/talang. Kombinasi EC yang tinggi, dengan volume pemberian yang besar, bisa menjamin produksi yang cukup tinggi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Mengenai pH, sebaiknya menggunakan pH 6,0, mengingat kisaran yang lebar adalah antara pH 5,5 dan 6,5, sehingga risiko terpental dari zona aman, jauh sekali. Biasanya lebih sering kita harus menurunkan pH, yang berarti kita harus sedia asam kuat, dan pilihan biasanya dijatuhkan pada asam nitrat dan asam phosphat. Untuk kemudahan, kadang digunakan asam sulfat, mengingat asam itu sering kita dapati dengan mudah di SBPU, pompa bensin, dalam botol plastik transparan merah.


Menurut pengalaman saya sendiri, paling mudah memang menggunakan PVC seperti foto di atas. Ketika listrik PLN Non aktif, masih ada cadangan air dalam PVC. Saya pun pernah pergi meninggalkan kebun selama 5 hari, tanpa pompa nyala. Hasilnya pun tetap bagus, pulang-pulang sayur sudah terlihat semakin besar saja.

Ketika melon dalam sistem saya mulai berbuah, saya pernah meningkatkan sampai EC 3.0 mS. Melon tumbuh besar dan manis, sayuran daun pun masih aman. Nah....selamat mencoba yaa.
Share:

Rabu, 27 April 2016

Membuat Pestisida Alami dari Jeruk Nipis 2


Bahan-bahan : 
1. 20 lembar daun jeruk nipis yang sudah ditumbuk.
2. 5 buah jeruk nipis yang sudah diperas.
3. 3 sendok makan molase.
4. 4 liter air bersih, dan
5. 2 sendok EM4 ( mikroorganisme aktif ).

Caranya,
campurkan bahan-bahan diatas, campur menjadi satu kemudian diaduk sekitar 4-5 menit sehigga nantinya menjadi larutan yang homogen. Selanjutnya masukkan semua larutan ke dalam wadah tertutup dan biarkan ter fermentasi selama 4-5 hari.
Cara pengaplikasian kepada daun atau buah yaitu : untuk pemakaian 2 sendok makan pestisida alami ini maka larutan dicampurkan dengan menggunakan 1 liter air. Selanjutnya pestisida alama ini sudah bisa digunakan untuk menyemprotkan pada buah yang berukuran pentil agar dapat mengusir lalat buah.

Demikian cara membuat pestisida alami seperti yang dicontohkan oleh azzamrumahherbal.com. semoga bermanfaat, dan terus berjuang menanam sayuran sehat!




Ikuti kami untuk tips dan agrobisnis seputar hidroponik 

Share:

Membuat Pestisida Alami dari Jeruk Nipis


Sahabat Hidrafarm, siapa yang tidak kenal jeruk nipis? Tahukan Anda ternyata jeruk nipis mempunyai khasiat yang dapat dijadikan sebagai Pestisida alami.

Khususnya untuk mengusir lalat buah yang menyerang buah / daun pada tanaman kesayangan kita. Dengan kata lain, jeruk napis dapat dijadikan pestisida untuk mencegah serangan hama leaf minner.

Bagi anda penghobi menanam secara hidroponik pasti sering mengalami buah-buahan yang kita tanam rusak, busuk dan tidak jarang hingga menyebabkan kematian pada tananam kesayangan kita ini. Ternyata faktor itu dapat disebabkan oleh lalat, lalat yang menghinggap di daun tanaman akan meletakan belatung telur yang menyebabkan tanaman kita rusak.

Terus, bagaimana cara untuk mengatasi hama lalat tersebut? Salah satunya dengan menggunakan pestisida alami yaitu dengan menggunakan jeruk nipis, silahkan simak ulasan berikut ini:


Ikuti kami untuk tips dan agrobisnis seputar hidroponik 
Share:

Rabu, 23 Maret 2016

Step by Step | Budidaya Melon Golden Hidroponik

Buah melon golden merupakan buah yang segar, mudah dicerna, berbau harum. Melon mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Yaitu, untuk mencegah serangan jantung, mencegah kanker, menjaga kesehatan mata, membasmi radikal bebas, mencegah stroke, meredakan perut mules, menyehatkan kulit, menurunkan berat badan, dll.



Melon termasuk dalam suku timun-timunan. Masih satu kerabat dengan semangka, blewah dan timun suri. Seperti halnya suku timun-timunan lain, melon tumbuh merambat tetapi tidak bisa memanjat.

SISTEM HIDROPONIK YANG DIGUNAKAN:
1. Dutch Bucket
2. DFT dengan PVC 3" atau 4"
3. Irigasi tetes
Silahkan anda pilih yang termudah menurut anda.

BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN :
1. Benih melon golden  ........ (bisa anda dapatkan di sini)
2. Rockwool .............. (bisa anda dapatkan di sini)
3. Nutrisi AB mix untuk buah, diencerkan terlebih dahulu menjadi nutrisi siap pakai (bisa anda dapatkan di sini)
4. Air sumur, air hujan, atau air tetesan AC
5. Aki zuur (mengandung asam sulfat : H2SO4), (bisa anda dapatkan di bengkel motor)
    !! Harap hati-hati menggunakan cairan ini !!

PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
1. Netpot diameter 5 cm ... (bisa anda dapatkan di sini)
2. pH meter ....................... (bisa anda dapatkan di sini)
3. TDS meter ..................... (bisa anda dapatkan di sini)

CARA SEMAI BENIH:
1. Rendam benih  melon selama ± 1 jam!
2. Potong rockwool bentuk dadu, dengan ukuran (2,5 x 2,5 x 2,5) cm³, dan letakkan di atas nampan!
3. Buat lubang sedalam 1 cm di permukaan potongan rockwool!
4. Taruh benih melon ke dalam lubang!
5. Satu lubang  berisi 1 biji melon.
6. Basahi rockwool dengan air sampai lembab! !! Jangan terlalu basah !!
7. Letakkan di tempat yang terkena cahaya matahari tidak langsung.
8. !! PENTING !! Usahakan selalu lembab, dengan menyemprotkan air saat pagi dan sore selama masa semai.
9. !! PENTING !! Setelah muncul daun, pastikan daun terkena matahari langsung!
10. melon siap dipindahkan ke rak hidroponik setelah tinggi tanaman ± 5 cm.
11. melon memiliki masa semai, antara 10 sampai 14 hari,

