Berkebun di mana saja

Jumat, 19 Februari 2016

9 Jenis Hama Tanaman Hidroponik yang Wajib Anda Ketahui

Hama sebenarnya makhluk hidup yang sedang mencari makan untuk kelangsungan hidupnya. Namun keberadaannya yang sering memakan daun sayuran menjadikan hama termasuk organisme yang diperangi oleh petani. Untuk tanaman hidroponik, bukan berarti tanaman bebas dari serangan hama, tetap saja ada hama yang mengancam pertumbuhan tanaman.

Sebagai petani tanaman hidroponik, tentunya wajib mengetahui hama apa saja yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Petani wajib tahu berbagai macam hama, dan nantinya petani wajib tahu bagaimana cara menghilangkan hama. Berikut, hidrafarm merangkum 9 jenis hama tanaman hidroponik yang wajib anda ketahui.

1. Ulat

Hama ulat ini sebenarnya sudah sangat populer di kalangan petani. Pasalnya popularitas ulat ini sendiri memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan menjadi musuh bebuyutan bagi para petani. Juga termasuk pada petani yang tanamannya seringkali diserang oleh hama ulat. Salah satu jenis ulat yang seringkali menyerang tanaman cabai adalah ulat grayak/spodoptera litura.
Ulat jenis ini mampu memakan daun hingga benar-benar habis dalam waktu yang singkat, sehingga dapat menyebabkan kemampuan fotosintetis dari tanaman cabai menjadi terganggu. Pada serangan yang masuk dalam tahap massif menjadikan ulat grayak ini memakan habis seluruh bagian daun, bahkan hanya sekedar menyisakan tulang-tulang daunnya saja.

2. Semut
 Semut adalah hama utama di pertanian dan perkotaan, yang dapat merusak tanaman dan menyerang wilayah pemukiman baik di luar maupun di dalam ruangan.

3. Lalat Buah
Lalat buah merupakan salah satu serangga hama yang menyerang tanaman buah-buahan di lapangan. Spesies lalat buah dari famili Tephritidae yang menjadi hama tanaman mencapai 4.500 spesies, dan terdapat 20 spesies dari genus Bactrocera merupakan hama penting pada buah-buahan dan sayuran di Asia (Vijaysegaran, 1998). Bactrocera spp. memiliki inang yang cukup banyak seperti: jeruk, mangga, pepaya, nangka, alpokat, pisang, tomat, apel, nenas, pear, aprikot, terong, jambu dan melon.

Kehilangan hasil akibat serangan lalat buah di Indonesia cukup besar. Hal ini disebabkan karena stadia yang merusak adalah larva yang menyerang langsung pada buah tanaman. Pada tanaman cabai kehilangan hasil dapat mencapai 80%. Luas serangan lalat buah diperkirakan 4.700 ha dengan kerugian Rp. 21,99 miliar pada tahun 2002. Dalam menanggulangi hama ini, petani telah melakukan pengendalian secara alami, diantaranya dengan pembungkusan buah, pengurungan tanaman dengan jaring plastik, pengasapan di sekitar pohon dan lainnya. Usaha ini memungkinkan untuk luasan lahan yang relatif sempit, tetapi tidak efisien untuk lahan yang luasnya puluhan hektar. Pengendalian lain yang telah dilakukan adalah pemandulan jantan, kimiawi dan memakai perangkap dengan menggunakan atraktan/penarik.

4. Thrips

Hama Thrips (trhips tabaci) merupakan hama yang paling berbahaya bagi tanaman, terutama tanaman cabe. Hama ini menyerang pada daun tanaman terutama pada daun muda atau bagian pucuk tanaman. Gejala awal yang mudah dideteksi adalah jika ditemukan daun keriting dan menggulung ke atas. Akibat dari serangan hama thrips adalah daun keriting, kering lalu mati. Pertumbuhan tanaman akan terganggu dan produktifitas menurun. Pada serangan hebat bisa mengakibatkan gagal panen, karena tanaman tidak mampu berproduksi sama sekali. Serangan hama thrips juga mengakibatkan bunga-bunga kering dan rontok. Serangan pada tanaman muda menyebabkan kelayuan.

