Berkebun di mana saja

Sabtu, 23 Juli 2016

Membuat Rak Hidroponik Sendiri di Rumah

Hidroponik kini semakin banyak diminati di Indonesia, karena cara menanam yang mudah, tidak tergantung cuaca. Pada kesempatan ini, admin akan memberikan contoh cara membuat rak hidroponik sederhana, yang bisa anda terapkan di rumah anda sendiri. Anda bisa mendapatkan alat dan bahannya dengan mudah pula.

Rak yang akan kita buat adalah rak hidroponik dengan PVC 3 inch dan diatur membentuk huruf A.
Pertama, anda harus menyiapkan rangka, bisa dengan kayu, besi, atau baja ringan. Kemudian PVC 3 inch dilubangi untuk tempat net pot. Anda dapat melihat gambar berikut, namun anda tentunya mempunyai kreasi yang lebih baik lagi. Kemiringan bidang diatur sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman yang terus semakin tinggi. Untuk penyanga PVC anda dapat menggunakan besi yang dilengkungkan.

Air nutrisi masuk dari satu sisi, dan keluar bersama pada sisi yang lain. Pada ujung PVC dipasang pipa kecil PVC 3/4 inch untuk pembuangan ke tandon.
Pipa pembuangan diatur ketinggiannya, sehingga air dalam PVC 3 inch menyentuh dasar netpot. Disini perlu percobaan beberapa kali biasanya untuk menemukan tinggi yang tepat, tergantung dari kekuatan pompa air untuk mengalirkan debit air.

Untuk instalasi input nutrisi, anda bisa menggunakan PVC 1/2 inch sebagai pipa primer, dan dilanjutkan selang HDPE sebagai pipa sekunder untuk membagi ke semua PVC tempat tanaman. Bagian yang dilingkari merah adalah saluran pembuangan, dan terdapat kran untuk pembuangan. Jika anda meletakkan rak ini di luar rumah tanpa naungan, saat hujan anda harus memutar kran ini agar air hujan tidak masuk ke tandon.

Jarak tanam diatur antara 15 cm sampai 20 cm. Jarak tanam ini diukur dari as atau titik tengah kingkaran lubang. Jarak ini bisa anda sesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin anda tanam. Tanaman yang berdaun lebar, tentunya jaraknya semakin lebar. Tanaman berdaun pendek, jaraknya pun bisa dibuat pendek. Silahkan sesuaikan dengan tanaman yang ingin anda tanam.
 Rak bisa anda letakkan tanpa naungan atau pun dengan naungan. Jika anda letakkan di luar tanpa naungan, tentunya anda harus siaga saat musim hujan, anda harus memutar kran sebelum hujan turun agar air tidak masuk tandon dan mengencerkan air nutrisi.
 Selamat mencoba, dan saya yakin anda bisa lebih baik dari contoh di atas. Semoga sukses yaa.


Nah...untuk mengikuti video terbaru kami, silahkan subscribe channel ini yaa.
Baca Juga : 

Cara Menanam Hidroponik, dari Pembibitan sampai Panen


Share:

Jumat, 22 Juli 2016

Hidroponik Sederhana untuk Menanam Berbagai Sayuran Keluarga

Salam sahabat hidroponik se-Indonesia. Apa kabarnya? Semoga semakin baik dalam menanam di pekarangan rumah yaa...
Menanam hidroponik untuk keperluan sayur keluarga sehari-hari memang menyenangkan. Kebanyakan orang menanam sayuran seperti bayam, kangkung, pak choy, cabe, tomat, dan selada. Nah! Bagaimana sih cara menanam semua sayur itu dalam satu sistem, dan semuanya bisa tumbuh dengan baik. Sistem seperti apa sih yang cocok dan murah?

Beragam sayur tentunya kebutuhan nutrisinya berbeda-beda pula, namun untuk menanam hidroponik berbagai macam jenis sayur-sayuran tersebut di atas dalam satu sistem hidroponik tentu masih bisa dimungkinkan. Sisitem hidroponik yang dipakai adalah DFT menggunakan PVC 3 inch atau NFT menggunakan talang kotak yang mudah ditemukan di toko besi sekitar kita.

Hidroponik skala rumahan untuk menanam selada, pak choy, sawi, melon, seledri, daun bawang, dan untuk konsumsi keluarga sehari-hari.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara memberikan pupuk atau nutrisi semua sayuran tersebut, mengingat dalam satu sistem, satu tandon, dan satu pompa, ada beberapa jenis sayuran berbeda dan berbeda pula umurnya.

Menurut pakar hidroponik Yos Sutiyoso, Ngarah aman dan bisa menghidupkan bermacam kultivar, maka sebaiknya digunakan haanya satu formula, dengan satu EC, yaitu 2.0 mS, berada dalam zona aman, dan jauh dari kemungkinan keracunan. Volume pemberian harus cukup besar, misalnya 2 l/menit/talang. Kombinasi EC yang tinggi, dengan volume pemberian yang besar, bisa menjamin produksi yang cukup tinggi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Mengenai pH, sebaiknya menggunakan pH 6,0, mengingat kisaran yang lebar adalah antara pH 5,5 dan 6,5, sehingga risiko terpental dari zona aman, jauh sekali. Biasanya lebih sering kita harus menurunkan pH, yang berarti kita harus sedia asam kuat, dan pilihan biasanya dijatuhkan pada asam nitrat dan asam phosphat. Untuk kemudahan, kadang digunakan asam sulfat, mengingat asam itu sering kita dapati dengan mudah di SBPU, pompa bensin, dalam botol plastik transparan merah.


Menurut pengalaman saya sendiri, paling mudah memang menggunakan PVC seperti foto di atas. Ketika listrik PLN Non aktif, masih ada cadangan air dalam PVC. Saya pun pernah pergi meninggalkan kebun selama 5 hari, tanpa pompa nyala. Hasilnya pun tetap bagus, pulang-pulang sayur sudah terlihat semakin besar saja.

Ketika melon dalam sistem saya mulai berbuah, saya pernah meningkatkan sampai EC 3.0 mS. Melon tumbuh besar dan manis, sayuran daun pun masih aman. Nah....selamat mencoba yaa.
Share:

Kunjungi Halaman Kami

Cari Blog Ini

Blogroll

Like Us on Facebook

Trending now