CARA MEMBUAT LARUTAN NUTRISI:
1. Siapkan air ke dalam tandon.
2. Tambahkan aki zuur sedikit saja (± 5 mL untuk setiap 50 L air) tetes-tetes sambil diukur dengan pH meter) sampai pH = 5.5
3. Tambahkan nutrisi siap pakai (ab mix untuk buah) ke dalam larutan sesuai dengan jadwal sbb:

Umur 1 - 21 HST 1000 ppm
Umur 22 - 49 HST 1400 ppm
Umur 50 HST - panen 1750 ppm
    Kadar nutrisi diukur dengan alat TDS meter dengan satuan ppm.
    HST : Hari Setelah Tanam
4. Larutan nutrisi ini anda sirkulasi dengan pompa, atau hanya dengan larutan yang diam (tanpa sirkulasi). Anda juga bisa memadukan keduanya, dengan mengalirkan nutrisi setiap pagi dan sore saja, selebihnya hanya air nutrisi diam. Namun, saat buah melon sudah mulai besar, anda harus terus mengalirkan sirkulasi nutrisi saat siang hari full.

CARA PEMILIHAN DAN PENYERBUKAN BUAH MELON:
1. Satu tanaman melon hanya dipilih 1-2 buah melon, itu pun kalau belum punya pengalaman disarankan hanya 1 buah per batang tanaman. Hehe, sedih ya, cuma satu. Hal ini agar buah yang dihasilkan besar-besar tentunya.
2. Pilihlah bunga yang berada pada cabang ke-9 sampai ke-13.
3. Lakukan penyerbukan buatan dengan menyentuh bunga saat kelembaban diatas 80%, umunya saat pagi hari banyak embun.
4. Setelah muncul buah kecil, pilihlah 3-4 buah yang terbaik. Terbaik disini maksudnya adalah mempunyai bentuk yang bagus, dan ukuran paling besar.
5. Seleksilah lagi setelah buah lebih besar, hingga yang dipelihara cukup 1-2 buah sampai panen.

CARA MEMANEN:
1. Anda dapat memanen melon setelah umur 60 HST.
2. Memotong tangkai buah sekitar 3 cm dari pangkal agar buah bisa tahan lama. 

Anda sudah dekat sekali dengan kesuksesan, dengan hanya mulai mencoba. Mimpi anda sudah hampir menjadi kenyataan, dengan bangun dari mimpi dan mewujudkan mimpi anda. Ingat! Semua hal selalu sulit saat akan memulai, namun menjadi mudah setelah dilakukan.

Mari menanam melon, dan berikan hasil panen dari sentuhan lembut tangan anda. Semoga Indonesia menjadi lebih baik.

<br />
<div style="text-align: center;">
<a class="button" href="http://www.hidroponikstore.com/" target="blank">Mulai berkebun sekarang!</a>
</div>
<br />
Share:

Kamis, 17 Maret 2016

Step by Step | Menanam Cabe dengan Hidroponik

Siapa sih yang nggak tahu sama sayur ini? Idola di seluruh negeri Indonesia ini. Laki-laki, perempuan, anak muda dan orang tua semuanya suka.

Di Indonesia kebutuhan cabe itu sangat besar karen mayoritas rakyat Indonesia menyukai masakan pedas. Akibat permintaan yang terlalu besar itulah kadang-kadang harga cabe tidak stabil dikarenakan produksi tidak mencukupi permintaan. Pada tahun 2015 kebutuhan cabe di Indonesia mencapai 837 ton (dikutip dari detikfinance).

Bagaimana sih cara menanam cabe secara hidroponik? Tidak susah kok. Saya akan tunjukan kepada anda cara yang paling mudah untuk menanam smpai panen cabe dengan hidroponik. Sistem yang paling mudah untuk menanam hidroponik ini adalah dengan sistem DFT dari pipa PVC 3 inch. Berikut langkah-langkahnya:

BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN :
1. Benih cabe ........ (bisa anda dapatkan di sini)
2. Rockwool .............. (bisa anda dapatkan di sini)
3. Nutrisi AB mix, diencerkan terlebih dahulu menjadi nutrisi siap pakai (bisa anda dapatkan di sini)
4. Air sumur, air hujan, atau air tetesan AC
5. Aki zuur (mengandung asam sulfat : H2SO4), (bisa anda dapatkan di bengkel motor)
    !! Harap hati-hati menggunakan cairan ini !!

PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
1. Netpot diameter 5 cm ... (bisa anda dapatkan di sini)
2. pH meter ....................... (bisa anda dapatkan di sini)
3. TDS meter ..................... (bisa anda dapatkan di sini)
4. Hidroponik sistem DFT dengan pipa PVC 3"

CARA SEMAI BENIH:
1. Rendam benih cabe selama ± 1 jam sampai benih terendam.
2. Potong rockwool bentuk dadu, dengan ukuran (2,5 x 2,5 x 2,5) cm³, dan letakkan di atas nampan!
3. Buat lubang sedalam 1 cm di permukaan potongan rockwool!
4. Taruh benih cabe ke dalam lubang.
5. Satu lubang bisa berisi 1 biji cabe.
6. Basahi rockwool dengan air sampai lembab! !! Jangan terlalu basah !!
7. Letakkan di tempat yang terkena cahaya matahari tidak langsung disamping rumah atau di bawah pohon.
8. !! PENTING !! Pastikan rockwool selalu lembab, dengan menyemprotkan air saat pagi dan sore selama masa semai.
9. !! PENTING !! Setelah muncul daun, pastikan daun terkena matahari langsung!
10. Cabe siap dipindahkan ke rak hidroponik setelah tinggi tanaman ± 4 cm, atau memiliki 3 helai daun.
11. Cabe memiliki masa semai  antara 7 sampai 10 hari.

CARA MEMINDAH BENIH KE RAK HIDROPONIK:
1. Pindahkan cabai kecil dengan memegang rockwool ke dalam netpot dengan hati-hati.
2. Letakkan  dalam netpot kemudian dimasukkan ke dalam lubang PVC.
3. Alirkan larutan nutrisi ke dalam pipa PVC.
4. !! PENTING !! Pastikan akar menyentuh larutan nutrisi.

