Berkebun di mana saja

Selasa, 13 Oktober 2015

Kebutuhan Cahaya Matahari untuk Tanaman



Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari). Pengertian intensitas disini sudah termasuk didalamnya lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu hari, karena satuan waktunya menggunakan hari. Besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman tidak sama utuk setiap tempat dan waktu, karena tergantung :
  1. Jarak antara matahari dan bumi, misalnya pada pagi dan sore hari intensitasnya lebih rendah dari pada siang hari karena jarak matahari lebih jauh. Juga di daerah sub tropis, intensitasnya lebih rendah dibanding daerah tropis. Demikian pula di puncak gunung intensitasnya (1,75 g.kal/cm2/menit) lebih tinggi dari pada di dataran rendah (di atas permukaan laut = 1,50 g.kal /cm2/menit)
  2. Tergantung pada musim, misalnya pada musim hujan intensitasnya lebih rendah karena radiasi matahari yang jatuh sebagian diserap awan, sedangkan pada musim kemarau pada umumnya sedikit awan sehingga intensitasnya lebih tinggi.
  3. Letak geografis, sebagai contoh daerah di lereng gunung sebelah utara/selatan berbeda dengan lereng sebelah timur/barat. Pada daerah tanaman menerima sinar matahari lebih sedikit dari pada sebelah utara/selatan karena lama penyinarannya lebih pendek disebabkan terhalang oleh gunung. Bahkan lereng sebelah barat dan timur itu sendiri juga sering terdapat perbedaan terutama pada musim hujan. Hal ini disebabkan karena musim hujan biasanya banyak sore hari sehingga lebih banyak awan dibanding pagi hari, akibatnya lereng sebelah barat yang baru meneroma sinar matahari sore hari akan mendapatkan radiasi dengan intensitas yang sangat rendah.
Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejauh mana berhubungan erat dengan proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO2 dan air untuk membentuk karbohidrat. Semakin besar juml;ah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis sampai dengan optimum (maksimum). Untuk menghasilkan berat kering yang maksimal, tanaman memerlukan intensitas cahaya penuh. Namun demikian intensitas cahaya yang sampai pada permukaan kanopi tanaman sangat bervariasi, hal ini merupakan salah satu sebab potensi produksi tanaman aktual belum diketahui. Besarnya kuat cahaya yang mengenai bidang sasaran ada yang menyatakan dengan satuan foot candle (ft-c) dari Inggris. Ft-c menggambarkan kuat penyinaran yang dipancarkan oleh satu lilin standar yang mengenai permukaan bidang sasaran seluas 1 square foot (= 928,088 cm2) pada radius penyinaran 12 inchi (= 30,48 cm). Dalam praktik sehari-hari cahaya bulan diperkirakan mempunyai kuat cahaya 0,05 ft-c, sinar untuk membaca besarnya 20 ft-c, sedangkan untuk proses fotosintesis minimal antara 100-200 ft-c.

Penelitian pada tanaman tomat di Michigan, USA menunjukkan bahwa persentase berat basah, berat kering dan produksinya mempunyai korelasi yang erat dengan intensitas radiasi matahari.  Hasil percobaannya tertera pada tabel di bawah ini:
Pengaruh Intensitas Cahaya pada Tanaman Tomat.
Perlakuan
Jumlah cahaya yg diterima (%)
Rata2 intensitas harian (foot candle)
Produksi
buah
(Pound)
Kandungan hijau daun
Efisiensi
Tanaman menerima cahaya MH penuh
100
1140
65
Tinggi
Tinggi
Tanaman yg dilindungi satu lapis kain tipis
50
583
51
Agak tinggi
Cukup tinggi
Tanaman di bawah 2 lapis kain tipis
25
261
32
Rendah
Rendah

Sumber : http://pertanian.uns.ac.id 
Share:

Rabu, 05 Agustus 2015

Cara Pemupukan Sederhana untuk Hidroponik

Sebuah sistem hidroponik tidak menggunakan tanah, meskipun mungkin bisa menggunakan media inert lain untuk memberikan dukungan fisik untuk tanaman. Media dukungan yang biasa digunakan antara lain pelet tanah liat, kerikil, rockwool, arang sekam atau perlit. Media ini dapat memberikan tanaman tempat untuk tumbuh tetapi tidak bisa memasok nutrisi. Tanaman dalam sistem hidroponik harus mendapatkan apa yang mereka butuhkan dari air. Untuk memberikan nutrisi perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu makro nutrisi dan mikronutrisi.


