Berkebun di mana saja

Tampilkan postingan dengan label Pengenalan Hidroponik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengenalan Hidroponik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 November 2016

Bagaimana Membuat Sayuran Hidroponik Nyaman Seperti Tumbuh di Tanah?


Ketika anda memutuskan untuk mengganti tanah dengan hidroponik saat menanam sayuran, anda pun dituntut untuk mampu memberikan kenyamanan sayuran anda senyaman saat ditanam di tanah.

Iya jelas dong! Masa sih kita akan menanam sayur dengan hidroponik, tapi malah sayuran tidak bisa mendapatkan fasilitas senyaman di tanah. Oke lah, memang di tanah banyak sekali hama yang bisa merusak daun, namun tanah juga memberikan kenyamanan sayuran untuk tumbuh.

Untuk itu, anda juga harus tahu fasilitas yang diberikan oleh tanah dalam memberikan kenyamanan sayuran untuk tumbuh subur dan bahagia.

Tanah itu mampu memberikan 4 hal penting yang dibutuhkan tanaman: (1) tanah mampu mensuplai air, (2) tanah memberikan nutrisi penting dalam pertumbuhan, (3) mensuplai oksigen, (4) dan tempat penopang akar.

Dan perlu kita ketahui juga, bahwa di dalam tanah terdapat 4 komponen mineral utama, yaitu : mineral (senyawa anorganik), senyawa organik, air, dan udara. Sebagai contoh, kandungan tanah lempung dalam kondisi optimal adalah 25% air, 25% ruang udara, 45% bahan-bahan mineral anorganik, dan 5% bahan organik.

Bahan mineral anorganik dalam tanah itu berasal dari fragmen batuan kecil, sedangkan bahan organik dalam tanah berasal dari benda hidup yang telah membusuk.

Bahan organik dalam tanah terdiri dari sisa-sisa pembusukan makhluk hidup, baik dari tanaman atau binatang. Dan yang kedua adalah humus. Humus ini berasal dari penguraian sisa-sisa makhluk hidup oleh mikrorganisme dalam tanah.

Air tanah terperangkap di dalam pori-pori tanah bersama garam mineral anorganik, dalam bentuk larutan garam. Larutan garam mineral inilah yang sering kita sebut sebagai nutrisi tanaman untuk pertumbuhan tanaman.

Di dalam pori-pori tanah juga terdapat udara, yaitu karbondioksida dan oksigen. Oksigen dan karbondioksida sangat penting untuk akar tanaman.

Nah, bagaimana sahabat hidrafarm? Jika anda ingin menanam sayuran dengan hidroponik, anda tentunya harus mampu menyiapkan sistem yang bisa mensuplai air, nutrisi, udara, dan menyangga perakaran tanaman, seperti yang diberikan tanah.

Seperti tanah, sistem hidroponik anda harus mampu memberikan air nutrisi yang sejuk. Tanah juga pendingin akar yang baik, ketika di permukaan tanah panas, tanah melindungi akar dengan sejuk. Bagaimana sistem hidroponik anda? Apakah sudah mampu melindungi perakaran panasnya sengatan matahari?

Selain itu, anda juga harus memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Dalam hidroponik, pemberian nutrisi bisa dilakukan dengan mudah, dengan melarutkan nutrisi ke dalam sistem pengairan hidroponik.

Bagaimana dengan kandungan udara dalam perakaran tanaman hidroponik anda? Apakah sudah mampu memberikan suplai oksigen dan karbondioksida dengan baik? Jangan sampai anda memutuskan untuk menanam tanpa tanah, tapi tidak bisa memberikan udara yang baik bagi akar tanaman anda. Hal ini menjadikan tanaman anda tidak tumbuh sempurna.

Nah, demikian sahabat hidrafarm. Mari kita perlakukan tanaman kita dengan ekslusif, hati-hati, dan penuh perhatian. Kelak, mereka akan memberikan manfaat yang baik untuk kita. Sukses berhidroponik yaaa...


Share:

Jumat, 18 November 2016

Fisiologi Tanaman yang Wajib Diketahui dalam Berhidroponik

Ya...tentu saja, jika anda mengetahui struktur tanaman dan bagaimana reaksi biokimia di dalam tanaman, anda bisa mengatur dan menyesuaikan metode menanam sayuran dengan benar untuk menghasilkan panen yang maksimal.

Untuk mengetahui bagaimana tanaman dapat tumbuh dengan baik, anda wajib mengetahui 3 proses utama dalam tanaman: fotosintesis, transpirasi, dan transportasi nutrisi dari akar ke atas.