CARA MEMBUAT LARUTAN NUTRISI:
1. Siapkan air ke dalam tandon.
2. Tambahkan aki zuur sedikit saja (± 5 mL untuk setiap 50 L air) tetes-tetes sambil diukur dengan pH meter) sampai pH = 6.0 - 6.5
3. Tambahkan nutrisi siap pakai ke dalam larutan sesuai dengan jadwal sbb:

Umur 1 - 14 HST 1000 ppm
Umur 15 - 28 HST 1260 ppm
Umur 29 HST - panen 1540 ppm
    Kadar nutrisi diukur dengan alat TDS meter dengan satuan ppm.
    HST : Hari Setelah Tanam
4. Larutan nutrisi ini bisa anda sirkulasi dengan pompa, atau hanya dengan larutan yang diam (tanpa sirkulasi). Anda juga bisa memadukan keduanya, dengan mengalirkan nutrisi setiap pagi dan sore saja, selebihnya hanya air nutrisi diam.

CARA MEMBUAT LANJARAN CABE:
1. Siapkan tali senar pancing untuk lanjaran.
2. Cabe diberi lanjaran saat umur 15 hst.
3. Ikatkan tali senar pancing dari PVC (dekat tanaman cabe) kemudian ikatkan ke bagian atas sehingga tali senar menjadi tegang.
4. Sandarkan tanaman cabe ke senar yang tegang.

CARA MEMANEN:
1. Anda dapat memanen cabe setelah umur 75-85 hst.
2. Panen cabe dilakukan dengan cara memetik buah dan tangkainya.
3. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal.
4. Panen dilakukan berulang-uang, yaitu 2-5 hari sekali tergantung luas penanaman.

Mudah bukan untuk menanam cabe secara hidroponik? Dengan kita menanam cabai sendiri kita tidak perlu pusing untuk memikiran harga cabe yang cenderung kurang stabil dan pastinya terjamin kualitasnya.

Indonesia  membutuhkan orang seperti anda untuk membangun negeri ini. Singkirkan cangkul anda dan mulailah menanam dan menghasilkan cabe yang paling baik dengan hidroponik. Semoga sukses ya!!!



Share:

Selasa, 15 Maret 2016

Step by Step | Menanam Seledri Hidroponik

Alhamdulillah, saya masih diberi kesempatan untuk menulis pengalaman saya. Ya! Masih seputar hidroponik. Kali ini saya akan menuliskan pengalaman saya menanam seledri dengan hidroponik yang paling sederhana, yaitu dengan pipa PVC.

Saya selalu menyarankan untuk pemula, agar membuat hidroponik dengan PVC untuk proyek pertamanya. Mengapa? Karena itu mudah dibuat dan bisa ditanami apa saja, sayuran buah, sayuran daun, buah melon, dll. Anda bisa ganti-ganti sesuai dengan kehendak anda.

Seledri itu termasuk aromatic vegetable, itu kata temen saya yang berprofesi sebagai cheff. Sedikit saja seledri dimasukkan ke masakan, aromanya langsung menyebar. Untuk menanam seledri ini tidak terlalu sulit, namun memang memerlukan waktu yang panjang.

BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN :
1. Benih seledri  ........ (bisa anda dapatkan di sini)
2. Rockwool .............. (bisa anda dapatkan di sini)
3. Nutrisi AB mix, diencerkan terlebih dahulu menjadi nutrisi siap pakai (bisa anda dapatkan di sini)
4. Air sumur, air hujan, atau air tetesan AC
5. Aki zuur (mengandung asam sulfat : H2SO4), (bisa anda dapatkan di toko spare part motor)
    !! Harap hati-hati menggunakan cairan ini !!

PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
1. Netpot diameter 5 cm ... (bisa anda dapatkan di sini)
2. pH meter ....................... (bisa anda dapatkan di sini)
3. TDS meter ..................... (bisa anda dapatkan di sini)
4. Hidroponik sistem DFT dengan pipa PVC 3"

CARA SEMAI BENIH:
1. Rendam benih seledri selama ± 1 jam!
2. Potong rockwool bentuk dadu, dengan ukuran (2,5 x 2,5 x 2,5) cm³, dan letakkan di atas nampan!
3. Buat lubang sedalam 1 cm di permukaan potongan rockwool!
4. Taruh benih seledri ke dalam lubang!
5. Satu lubang bisa berisi 10 - 15 biji seledri.
6. Basahi rockwool dengan air sampai lembab! !! Jangan terlalu basah !!
7. Letakkan di tempat yang terkena cahaya matahari tidak langsung.
8. !! PENTING !! Usahakan selalu lembab, dengan menyemprotkan air saat pagi dan sore selama masa semai.
9. !! PENTING !! Setelah muncul daun, pastikan daun terkena matahari langsung!
10. Seledri siap dipindahkan ke rak hidroponik setelah tinggi tanaman ± 4 cm.
11. Seledri memiliki masa semai yang lama, antara 7 sampai 14 hari, jadi anda harus sabar yaaa.

CARA MEMINDAH BENIH KE RAK HIDROPONIK:
1. Pindahkan seledri kecil dengan memegang rockwool ke dalam netpot dengan hati-hati.
2. Letakkan seledri dalam netpot ke dalam lubang PVC.
3. Alirkan larutan nutrisi ke dalam pipa PVC.

CARA MEMBUAT LARUTAN NUTRISI:
1. Siapkan air ke dalam tandon.
2. Tambahkan aki zuur sedikit saja (± 5 mL untuk setiap 50 L air) tetes-tetes sambil diukur dengan pH meter) sampai pH = 6.5
3. Tambahkan nutrisi siap pakai ke dalam larutan sesuai dengan jadwal sbb:
Umur 1 - 14 HST 1000 ppm
Umur 15 - 28 HST 1500 ppm
Umur 29 HST - panen 1700 ppm
    Kadar nutrisi diukur dengan alat TDS meter dengan satuan ppm.
    HST : Hari Setelah Tanam
4. Larutan nutrisi ini bisa anda sirkulasi dengan pompa, atau hanya dengan larutan yang diam (tanpa sirkulasi). Anda juga bisa memadukan keduanya, dengan mengalirkan nutrisi setiap pagi dan sore saja, selebihnya hanya air nutrisi diam.