  1. Tuangkan 11 liter air ke dalam ember.
  2. Masukkan 6 sendok teh pupuk berkualitas tinggi ke dalam air, seperti pupuk NPK 20-20-20, yang memiliki 20 persen nitrogen, 20 persen fosfor dan 20 persen kalium. Pupuk juga harus berisi makro nutrisi dan mikro nutrisi. Kita dapat mengetahui kandungan pupuk dari labenya, apakah mengandung elemen seperti tembaga, seng dan molibdenum atau yang lainnya.
  3. Campur air dan pupuk bersama-sama sampai padatan benar-benar larut.Hancurkan setiap benjolan dengan jari atau sendok besar, karena tanaman tidak dapat menyerap nutrisi sampai semua padatan terlarut.
  4. Masukan campuran pupuk ke dalam sistem hidroponik untuk memberikan nutrisi pada tanaman.


Bahan dan Alat yang diperlukan:

  • Larut dalam air pupuk, mengandung nutrisi mikro dan makro
  • Sendok teh
  • Ember
  • Pengaduk

Nutrisi Hidroponik Lengkap

Tips

  • Di toko pertanian atau toko perlengkapan hidroponik, menjual berbagai formulasi yang berbeda untuk nutrisi tanaman hidroponik. Anda harus memilih pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Peringatan

  • Beberapa sistem hidroponik menggunakan pompa untuk memindahkan nutrisi melalui sistem. Jika larutan nutrisi Anda masih terdapat padatan yang belum larut di dalamnya, pompa mungkin akan tersumbat. Cara mengatasi masalah ini adalah menuangkan larutan melalui saringan dilapisi dengan beberapa lapisan kain tipis untuk menangkap padatan yang akan menyumbat sistem anda.
 
 
Share:

Jumat, 24 Juli 2015

Agar Cepat Muncul Akar dan Tunas, Pakai Ini ....



Hormon perangsang tumbuh atau zat pengatur tumbuh (ZPT) dalam konsentrasi rendah secara kualitatif mampu mendorong dan mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. ZPT secara alami dihasilkan oleh bagian tanaman yang masih muda seperti ujung batang atau ujung akar. Namun, hormon-hormon atau ZPT ini terdapat dalam jumlah yang sedikit pada tanaman.
Dalam rangka memacu pertumbuhan akar dan tunas yang lebih cepat, pemberian hormon-hormon pengatur tumbuh dianjurkan untuk tanaman. Hal ini berlaku pula pada tanaman yang diperbanyak dengan cara vegetatif seperti stek dan cangkok. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pertumbuhan tunas dan akar dengan metode stek atau cangkok memang relatif lama.