5. Tungau tanaman (Mite)
Hama tungau bersembunyi di balik daun. Hama tungau menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun di dalam jaringan mesofil hingga jaringan itu rusak. Akibatnya klorofil pada daun menjadi rusak dan menghambat proses fotosintesis tanaman. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecokelatan dan akhirnya menghitam. Daun menjadi keriting dan menggulung kearah bawah, menebal, berbentuk seperti sendok terbalik. Bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus.

6. Kutu Kebul (Bemisia Tabaci)
Kutu kebul ( bemisia tabaci ) atau dipanggil juga kutu putih, secara internasional dikenal dengan silverleaf whitefly, merupakan salah satu dari lalat putih yang saat ini termasuk hama penting pertanian budidaya. Kutu kebul diklasifikasikan ke dalam keluarga Aleyrodidae, sub-urutan besar serangga, Homoptera.
Kutu kebul tumbuh subur di seluruh dunia terutama di kawasan iklim subtropis dan tropis, seperti Indonesia. Sedangkan populasi di kawasan iklim sedang tidak terlalu besar. Lingkungan dengan suhu dingin bahkan sering menyebabkan kematian larva dan lalat dewasa.
Tanaman yang dipengaruhi oleh kutu kebul sangat beragam, mencakup tanaman sayuran seperti: tomat, labu, mentimun, terong, okra, buncis dan kacang-kacangan, brokoli, kembang kol, kubis, melon, kapas, wortel, ubi jalar, dan sayuran lainnya. Bahkan banyak dari jenis tanaman buah seperti mangga, rambutan, anggur, jeruk, dll., tak luput dari serangannya.


7. Penggorok daun 
Hama Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis) – Hama ini dikenal juga dengan sebutan leaf miner, merupakan spesies lalat dari genus Liriomyza dan keluarga Agromyzidae. Lalat ini menyerang daun tanaman dengan cara meletakkan telur di bagian epidermis daun. Setelah telur menetas dan berubah menjadi larva, akan menggorok dan masuk ke dalam jaringan mesofil daun. Sehingga jaringan daun menjadi kosong, dan menampakkan bercak berwarna putih atau keperakan di atas permukaan daun.

8. Belalang
Belalang adalah salah satu serangga pemakan daun yang sangat mengganggu tanaman produktif petani. Hama satu ini menyerang dalam bentuk koloni atau kelompok. Tak jarang semua cara telah dilakukan untuk membasmi hama ini, namun hasilnya selalu nihil karena beberapa memang mati namun sebagian besar masih saja menyerang tanaman. Mungkin Anda sedang kebingungan dan panik mengatasi serangan belalang yang dapat mengurangi kualitas tanaman dan hasil panen.

OOps....salah gambar ....

9. Jangkrik
Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yg serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yg menempel di daun. Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan & daun tempat berlindung yg tercemar jamur harus dibuang.
Share:

Rabu, 17 Februari 2016

Tanaman Hidroponik Disemai Menggunakan Kain Flanel

Sobat berkebun hidroponik hidrafarm, tanaman hidroponik akan tumbuh dengan baik jika diawali dengan semai benih yang baik pula. Semai benih yang baik menumbuhkan tanaman hidroponik yang baik, begitu pula sebaliknya. Tahap pertama belajar hidroponik adalah semai benih dngan benar. Jika telah dapat menyemai tanaman hidroponik dengan baik, maka akan mudah pada tahap berikutnya.