CARA MEMANEN:
1. Anda dapat memanen seledri setelah umur 1 - 3 bulan, tergantung varietas tanaman.
2. Panen seledri dilakukan dengan cara memotong tangkai yang sudah tua.
3. Potonglah tangkai yang tua dengan hati-hati, jangan sampai merusak anakan seledri.
4. Panen dilakukan berulang-uang, yaitu 5-6 hari sekali.
5. Panen seledri berhenti setelah anakan seledri tidak produktif lagi.

Bagaimana? Mudah kan? Menanam seledri hidroponik tidak terlalu sulit. Dengan hidroponik tidak pernah ada kegiatan menyiangi rumput. Anda dapat menghemat tenaga dan waktu yang banyak.

Ingat! Banyak orang yang berhasil karena mencoba, dan banyak orang yang tidak pernah mencoba karena selalu menunda. Waktu yang paling baik untuk menanam adalah SEKARANG JUGA!



Share:

Kamis, 10 Maret 2016

MENANAM CABE HIDROPONIK


Bagi Anda yang sangat menyukai cabe, alangkah senangnya bila Anda bisa mengonsumsi cabe kapan saja, sesuai yang Anda inginkan. Meski lahan untuk bercocok tanam semakin menyempit, terutama bagi yang tinggal di daerah perkotaan, tak ada salahnya mencoba cara hidroponik. Bila Anda menyukai cabe, mungkin saatnya mencoba hidroponik cabe.


Bagaimana cara melakukan hidroponik cabe? Salah satu media pendukung untuk kegiatan ini adalah green house, yaitu rumah kaca yang berfungsi sebagai pelindung tanaman dari radiasi langsung sinar matahari dan kondisi-kondisi alam lainnya, seperti: suhu udara, kelembapan, hujan, hingga serangan hama penyakit.
Namun, di Indonesia, tidak semua green house benar-benar dibuat dari kaca, terutama di bagian atap. Selain kaca, ada juga yang menggunakan plastik, paranet, asbes, dan seng. Saat ini, atap plastik termasuk yang paling banyak digunakan di Indonesia, terutama karena bahannya cocok sekali untuk lingkungan beriklim tropis. Tidak hanya itu, pemakaian plastik juga banyak diterapkan untuk barang-barang berkualitas ekspor.
Setelah green house tersedia, apa langkah selanjutnya bila Anda ingin menghasilkan tanaman hidroponik cabe?

1.    Tahap awal: persediaan dan persiapan
Siapkan benih atau biji sebelum melakukan penyemaian, transplantasi, perawatan, serta pemberian nutrisi dan pembuahan. Anda bisa memilih cabe lokal atau cabe impor. Bagi pemula, pilihlah cabe rawit untuk hidroponik cabe. Pilih yang sudah matang sempurna, keluarkan benih dan bijinya, lalu jemur dan angin-anginkan sampai kering. Jangan letakkan benih dan biji di tempat lembap. Solusi lain? Belilah bibit dari toko yang menjual keperluan pertanian dan bercocok tanam.

2.    Tahap penyemaian
Siapkan:
-       Benih cabe
-       Air hangat
-       Kain flanel atau kertas koran
-       Plastik
-       Net pot atau neti pot (pot untuk irigasi)
-       Rockwool (media penanaman yang terbuat dari bebatuan)
Rendam biji cabe dalam air hangat selama 10 menit, lalu semailah. Setelah itu, letakkan biji cabe di atas kain flanel atau koran yang lembap. Lipat kain atau koran untuk membungkus biji cabe dan masukkan ke dalam plastik. Setelah mulai berkecambah (sekitar tiga sampai lima hari), pindahkan ke rockwool lalu masukkan ke dalam net pot.

3.    Tahap transplanting
Benih cabe di dalam net pot diberi nutrisi hidroponik Abmix dalam porsi normal untuk sayuran daun hijau. Jangan terkena sinar matahari secara langsung. Jika sudah mulai berdaun, pindahkan bibit ke dalam pot atau polybag, lalu isi dengan media porous seperti sekam atau sekam bakar dicampur hidroton, pasir kerikil, pecahan genting atap, atau zeolit. Setelah itu, silakan pilih: mau menggunakan sistem wick, deep water culture, atau masih dengan polybag dengan penyiraman harian.


Selamat mencoba dan semoga sukses memetik cabe dari hasil tanam sendiri!
Share:

Selasa, 08 Maret 2016

Cara Bertanam Hidroponik


Menurut pengamatan saya, sebenarnya banyak di antara kita yang menyukai aktivitas bercocok tanam, bermimpi bisa menanam sendiri sayuran dan buah-buahan di pekarangan rumah dan menikmati momen ketika tunas-tunas mulai tumbuh atau saat panen tiba. Namun karena keterbatasan lahan, banyak orang yang mengurungkan niatnya untuk berkebun.  Padahal dalam lahan sempit sekalipun, kita tetap bisa melakukannya secara hidroponik. Tanpa menggunakan media tanah dan dengan media penopang yang lebih compact, berkebun bisa dilakukan tanpa harus memakan banyak ruang. Ingin tahu lebih jelas mengenai cara bertanam hidroponik? Yuk, mari kita kaji metode ini bersama-sama.

Hidroponik adalah teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman melalui media air dan tanpa menggunakan tanah. Hidroponik sendiri bisa dikategorikan menjadi dua sistem, yaitu aktif dan pasif. Pada sistem pasif, air yang kaya nutrisi akan diserap langsung oleh akar tanaman tanpa melalui proses sirkulasi. Sedangkan pada sistem aktif, air dan nutrisi yang dicampurkan ke dalam media tanam dibuat bergerak dan bersirkulasi dengan bantuan pompa.

Berikut ini adalah beberapa cara bertanam hidroponik yang bisa dilakukan secara pasif maupun aktif:

1.        Sistem hidroponik pasif
·      Sistem sumbu atau wick system
Sistem ini merupakan cara hidroponik yang paling sederhana, yaitu dengan menggunakan pot atau netpot yang dihubungkan ke wadah cairan bernutrisi melalui perantara sumbu. Prinsip kerjanya mengadaptasi cara kerja kompor,  yaitu menjadikan sumbu sebagai perantara penyerap air untuk mendapatkan nutrisi bagi tanaman.