Kandungan ZPT Alami dalam Bawang Merah

Tiap tanaman sebenarnya memiliki hormon perangsang akar alami yaitu Rhizokalin dan Kaulin untuk pertumbuhan tunas namun karena terdapat jumlah yang terbatas perlu diberi ZPT tambahan. Sebenarnya Anda dapat dengan mudah membeli ZPT sintetis dari toko-toko pertanian tapi tak ada salahnya Anda membuat ZPT alami sendiri. Salah satunya dengan memanfaatkan umbi bawang merah (Allium cepa).
Umbi bawang merah mengandung Allicin, vitamin B1 (Thiamin) untuk pertumbuhan tunas, riboflavin untuk pertumbuhan tanaman, dan mengandung zpt auksin dan rhizokalin yang dapat merangsang pertumbuhan akar. Thiamin dengan Allicin akan membentuk ikatan allithiamin yang mudah diserap oleh sel tumbuhan dan membentuk efek fisiologis dalam pertumbuhan tunas dan daun. Auksin memacu protein tertentu yang dapat mengaktifkan enzim untuk menginisiasi pemanjangan sel tumbuhan. Auksin diproduksi di jaringan meristem batang dan akan disebarkan ke seburuh bagian tanaman mulai dari atas hingga titik tumbuh akar.
Penelitian yang dilakukan oleh Dede Ahmad, et.al., 2014 dari UPI Bandung menunjukkan bahwa terhadap tanaman krisan yang telah diberi ekstrak bawang merah pada stek batangnya muncul akar rata-rata sebanyak 20 buah setelah 10 hari penanaman di media. Rata-rata jumlah akar yang sama diperoleh dengan pemberian ZPT sintetis. Sedangkan pada stek krisan yang tidak diberi ekstrak bawang merah dan ZPT sintetis jumlah akar rata-rata 14 buah. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak akar bawang merah memiliki kemampuan yang sama dengan ZPT sintetis dalam merangsang pembentukan akar.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat ekstrak bawang merah ini juga tergolong murah. Anda pun dapat lebih berhemat. Sebagai informasi, 100 gram bawang putih dijual di pasaran dengan harga sekitar Rp. 2.000,- hingga Rp. 3.000,-. Sedang hormon perangsang akar sintetis seberat 100 gram dijual dengan harga Rp. 20.000, hingga Rp. 35.000,-. Harga tersebut dapat berubah sewaktu-waktu sesuai harga pasar.
Tanaman yang termasuk golongan famili Liliaceae dan genus Allium ini juga memiliki manfaat sebagai penyembuh penyakit demam, batuk, dan sebagai perlindungan terhadap sel kanker (1-3,5 ons bawang segar dikonsumsi secara teratur).

Pembuatan Ekstrak Bawang Merah

Umbi bawang merah sebanyak 1 kg dikupas kulitnya dan dibersihkan, kemudian dihaluskan menggunakan blender sampai berbentuk bubur. Bubur kemudian disaring sehingga diperoleh 250 ml ekstrak bawang merah. Stek yang telah dipotong selanjutnya direndam dalam ekstrak umbi bawang merah selama 6-7 jam. Atau bisa juga dengan mengoleskannya pada bagian tanaman yang diharapkan tumbuh akar.
Anda juga bisa mencoba formula lain yaitu 6-10 buah bawang merah dihaluskan lalu dilarutkan dalam 1 liter air. Rendam stek batang pada larutan ini kurang lebih 6-12 jam. Pada larutan bawang merah dapat ditambahkan bawang putih sebagai anti fungisida (anti jamur) dengan konsentrasi 50% dari konsentrasi bawang merah.
Bawang merah juga dapat disemprotkan pada tanaman untuk pertumbuhan tunas dan daun dengan cara melarutkan 200 ml – 400 ml ekstrak bawang merah dalam 5 liter air. Formula ini juga bisa dipraktekkan pada tanaman anggrek. Tanaman dibiarkan tanpa air selama 1 minggu (jangan disiram) kemudian siram/semprot seluruh bagian tanaman dan media dengan larutan bawang merah 2 kali pada satu hari saja. Selanjutnya pemberian air larutan bawang merah dilakukan 1 kali setiap 2-3 kali seminggu.
Selamat mencoba, semoga berhasil.
Share:

Kamis, 23 Juli 2015

Tips Memilih Sistem Hidroponik untuk Pemula

Langkah pertama untuk membangun taman hidroponik adalah memilih sebuah sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan termasuk berapa banyak ruang yang Anda miliki, apa yang Anda ingin tumbuhkan dan berapa banyak, biaya, dan berapa banyak waktu Anda harus menghabiskan mempertahankan sistem hidroponik tersebut.
Sistem paling direkomendasikan untuk pemula adalah Wick dan Water Culture. Semua sistem ini dapat dibangun dengan mudah dan dapat dibeli perlengkapannya baik secara online atau di toko hidroponik.