Banyak sekali media tanam untuk semai benih. Rockwool, cocopeat, arang sekam, dll. Memang rockwool media tanam yang paling praktis, namun jika anda kesulitan untuk mendapatkan rockwool, anda bisa menggunakan kain flannel sebagai alternatifnya. Nah! Pada kesempatan ini, saya akan menunjukkan kepada anda cara menyemai benih dengan kain flanel.


Kain flanel dapat anda cari di toko kain, dengan harga berkisar Rp. 35.000/meter. Jika anda membeli 1 meter saja, anda sudah mendapatkan banyak sekali kain flanel untuk menyemai benih. Kain flanel mempunyai sifat mudah menyerap air, mempunyai daya kapilaritas tinggi, dan mampu menyimpan air dalam waktu lama. Hal ini membuat tanaman menjadi lembab, yang akan memudahkan untuk tumbuh.

Tanaman Hidroponik Disemai Menggunakan Kain Flanel 

1. Pertama tentunya anda harus menyiapka kain flanel yang sudah anda beli, dan potong membentuk persegi panjang. Basahi kain flanel tersebut.

2. Benih yang akan anda tanam, misalnya cabe, harus anda rendam terlebih dahulu, karena tahap pertama perkecambahan adalah benih menyerap air sebanyak-banyaknya. Jika anda merendamnya, maka benih sudah melewati tahap pertama ini. Waktu merendam benih tidak perlu terlalu lama, sekitar 4 jam saja.

3. Untuk tanaman cabe, semakin pedas jenis cabenya, maka waktu perendaman lebih lama. Jika perlu gunakan campuran air dan bawang merah. Perlu anda ketahui, bawang, merah mengandung zat perangsang tumbuh alami.

4. Letakkan benih yang telah direndam diatas kain flanel yang basah. Ingat! Benih hanya butuh suasana yang lembab, dan tidak terlalu basah.

5. Selanjutnya anda perlu menutup benih dengan kain flanel basah di atas permukaan. Letakkan di tempat yang lembab. Jika anda ingin menutupnya dengan plastic hitam boleh saja, tetapi cukup 1 malam saja agar tidak terjadi etiolasi atau kecambah yang memanjang alias kutilang.

6. Setelah benih mulai berkecambah, cepat-cepat pindahkan ke media tanam arang, pecahan bata, atu pecahan batu karang. Jangan sampai terlambat terkena sinar matahari.

Begitu cara menyemai tanaman hidroponik dengan kain flanel, semoga semakin mahir menyemai ya.
Share:

Kamis, 04 Februari 2016

7 Langkah Menanam Paprika secara Hidroponik

Banyak orang beranggapan bahwa paprika susah ditanam,. Banyak juga yang ragu untuk menanam paprika karena peraatannya yang sulit. Namun, sebenarnya paprika bisa ditanam di mana saja. Di gunung, dataran rendah, bahkan di sekitar pantai yang panas.
Memang benar, menanam paprika di dataran tinggi di atas 1700 DPL menghasilkan tanaman yang tinggi dan buah yang besar. Namun, di dataran rendah dan sekitar pantai tanaman paprika tidak sebagus di dataran tinggi. Tetapi hal ini janganlah membuat kita yang berada di dataran rendah ragu untuk mencobanya.


Berikut 5 langkah mudah menanam paprika merah secara hidroponik.