·      Sistem rakit terapung
Sistem ini digunakan untuk skala menanam yang lebih besar, yaitu dengan menempatkan tanaman pada netpot yang dipasang pada lembaran stereofoam lebar yang dilubangi dan dibiarkan terapung pada bak luas yang berisi cairan nutrisi. Akar akan mengambil nutrisi langsung dari air tanpa melalui perantara, dan tanaman akan tumbuh besar di atas rakit terapung tersebut.

2.        Sistem hidroponik aktif
·      Sistem sumbu dengan aerator
Sistem ini pada dasarnya adalah sistem sumbu biasa, namun media yang digunakan lebih besar dengan tambahan aerator atau mesin penghasil gelembung udara (yang sering dipakai pada aquarium). Tujuan penambahan aquator ini adalah agar tanaman mendapatkan oksigen yang cukup dan nutrisinya bisa terserap secara lebih merata. 

·      Sistem nutrient film technique (NFT)
NFT merupakan model budidaya hidroponik yang menempatkan tanaman pada sebuah instalasi lapisan air dangkal yang disirkulasikan secara terus-menerus menggunakan bantuan pompa. Dengan cara ini, akar dapat berkembang dalam nutrisi, dan bagian lainnya berkembang di atasnya.
http://hidroponikstore.com/produk/nft-farmer-28-lubang/

·         Sistem drip
Sistem ini dilakukan dengan cara membuat instalasi tanam dengan meneteskan cairan nutrisi melalui selang-selang kecil ke netpot dengan menggunakan pengatur waktu. Istalasi sistem ini cukup kompleks sehingga kerap dilakukan untuk budidaya skala besar.

·         Sistem aeroponik
Aeroponik merupakan cara bercocok tanam di udara dengan menyemprotkan nutrisi ke akar tanaman yang ditempatkan secara menggantung menggunakan irigasi sprinkler. Air berisi larutan hara yang disemburkan akan berbentuk kabut, sehingga akar tanaman akan dengan mudah menyerap nutrisi tersebut.

Sebagai pemula sebaiknya Anda mencoba terlebih dahulu sistem hidroponik pasif dengan memanfaatkan berbagai barang bekas yang ada di sekitar rumah, setelahnya jika dirasa mampu, Anda bisa meningkatkannya dengan membuat instalasi sederhana dengan sistem pengairan aktif. Jadi, apakah Anda berminat untuk  menerapkan cara bertanam hidroponik di rumah?
Share:

Rabu, 02 Maret 2016

“Hidroponik: Alternatif Bercocok Tanam di Masa Depan”

Pengertian Hidroponik 

Menyempitnya lahan hijau yang dapat ditanami tanaman, terutama di daerah perkotaan, membuat para pencinta lingkungan harus menempuh beberapa alternatif lain untuk mencegah, memperlambat, dan jika memungkinkan, memperbaiki kerusakan lingkungan. Salah satunya adalah dengan cara menanam hidroponik. Apakah pengertian hidroponik? Mengapa hidroponik dapat menjadi alternatif yang sangat penting bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat?



Menurut website Tips Berkebun (dari http://www.tipsberkebun.com/apa-itu-hidroponik.html), hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Hidroponik sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydroponic. Pengertian hidroponik menurut bahasa tersebut harus dibagi dua, yaitu hydro yang berarti air dan ponous yang berarti kerja. Dengan kata lain, tanaman yang ditanam dengan sistem tersebut membutuhkan air yang harus diperkaya dengan beragam nutrisi, agar dapat tumbuh dengan sehat, segar, dan bermanfaat bagi manusia.

Pengertian lain dari hidroponik adalah bercocok tanam yang ramah lingkungan, karena cara tanam seperti ini tidak membutuhkan pestisida atau herbisida yang dapat meracuni hasil tanaman.

Bagi Anda yang senang dengan kegiatan berkebun, hidroponik adalah hobi yang menyenangkan. Anda dapat bereksperimen dengan tanaman yang ingin Anda budidayakan, meski dengan lahan yang seadanya (tidak luas). Bagi yang ingin mempunyai bisnis sampingan di bidang holtikultura, hidroponik adalah lahan yang amat menjanjikan. Tidak hanya hasilnya dapat dinikmati sendiri, Anda juga dapat menjualnya kepada mereka yang tertarik atau membutuhkan. Misalnya: Anda ingin menanam sayur atau buah-buahan. Anda suka paprika, timun, tomat, dan sayuran hijau? Selain dapat menghemat uang belanja bulanan, Anda juga dapat menambah penghasilan.

Namun, bagi mereka yang kurang tertarik dan bahkan skeptis, hidroponik dianggap kegiatan yang merepotkan, terutama bila pelakunya tidak suka bermain dengan bahan-bahan bercocok tanam karena kotor. Padahal, dengan semakin menyempitnya lahan untuk bercocok tanam, hidroponik justru menjadi solusi ampuh bagi kesehatan lingkungan, alternatif budidaya pangan, hingga peningkatan ekonomi lewat kegiatan agraria. Pemerintah Bandar Lampung (menurut Republika, dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/02/06/o24vi3284-warga-didorong-kembangkan-tanaman-hidroponik) bahkan telah mengajak masyarakatnya untuk mulai menggiatkan bercocok tanam secara hidroponik.

 Jenis Hidroponik 

Hidroponik terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Hidroponik dengan sistem aktif 

Hidroponik yang dilakukan dengan sistem aktif adalah cara bercocok tanam di mana larutan air dan nutrisi dibuat bergerak dan bersirkulasi dengan memakai pompa air. Contoh: DFT (Deep Flow Technique), NFT (Nutrient Film Technique), dan Aeroponik.

http://hidroponikstore.com/produk/nft-farmer-28-lubang/
Hidroponik Sistem NFT
2. Hidroponik dengan sistem pasif 

Kebalikan dengan sistem aktif, hidroponik yang dilakukan dengan sistem pasif adalah cara bercocok tanam di mana larutan yang kaya akan nutrisi diserap oleh medium dan kemudian diteruskan ke akar tanaman tanpa sirkulasi. Contoh: hidroponik dengan sistem sumbu atau wick. Agar masyarakat semakin banyak yang semakin tertarik untuk terlibat, hidroponik harus terus disosialisasikan.