Wick Sistem paling mudah dan paling sederhana untuk dibuat, karena tidak ada bagian yang bergerak. Sistem ini berisi reservoir diisi dengan air dan nutrisi dan di atas itu, wadah diisi dengan media tumbuh.
Dua wadah yang terhubung oleh sumbu. Sumbu menyerap nutrisi dari wadah bagian bawah dan mengalirkan ke wadah atas melalui serapan kapiler. Sistem ini sangat bagus untuk belajar dasar-dasar, tetapi mungkin tidak bekerja dengan baik dengan tanaman besar atau tanaman lapar air seperti selada, karena sumbu tidak dapat menyediakan air yang cukup cepat. Sistem ini bekerja sangat baik dengan  tanaman herbal, dan paprika.

Sistem hidroponik yang lain adalah Water Culture. Sistem yang sangat sederhana untuk dibuat. Dalam sistem ini, tanaman ditempatkan dalam sebuah platform Styrofoam yang mengambang tepat di atas wadah air. Pompa udara (aerator) ditambahkan ke reservoir untuk memberikan oksigen ke akar. Sistem ini cocok untuk tanaman lapar air seperti selada, kangkung, caisim, pak choi, tetapi tidak untuk lebih tanaman jangka panjang seperti tomat. 

Memilih tanaman yang akan ditanam.


Hampir setiap tanaman dapat ditanam secara hidroponik, tapi untuk pemula yang terbaik adalah memulai dari yang kecil. Pilihan terbaik adalah bumbu dan sayuran yang tumbuh cepat, membutuhkan sedikit perawatan, dan tidak memiliki berbagai macam kebutuhan nutrisi. Anda harus menumbuhkan tanaman dengan cepat, sehingga Anda dapat menilai seberapa baik kerja sistem Anda. Tanaman yang mudah perawatannya, memudahkan pemula karena memungkinkan untuk fokus belajar tentang sistem hidroponik yang telah dibuat. Setelah sukses, bisa dilanjutkan menanam sayuran seperti tomat yang lama panennya. Jika Anda ingin menanam berbagai tanaman, penting untuk memastikan bahwa tanaman tersebut serupa dalam kebutuhan gizi mereka, sehingga mereka tumbuh bersama dengan baik. 
http://hidroponikstore.com/

Tanaman untuk pemula
     Sayuran hijau seperti selada, bayam, caisim, pak choi, dan kailan.
     Herbal seperti kemangi, peterseli, oregano, ketumbar dan mint.
     tomat
     stroberi
     Paprika
Share:

Minggu, 31 Mei 2015

Cara Semai Benih dengan Cepat dan Mudah

Pada kesempatan ini, hidrafarm akan memberikan tips cara semai benih dengan cepat dan mudah. Bagaimana caranya? Mari kita lihat galeri berikut!



Siapkan rockwool 1/4 slab, alat tusuk, beberapa benih, gergaji, dan air.

Gunakan alat tusuk masal, agar dapat membuat lubang dalam waktu yang singkat. Bisa anda buat sendiri dengan papan dan pasak/ paku.
Potong bagian samping rockwool dengan ketebalan 2 cm - 3 cm, sesuaikan dengan kebutuhan.

Baringkan potongan rockwool dan mulailah membuat tusukan.

Setelah itu, alat tusuk diangkat, dan hasilnya rockwool dengan banyak lubang.

Masukkan benih ke dalam lubang yang telah dibuat.

Setelah semua lubang terisi dengan benih, basahi rockwol sampai benar-benar basah.

Dan, kita tunggu sampai benih muncul dari dam lubang.