1. Gunakan benih berkualitas
Pastikan anda selalu menggunakan benih yang berkualitas. Sebaiknya anda tidak menyemai benih paprika yang anda ambil dari buah paprika langsung. Sebab, hampir semua paprika yang dijual itu hasil dari tanaman hybrid, sehingga anakan yang tumbuh dari biji paprika akan berbeda dengan induknya, bahkan tanaman tidak bisa berbuah. Lebih baik anda membeli benih yang sudah dikemas, sehingga anda tidak perlu mengalami kegagalan dalam menanam.
2. Semai dalam keadaan lembab
Semailah biji paprika dalam keadaan lembab. Anda bisa mengunakan rockwool sebagai media tanamnya. Anda bisa menggunakan penutup untuk 1 hari sampai 2 hari setelah semai. Setelah muncul bakal tunas, segera beri dia sentuhan sinar matahari yang hangat. Jika anda menutup benih terlalu lama, tanaman anda bisa etiolasi. Anda tidak akan panen paprika, malah panen taoge.
Semai benih dibawah matahari langsung, namun tetap disemprot setiap pagi dan sore untuk menjaga kelembaban tanaman. Hati-hati saat hujan, segera teduhkan benih semaian anda. Atau jika anda mempunyai greenhouse, anda tidak perlu repot untuk memindahkannya. Masa semai benih paprika adalah 10 – 14 hari.
3. Tanam dengan hidroponik
Setelah 10 hari atau 14 hari, benih paprika sudah muncul 3 / 4 helai daun, dan sudah ada yang melebar. Pada keadaan ini, anda bisa memindahkannya untuk ditanam secara hidroponik. Anda bisa memilih NFT, DFT, fertigasi, atau system dutch bucket. Semua sistem hidroponik tersebut bisa anda gunakan untuk menanam paprika hidroponik.



4. Kontrol nutrisi dan pH
Nutrisi untuk paprika berbeda setiap pertumbuhannya. Pada umur 7 hari sampai 14 hari gunakan nutrisi dengan kepekatan 750 ppm dengan nutrisi AB mix. Selanjutnya pada umur 30 sampai 45 hari, di saat tanan mulai berbunga, anda bisa menggunaan nutrisi dengan kepekatan 1500 ppm. Setelah paprika mulai berbuah, anda bisa menggunakan nutrisi 3500 ppm. pH larutan hidroponik utuk paprika adalah 6,5. Anda bisa mengontrol nutrisi dan pH pada saat pagi dan sore. Anda bisa menggunakan TDS meter dan pH meter.
5. Kontrol suhu, kelembaban udara
Tanaman sangat bergantung dengan suhu dan cahaya. Suhu tanaman meningkat, reaksi fotosintesis untuk menumbuhkan makanan semakin cepat. Namun, jika suhu terlalu panas, tanaman akan layu dan metabolism berhenti bahkan menyebabkan tanaman mati. Suhu yang ideal untuk tanaman paprika adalah 18 °C sampai 23 °C.
Untuk mengukur kelembaban udara, anda bisa menggunakan alat hygrometer. Kelembaban udara yang cocok untuk menanam paprika adalah 80%. Untuk itu, paprika sulit ditanam pada musim panas, karena suhunya mencapai 43 °C dan kelembaban udara 50% pada siang hari yang terik.
Jika suhu terlalu panas, dan kelembaban terlalu rendah, anda bisa menggunakan peeneduh dengan paranet atau kain putih. Kemudian untuk meningkatkan kelembaban udara, anda bisa menggunakan semprot nozzle air ke udara di atas tanaman.
6. Berantas hama sedini mungkin
Hama tanaman pada paprika yang sering menyerang adalah lalat buah, yang akan membuat buah paprika busuk di dalam walaupun luarnya masih bagus. Anda bisa menggunakan tidankan preventif yaitu dengan menggunakan perangkap lalat buah yaitu cairan petrogenol.
7. Gunakan greenhouse atau screenhouse
Greenhouse merupakan investasi bernilai tinggi. Ketika anda menggunakan greenhouse atau screenhouse, anda tidak perlu terlalu pusing memikirkan hama tanaman. Greenhouse akan mengisolasi tanaman dari hama. Jika anda menggunakan ini, anda akan menghasilkan panen yang cantik bersih tanpa ada gigitan dari serangga.
Demikian sobat hidroponik semua, inilah beberapa langkah menanam paprika secara hidoponik. Selamat mencoba dan semoga berhasil ya.
Share:

Kunjungi Halaman Kami

Cari Blog Ini

Blogroll

Like Us on Facebook

Trending now