Sumber:
http://www.tipsberkebun.com/apa-itu-hidroponik.html
http://belajarberkebun.com/pengertian-tanaman-hidroponik.html
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/02/06/o24vi3284-warga-didorong-kembangkan-tanaman-hidroponik
Share:

Jumat, 19 Februari 2016

9 Jenis Hama Tanaman Hidroponik yang Wajib Anda Ketahui

Hama sebenarnya makhluk hidup yang sedang mencari makan untuk kelangsungan hidupnya. Namun keberadaannya yang sering memakan daun sayuran menjadikan hama termasuk organisme yang diperangi oleh petani. Untuk tanaman hidroponik, bukan berarti tanaman bebas dari serangan hama, tetap saja ada hama yang mengancam pertumbuhan tanaman.

Sebagai petani tanaman hidroponik, tentunya wajib mengetahui hama apa saja yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Petani wajib tahu berbagai macam hama, dan nantinya petani wajib tahu bagaimana cara menghilangkan hama. Berikut, hidrafarm merangkum 9 jenis hama tanaman hidroponik yang wajib anda ketahui.

1. Ulat

Hama ulat ini sebenarnya sudah sangat populer di kalangan petani. Pasalnya popularitas ulat ini sendiri memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan menjadi musuh bebuyutan bagi para petani. Juga termasuk pada petani yang tanamannya seringkali diserang oleh hama ulat. Salah satu jenis ulat yang seringkali menyerang tanaman cabai adalah ulat grayak/spodoptera litura.
Ulat jenis ini mampu memakan daun hingga benar-benar habis dalam waktu yang singkat, sehingga dapat menyebabkan kemampuan fotosintetis dari tanaman cabai menjadi terganggu. Pada serangan yang masuk dalam tahap massif menjadikan ulat grayak ini memakan habis seluruh bagian daun, bahkan hanya sekedar menyisakan tulang-tulang daunnya saja.

2. Semut
 Semut adalah hama utama di pertanian dan perkotaan, yang dapat merusak tanaman dan menyerang wilayah pemukiman baik di luar maupun di dalam ruangan.

3. Lalat Buah
Lalat buah merupakan salah satu serangga hama yang menyerang tanaman buah-buahan di lapangan. Spesies lalat buah dari famili Tephritidae yang menjadi hama tanaman mencapai 4.500 spesies, dan terdapat 20 spesies dari genus Bactrocera merupakan hama penting pada buah-buahan dan sayuran di Asia (Vijaysegaran, 1998). Bactrocera spp. memiliki inang yang cukup banyak seperti: jeruk, mangga, pepaya, nangka, alpokat, pisang, tomat, apel, nenas, pear, aprikot, terong, jambu dan melon.

Kehilangan hasil akibat serangan lalat buah di Indonesia cukup besar. Hal ini disebabkan karena stadia yang merusak adalah larva yang menyerang langsung pada buah tanaman. Pada tanaman cabai kehilangan hasil dapat mencapai 80%. Luas serangan lalat buah diperkirakan 4.700 ha dengan kerugian Rp. 21,99 miliar pada tahun 2002. Dalam menanggulangi hama ini, petani telah melakukan pengendalian secara alami, diantaranya dengan pembungkusan buah, pengurungan tanaman dengan jaring plastik, pengasapan di sekitar pohon dan lainnya. Usaha ini memungkinkan untuk luasan lahan yang relatif sempit, tetapi tidak efisien untuk lahan yang luasnya puluhan hektar. Pengendalian lain yang telah dilakukan adalah pemandulan jantan, kimiawi dan memakai perangkap dengan menggunakan atraktan/penarik.

4. Thrips

Hama Thrips (trhips tabaci) merupakan hama yang paling berbahaya bagi tanaman, terutama tanaman cabe. Hama ini menyerang pada daun tanaman terutama pada daun muda atau bagian pucuk tanaman. Gejala awal yang mudah dideteksi adalah jika ditemukan daun keriting dan menggulung ke atas. Akibat dari serangan hama thrips adalah daun keriting, kering lalu mati. Pertumbuhan tanaman akan terganggu dan produktifitas menurun. Pada serangan hebat bisa mengakibatkan gagal panen, karena tanaman tidak mampu berproduksi sama sekali. Serangan hama thrips juga mengakibatkan bunga-bunga kering dan rontok. Serangan pada tanaman muda menyebabkan kelayuan.

5. Tungau tanaman (Mite)
Hama tungau bersembunyi di balik daun. Hama tungau menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun di dalam jaringan mesofil hingga jaringan itu rusak. Akibatnya klorofil pada daun menjadi rusak dan menghambat proses fotosintesis tanaman. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecokelatan dan akhirnya menghitam. Daun menjadi keriting dan menggulung kearah bawah, menebal, berbentuk seperti sendok terbalik. Bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus.

6. Kutu Kebul (Bemisia Tabaci)
Kutu kebul ( bemisia tabaci ) atau dipanggil juga kutu putih, secara internasional dikenal dengan silverleaf whitefly, merupakan salah satu dari lalat putih yang saat ini termasuk hama penting pertanian budidaya. Kutu kebul diklasifikasikan ke dalam keluarga Aleyrodidae, sub-urutan besar serangga, Homoptera.
Kutu kebul tumbuh subur di seluruh dunia terutama di kawasan iklim subtropis dan tropis, seperti Indonesia. Sedangkan populasi di kawasan iklim sedang tidak terlalu besar. Lingkungan dengan suhu dingin bahkan sering menyebabkan kematian larva dan lalat dewasa.
Tanaman yang dipengaruhi oleh kutu kebul sangat beragam, mencakup tanaman sayuran seperti: tomat, labu, mentimun, terong, okra, buncis dan kacang-kacangan, brokoli, kembang kol, kubis, melon, kapas, wortel, ubi jalar, dan sayuran lainnya. Bahkan banyak dari jenis tanaman buah seperti mangga, rambutan, anggur, jeruk, dll., tak luput dari serangannya.


7. Penggorok daun 
Hama Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis) – Hama ini dikenal juga dengan sebutan leaf miner, merupakan spesies lalat dari genus Liriomyza dan keluarga Agromyzidae. Lalat ini menyerang daun tanaman dengan cara meletakkan telur di bagian epidermis daun. Setelah telur menetas dan berubah menjadi larva, akan menggorok dan masuk ke dalam jaringan mesofil daun. Sehingga jaringan daun menjadi kosong, dan menampakkan bercak berwarna putih atau keperakan di atas permukaan daun.