Jika anda menggunakan rockwool 1/4 slab (25 x 15 x 7,5) cm^3, dan irisan rockwool dibuat setebal 2 cm, akan didapat 7 potong rockwool. Jika setiap potong dapat diberi 30 tusukan, maka untuk rockwool 1/4 slab bisa untuk 210 lubang tanam, dan untuk rockwool 1 slab bisa untuk 840 lubang tanaman.
http://hidroponikstore.com/wp-content/uploads/2015/02/rockwool.jpg



Share:

Minggu, 03 Mei 2015

Floating Hydroponic ( Hidroponik Rakit Apung)


Metode ini dikembangkan oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) Italy. Floating hidroponic system (FHS) merupakan budidaya sayuran pada lubang styrofoam (gabus) yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung.

Pada sistem ini, larutan nutrisi tidak disirkulasikan, tetapi dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutrisi di dasar kolam dalam jangka waktu yang cukup lamasehingga dapat mengganggu pertumbuhan sayuran. Sistem ini dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada energi listrik.

Kelebihan
  • Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
  • Lebih menghemat air dan nutrisi.
  • Mempermudah perawatan.
  • Membutuhkan biaya yang cukup murah.

Kekurangan
  • Oksigen akan susah didapatkan tanaman tanpa bantuan alat aerator.
  • Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan.
Share:

Kamis, 05 Maret 2015

Ayo Menanam Paprika Hidroponik!

Paprika merupakan tanaman hortikultura yang relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia.  Penggunaan paprika dewasa ini umumnya masih sebagai peyedap atau komponen masakan luar negeri, seperti cah paprika dan paprika cam­pur sosis.  Paprika segar kerapkali juga dijadikan salad.

Paprika memiliki volume ekspor yang besar dan stabil, yaitu ke Negara Taiwan, Brunai Darus-salam, dan Singapura.  Hal ini berarti paprika memiliki prospek cerah.  Peluang pasar di dalam negeri dan luar negeri masih terbuka lebar.

Penanaman paprika terus dikembangkan karena adanya permintaan pasar yang terus meningkat.  Di sentra produksi paprika, seperti Cimahi, petani paprika belum mampu memenuhi seluruh permintaan pasar.  Di samping itu, peningkatan kebutuhan pasar luar negeri juga semakin meningkat. Salah satu eksportir sayuran (PT. Prestasi Agro Indonesia) menyatakan bahwa dalam waktu satu minggu  mereka harus menyediakan 10 ton paprika segar.  Hingga saat ini kebutuhan tersebut masih belum dapat dipenuhi.  Dengan adanya pasar yang jelas, maka usahatani paprika tidak akan mengalami kerugian.  Di samping itu, harga paprika juga relatif lebih tinggi dibandingkan harga cabai lainnya. 

Paprika sulit dibudidayakan secara konvensional di tanah karena sulitnya teknik pelaksanaannya, misalnya bedengan perlu disterilkan de-ngan memasukkan uap air ke dalam bedengan selama delapan jam dengan suhu 75oC. Budidaya secara hidroponik merupakan cara yang bisa dilaksanakan untuk mengatasi kendala budidaya secara konvensional. Naungan (greenhouse) mutlak diperlukan untuk penanaman paprika di musim hujan. (Prihmantoro dan Indriani, 2003).  Tanaman paprika merupakan jenis cabai yang lebih sulit dibudidayakan dibandingkan cabe rawit, cabai merah, cabai keriting dan cabai-cabai hias yang lain (Harjono, 1996), sehingga paprika banyak diusahakan secara hidroponik.  Dengan perawatan intensif satu tanaman paprika pada sistem hidroponik dapat menghasilkan 2,5 kg buah/ tanaman, sedangkan jika ditanam di tanah hanya menghasilkan 1 kg buah/tanaman.

Konsentrasi nutrisi sangat menentukan berhasil atau tidaknya budidaya paprika secara hidroponik. Petani hidroponik di Belanda selalu mengubah konsentrasi nutrisi secara teratur yang disesuaikan dengan varietas tanaman dan lingkungan setempat. Panduan pemupukan hidroponik hanya sebagai patokan dasar  (Untung, 2000).

Nutrisi A & B mix merupakan nutrisi siap pakai untuk berbagai jenis tanaman.  Kepekatan atau konsentrasi nutrisi ini perlu disesuaikan dengan varietas, daerah, iklim, dan media. Konsentrasi nutrisi tidak bisa distandarkan/disamakan. Pada setiap situasi dan kondisi yang berbeda harus dicari konsentrasi yang optimal bagi tanaman.

Tahap Penanaman Paprika
1.Persiapan Media Persemaian
Media semai terdiri atas campuran pasir, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
2.  Fumigasi Greenhouse
Kegiatan fumigasi dilakukan satu minggu sebelum bibit ditanam, setelah polibag diletakkan di dalam greenhouse. Fumigasi (dari bahasa Inggris fume yang berarti asap), adalah sebuah metode pengendalian hama menggunakan pestisida. Dalam proses ini, sebuah area akan secara menyeluruh dipenuhi oleh gas atau asap, membunuh semua hama didalamnya. Metode ini dapat membunuh hama yang hidup di dalam struktur bangunan, misalnya rayap.
3.  Persemaian
Benih direndam selama 20-24 jam, kemudian benih dikecambahkan. Sebelum benih disemai, media di dalam pot disiram dengan air hingga basah dan dibuat lubang di tengahnya sedalam 4 cm.
4.  Penyusunan Polibag
5.    Penanaman (perlakuan) dan Pemasangan Tiang Standar dan Label.

Media arang sekam disiram sampai basah de-ngan nutrien  sebanyak 2 liter. Kemudian bagian tengah media dilubangi sebesar ukuran polibag bibit yang akan ditanam. Bibit siap ditanam. Dripper ditancapkan ke dekat batang tanaman. Pemasangan tiang standar  dilakukan pada setiap tanaman sampel
6.  Pembuatan Sistem Irigasi
Pemberian larutan nutrisi ke tanaman meng-gunakan sistem irigasi tetes. (Drip Irigation System).  Caranya selang utama diberi beberapa lubang kecil berjarak 35 cm lalu diberi pentil pada setiap lubang untuk tempat sambungan selang cabang. Setelah itu selang utama disam-bungkan ke klep (valve) yang terpasang pada sisi bawah ember, sedangkan ujung lainnya disumbat.  Ember diletakkan di atas meja atau rak khusus yang tingginya 1 meter dari lantai kemudian selang diletakkan pada posisi datar dengan menggunakan kayu Selang kecil dipasang pada pentil pipa dan ujung selang dipasang dripper modifikasi.
7.  Penyiraman dan Pemupukan ( Perlakuan)
Penyiraman dilakukan setiap hari antara pukul 07.30-16.30.  
8.  Pemeliharaan
Pembentukan dan pemilihan batang produksi, pengajiran dan pelilitan pewiwilan dan perompesan. pemberantasan hama dan penyakit.

Sumber : Yusniwati,  Irfan Suliansyah, dan Heni Dayati, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, 2004.
Share:

Apakah Hidroponik itu?

Apakah Hidroponik itu?

Hidroponik adalah menanam sayuran yang menyenangkan.

Terus, Hidroponik itu apa sih?

Hidroponik itu adalah budidaya tanaman dengan menempatkan akar dalam air, bukan dalam tanah. Begitu singkatnya!

Penjelasan sederhana tentang Hidroponik

Pertama, Anda perlu memahami bagaimana tanaman benar-benar tumbuh. Apakah Anda tahu bahwa mereka tidak benar-benar membutuhkan tanah sama sekali? Mereka membutuhkan nutrisi bersembunyi di dalamnya.

Budidaya secara hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah.  Wadah media tanam dapat berupa pot, ember atau kantong plastik.  Pada budidaya hidroponik ini media tanam bisa berupa pasir, kerikil, pecahan bata, pecahan genteng atau limbah organik seperti  sabut kelapa, akar pakis dan lain-lain. 