8. Belalang
Belalang adalah salah satu serangga pemakan daun yang sangat mengganggu tanaman produktif petani. Hama satu ini menyerang dalam bentuk koloni atau kelompok. Tak jarang semua cara telah dilakukan untuk membasmi hama ini, namun hasilnya selalu nihil karena beberapa memang mati namun sebagian besar masih saja menyerang tanaman. Mungkin Anda sedang kebingungan dan panik mengatasi serangan belalang yang dapat mengurangi kualitas tanaman dan hasil panen.

OOps....salah gambar ....

9. Jangkrik
Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yg serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yg menempel di daun. Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan & daun tempat berlindung yg tercemar jamur harus dibuang.
Share:

Rabu, 17 Februari 2016

Tanaman Hidroponik Disemai Menggunakan Kain Flanel

Sobat berkebun hidroponik hidrafarm, tanaman hidroponik akan tumbuh dengan baik jika diawali dengan semai benih yang baik pula. Semai benih yang baik menumbuhkan tanaman hidroponik yang baik, begitu pula sebaliknya. Tahap pertama belajar hidroponik adalah semai benih dngan benar. Jika telah dapat menyemai tanaman hidroponik dengan baik, maka akan mudah pada tahap berikutnya.

Banyak sekali media tanam untuk semai benih. Rockwool, cocopeat, arang sekam, dll. Memang rockwool media tanam yang paling praktis, namun jika anda kesulitan untuk mendapatkan rockwool, anda bisa menggunakan kain flannel sebagai alternatifnya. Nah! Pada kesempatan ini, saya akan menunjukkan kepada anda cara menyemai benih dengan kain flanel.


Kain flanel dapat anda cari di toko kain, dengan harga berkisar Rp. 35.000/meter. Jika anda membeli 1 meter saja, anda sudah mendapatkan banyak sekali kain flanel untuk menyemai benih. Kain flanel mempunyai sifat mudah menyerap air, mempunyai daya kapilaritas tinggi, dan mampu menyimpan air dalam waktu lama. Hal ini membuat tanaman menjadi lembab, yang akan memudahkan untuk tumbuh.

Tanaman Hidroponik Disemai Menggunakan Kain Flanel 

1. Pertama tentunya anda harus menyiapka kain flanel yang sudah anda beli, dan potong membentuk persegi panjang. Basahi kain flanel tersebut.

2. Benih yang akan anda tanam, misalnya cabe, harus anda rendam terlebih dahulu, karena tahap pertama perkecambahan adalah benih menyerap air sebanyak-banyaknya. Jika anda merendamnya, maka benih sudah melewati tahap pertama ini. Waktu merendam benih tidak perlu terlalu lama, sekitar 4 jam saja.

3. Untuk tanaman cabe, semakin pedas jenis cabenya, maka waktu perendaman lebih lama. Jika perlu gunakan campuran air dan bawang merah. Perlu anda ketahui, bawang, merah mengandung zat perangsang tumbuh alami.

4. Letakkan benih yang telah direndam diatas kain flanel yang basah. Ingat! Benih hanya butuh suasana yang lembab, dan tidak terlalu basah.

5. Selanjutnya anda perlu menutup benih dengan kain flanel basah di atas permukaan. Letakkan di tempat yang lembab. Jika anda ingin menutupnya dengan plastic hitam boleh saja, tetapi cukup 1 malam saja agar tidak terjadi etiolasi atau kecambah yang memanjang alias kutilang.

6. Setelah benih mulai berkecambah, cepat-cepat pindahkan ke media tanam arang, pecahan bata, atu pecahan batu karang. Jangan sampai terlambat terkena sinar matahari.

Begitu cara menyemai tanaman hidroponik dengan kain flanel, semoga semakin mahir menyemai ya.
Share:

Kamis, 04 Februari 2016

7 Langkah Menanam Paprika secara Hidroponik

Banyak orang beranggapan bahwa paprika susah ditanam,. Banyak juga yang ragu untuk menanam paprika karena peraatannya yang sulit. Namun, sebenarnya paprika bisa ditanam di mana saja. Di gunung, dataran rendah, bahkan di sekitar pantai yang panas.
Memang benar, menanam paprika di dataran tinggi di atas 1700 DPL menghasilkan tanaman yang tinggi dan buah yang besar. Namun, di dataran rendah dan sekitar pantai tanaman paprika tidak sebagus di dataran tinggi. Tetapi hal ini janganlah membuat kita yang berada di dataran rendah ragu untuk mencobanya.


Berikut 5 langkah mudah menanam paprika merah secara hidroponik.

1. Gunakan benih berkualitas
Pastikan anda selalu menggunakan benih yang berkualitas. Sebaiknya anda tidak menyemai benih paprika yang anda ambil dari buah paprika langsung. Sebab, hampir semua paprika yang dijual itu hasil dari tanaman hybrid, sehingga anakan yang tumbuh dari biji paprika akan berbeda dengan induknya, bahkan tanaman tidak bisa berbuah. Lebih baik anda membeli benih yang sudah dikemas, sehingga anda tidak perlu mengalami kegagalan dalam menanam.
2. Semai dalam keadaan lembab
Semailah biji paprika dalam keadaan lembab. Anda bisa mengunakan rockwool sebagai media tanamnya. Anda bisa menggunakan penutup untuk 1 hari sampai 2 hari setelah semai. Setelah muncul bakal tunas, segera beri dia sentuhan sinar matahari yang hangat. Jika anda menutup benih terlalu lama, tanaman anda bisa etiolasi. Anda tidak akan panen paprika, malah panen taoge.
Semai benih dibawah matahari langsung, namun tetap disemprot setiap pagi dan sore untuk menjaga kelembaban tanaman. Hati-hati saat hujan, segera teduhkan benih semaian anda. Atau jika anda mempunyai greenhouse, anda tidak perlu repot untuk memindahkannya. Masa semai benih paprika adalah 10 – 14 hari.
3. Tanam dengan hidroponik
Setelah 10 hari atau 14 hari, benih paprika sudah muncul 3 / 4 helai daun, dan sudah ada yang melebar. Pada keadaan ini, anda bisa memindahkannya untuk ditanam secara hidroponik. Anda bisa memilih NFT, DFT, fertigasi, atau system dutch bucket. Semua sistem hidroponik tersebut bisa anda gunakan untuk menanam paprika hidroponik.



4. Kontrol nutrisi dan pH
Nutrisi untuk paprika berbeda setiap pertumbuhannya. Pada umur 7 hari sampai 14 hari gunakan nutrisi dengan kepekatan 750 ppm dengan nutrisi AB mix. Selanjutnya pada umur 30 sampai 45 hari, di saat tanan mulai berbunga, anda bisa menggunaan nutrisi dengan kepekatan 1500 ppm. Setelah paprika mulai berbuah, anda bisa menggunakan nutrisi 3500 ppm. pH larutan hidroponik utuk paprika adalah 6,5. Anda bisa mengontrol nutrisi dan pH pada saat pagi dan sore. Anda bisa menggunakan TDS meter dan pH meter.
5. Kontrol suhu, kelembaban udara
Tanaman sangat bergantung dengan suhu dan cahaya. Suhu tanaman meningkat, reaksi fotosintesis untuk menumbuhkan makanan semakin cepat. Namun, jika suhu terlalu panas, tanaman akan layu dan metabolism berhenti bahkan menyebabkan tanaman mati. Suhu yang ideal untuk tanaman paprika adalah 18 °C sampai 23 °C.
Untuk mengukur kelembaban udara, anda bisa menggunakan alat hygrometer. Kelembaban udara yang cocok untuk menanam paprika adalah 80%. Untuk itu, paprika sulit ditanam pada musim panas, karena suhunya mencapai 43 °C dan kelembaban udara 50% pada siang hari yang terik.
Jika suhu terlalu panas, dan kelembaban terlalu rendah, anda bisa menggunakan peeneduh dengan paranet atau kain putih. Kemudian untuk meningkatkan kelembaban udara, anda bisa menggunakan semprot nozzle air ke udara di atas tanaman.
6. Berantas hama sedini mungkin
Hama tanaman pada paprika yang sering menyerang adalah lalat buah, yang akan membuat buah paprika busuk di dalam walaupun luarnya masih bagus. Anda bisa menggunakan tidankan preventif yaitu dengan menggunakan perangkap lalat buah yaitu cairan petrogenol.
7. Gunakan greenhouse atau screenhouse
Greenhouse merupakan investasi bernilai tinggi. Ketika anda menggunakan greenhouse atau screenhouse, anda tidak perlu terlalu pusing memikirkan hama tanaman. Greenhouse akan mengisolasi tanaman dari hama. Jika anda menggunakan ini, anda akan menghasilkan panen yang cantik bersih tanpa ada gigitan dari serangga.
Demikian sobat hidroponik semua, inilah beberapa langkah menanam paprika secara hidoponik. Selamat mencoba dan semoga berhasil ya.
Share:

Kamis, 21 Januari 2016

5 Langkah Jitu Semai Benih dengan Cepat dan Mudah

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menulis pengalaman saya tentang menyemai. Tentunya anda ada yang sudah menyemai tetapi hasilnya kurang bagus. Sudah bisa menyemai, tetapi tidak semua biji tumbuh menjadi tunas.

Nah! Pada kesempatan kali ini, ada langkah jitu agar semaian anda bisa tumbuh dengan cepat dan rata.

1. Rendamlah benih
Tahap pertama sebuah biji untuk tumbuh adalah biji menyerap air dalam jumlah yang banyak, sehingga inti tunas akan mulai tumbuh. Rendamlah biji/benih di dalam air selama kurang lebih 4 jam. Untuk biji yang susah tumbuh, seperti strawberry, seledri, parsley, bisa direndam menggunakan air garam atau air dengan bawang merah. Caranya dapat anda baca pada artikel Agar Cepat Muncul Tunas Menggunakan Bawang Merah.
2. Gunakan media yang baik
Media tanam yang baik digunakan adalah media tanam yang mampu menyerap air dan mampu menyimpannya dalam waktu lama. Beberapa jenis media tanam yang sering digunakan adalah rockwool, hidroton, arang sekam, dan cocopeat. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang rockwool saja, karena dialah yang paling mudah dan simpel.

Setelah biji direndam, masukkan biji ke dalam kubus rockwool yang telah dipotong dadu, lalu basahi dengan air.
3. Tempatkan pada NFT terbuka
Setelah semai, benih memerlukan kondisi yang lembab namun tidak terlalu basah. Kondisi yang lembab mempercepat tumbuhnya tunas, namun jika terlalu basah dan benih terendam air, yang terjadi adalah menjadi busuk dan tidak akan muncul tunas sama sekali.
Gunakan NFT terbuka, seperti gambar di bawah ini. Untuk sistem NFT nya anda bisa baca lebih lanjut pada artikel NFT (Nutrient Film Techniques).


4. Gunakan lampu saat malam
Cahaya merupakan faktor terpenting fotosintesis tanaman. Siang hari Allah SWT telah memberikan cahaya matahari untuk tumbuhan. Namun untuk mempercepat pertumbuhannya lagi, anda bisa menambah lama penyinaran dengan cahaya lampu. Saya menggunakan lampu neon LED yang 9 watt saja, biar ngirit listriknya.

Saya membandingkan dengan yang tanpa penyinaran malam hari, hasilnya pertumbuhan tunas lebih cepat dengan lampu. Selisihnya adalah sekitar 2 mm (tinggi tanaman) per/malam. Saya coba pada tanaman selada di daerah Cilacap yang panas, suhu siang 34°C, suhu malam 28°C, ketinggian permukaan tanah 20m DPL.
5. Jangan percaya saya
Ya benar! Ini hasil penelitian saya sendiri. Anda tidak boleh percaya begitu saja. Anda harus mencobanya sendiri dan berani berinovasi. Setiap tanaman akan berbeda pertumbuhannya, dan bergantung pada banyak faktor. Intensitas cahaya, kelembaban, jenis benih, kualitas air, dan tentu saja setiap orang punya gaya menanam sendiri.

Selamat mencoba sobat hidroponik, tetap bersemangat ya! Semoga karya kita bisa membantu Indonesia menjadi negara yang mandiri.


Share:

Kunjungi Halaman Kami

Cari Blog Ini

Blogroll

Like Us on Facebook

Trending now