Media tempat tegaknya tanaman sama sekali tidak mengandung hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.  Oleh karena itu unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman ditambahkan melalui pemberian larutan unsur hara. Larutan hara dapat diberikan melaui penyiraman, penyemprotan atau pipa.  Pada budaidaya hidroponik hara yang dibutuhkan tanaman diberikan dalam bentuk larutan sehingga mudah diserap oleh akar tanaman.  Dengan demikian tanaman dapat tumbuh lebih baik dan subur.  

Semua tanaman secara teknis dapat dihidroponikkan, tanaman hias yang berhasil dihidroponikan adalah Begonia, Draecerna, Philodenron dan Sansivera (Lingga, 1984).  Tanaman sayur-sayuran yang berhasil dihidroponikkan antara lain : cabai, tomat, selada, kangkung, bayam, paprika dan lain-lain. Wijayani dan Widodo (2005) berhasil meningkatkan kualitas buah tomat dengan sistem budidaya hidroponik.


Hidroponik mampu meningkatkan optimalisasi pengguanaan lahan pekarangan yang sempit, perlu dilakukan usaha yang meningkatkan daya guna pekarangan. Manfaat yang diharapkan adalah masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan dengan menanam tanaman sayur-sayuran di pekarangan secara hidroponik, dimana dengan cara ini pekarangan tetap bersih karena tidak menggunakan tanah dan tanaman pertumbuhannya baik karena hara yang dibutuhkan tersedia.


Bercocok tanam tanpa tanah berarti mengubah cara pemberian kebutuhan tanaman  melalui pengairan, tetapi bukan berarti kebutuhan tanaman dapat dihilangkan atau dikurangi. Demikian pula halnya dengan keperluan tanaman akan cahaya dan suhu.  Tanaman memerlukan cahaya, suhu dan kelembaban sesuai dengan aslinya.  Hal ini perlukan dipertahatikan mengingat tanman tidak akan tumbuh berkembang dengan baik tanpa cahaya dan suhu yang sesuai dengan kebutuhannya (Lingga, 1984). 


Tanaman yang akan dipindahkan pada media hidroponik terlebih dahulu akar tanaman dibersihkan dari partikel tanah yang melekat.  Pencucuian harus dilakukan hati-hati sekali, dan semua partikel tanah yang menempel pada akar dibersihkan (Lingga, 1984).  Pencucian sebaiknya dilakukan pada air mengalir dan jangan sampai merusak akar yang lunak (Soeseno, 1985).  Setelah akar-akar dibersihkan, ditanam pada wadah dalam secara hati-hati.  Ditaburkan media secukupnya sehingga menutupi akar tanaman (Douglass, 1976, Hasyim, 1984). 

Banyak kelebihan yang dimiliki sistem budidaya hidroponik dibandingkan dengan budidaya tanah. Hasyim (1984) menyatakan bahwa sistem budidaya hidroponik lebih murah dan praktis.  Kemungkinan tanaman untuk mati adakah kecil sekali, karena makanan terjamin.  Disamping itu penggunaan pupuk lebih terkontrol dan lebih efisiensi.

Diantara pupuk yang dapat digunakan untuk hidroponik adalah Lewatit HD 5.  Pemberian pupuk Lewatit HD-5 memberikan pertumbuhan terbaik untuk tanaman Begonia (Warnita, 1987).  Banyak hara lain yang dapat digunakan antara lain Douglas, Sach, Joro A dan Joro B.  

Pemberian nitrogen dengan konsentrasi tinggi akan berakibat serapannya menjadi rendah.  Terjadinya hal ini karena konsentrasi tinggi akan menyebabkan larutan hara menjadi lebih pekat melampai kepekatan cairan sel, sehingga tak dapat diserap oleh akar secara maksimum karena tekanan osmosis sel menjadi lebih kecil dibanding tekanan osmosis di luar sel sehingga kemungkinan akan terjadi aliran balik cairan sel-sel tanaman atau plasmolisis (Marschner, 1986 ; Wijayani, 2000). 


Share:

Kunjungi Halaman Kami

Cari Blog Ini

Blogroll

Like Us on Facebook

Trending now