Setiap jenis tanaman mempunyai proses yang berbeda-beda, dan anda harus mampu apa yang dibutuhkan masing-masing tanaman. Dan perlu anda ketahui dan diingat dengan baik, bahwa 80% tanaman terdiri dari air. Air mengalir ke setiap sel tanaman dengan proses yang disebut difusi dan osmosis.

Pergerakan air dalam tanaman adalah hal yang paling penting dalampertumbuhan, tentu saja anda tidak boleh lengah dalam mengawasi ketersediaan air dalam tandon untuk irigasi hidroponik anda.

Pertama, Fotosintesis.
 
Daun bisa diibaratkan mesin dari sebuah tanaman. Dia bisa mengolah bahan baku mentah berupa air, karbondioksida, dan cahaya matahari menjadi energi untuk tanaman dan gula (glukosa). Selanjutnya gula ini akan disebarkan ke seluruh bagian pada tumbuhan.

Daun dalam mengolah bahan baku tersebut, melewati 3 tahap berikut:

Mengumpulkan cahaya - Pigmen Klorofil dalam daun mengumpulkan cahaya.

Reaksi terang - efek dari klorofil yang menangkap cahaya menyebabkan aliran elektron memecah molekul air menjadi ion hidrogen dan oksigen.

Pembentukan gula - ion hidrogen digunakan untuk mereduksi karbondioksida menjadi gula.

Berikutnya, Transpirasi.
 
Transpirasi merupakan proses penguapan molekul air dan karbondioksida. Penguapan ini terjadi melalui lubang yang sangat kecil pada daun, yaitu stomata. Ketika air menguap melalui stomata daun, tentunya akan terjadi kekosongan air.

Kekosongan air pada daun membuat tumbuhan menarik molekul air dari akar tanaman diteruskan jaringan xylem menuju atas. Jadi semakin besar peguapan air pada daun, menyebabkan besar pula penyerapan air dari akar.

Kita sering melihat sayuran yang layu pada siang hari, itu akibat dari penyerapan air oleh akar yang terhambat, dan tak mampu mengimbangi jumlah air yang menguap.

Yang ketiga, Penyerapan Nutrisi.
 
Setiap tumbuhan memerlukan mineral yang biasa kita sebut nutrisi. Nutrisi bisa diserap tumbuhan melalui penyemprotan pada daun, namun umumnya nutrisi diberikan tumbuhan melalui akar, dan diserap dengan proses difusi osmosis.

Nutrisi diserap bulu-bulu akar, kemudian bergerak menuju xylem. Xylem inilah yang akan mengantarkan nutrisi keseluruh bagian tumbuhan yang membutuhkan.
Share:

Jumat, 02 September 2016

Cara Membuat Hidroponik Rakit Apung

Pada dasarnya, ada berbagai jenis teknik tanam yang menggunakan sistem hidroponik. Namun, secara spesifik, ada sebuah teknik tanam yang sangat mudah untuk diterapkan dan memakan biaya yang murah seperti hidroponik rakit apung.

Teknik hidroponik rakit apung semacam ini juga dikenal dengan nama sistem deep water culture (DWC) yang mana pada teknik ini tanaman akan tumbuh pada genangan air yang bernutrisi. Jenis tanaman yang bisa anda tanam dengan teknik hidroponik rakit apung ini adalah cabai, tomat dan lain sebagainya.
Bahan
·    1 bak plastik 50 x 30 x 20 (menyesuaikan)
·    Rockwool secukupnya
·    Gelas air mineral
·    Styrofoam 50 x 30 cm
·    Alumunium foil
Cara Pembuatan
1.    Siapkan Styrofoam dan potong sesuai dengan ukuran bak plastik yang anda miliki
2.    Lapisi Styrofoam dengan alumunium foil
3.    Lubangi Styrofoam dengan diameter sebesar diameter gelas air mineral bagian tengah
4.    Masukkan air yang telah diberikan nutrisi pada bak lalu tempatkan Styrofoam di atasnya
5.    Lubangi bagian dasar dari seluruh gelas air mineral yang ada
6.    Tempatkan gelas air mineral tersebut pada setiap lubang hingga dasar gelas menyentuh permukaan air yang tercampur dengan nutrisi, di mana jarak antara dasar gelas dan dasar bak kira-kira 5 cm
7.    Potonglah rockwool dengan ukuran 3 x 3 x 3 cm dan buatlah celah pada bagian tengahnya sebagai tempat untuk menaruh bibit tanaman
8.    Tempatkan rockwool tadi pada gelas air minum tersebut

Prinsip Kerja Hidroponik Rakit Apung
Pada dasarnya, teknik berkebun semacam ini akan memberikan keleluasaan pada akar tanaman untuk menyerap nutrisi yang terdapat pada air tersebut. Namun, perlu diingat bahwa tanaman juga memerlukan oksigen untuk menunjang kehidupan, sehingga akan lebih baik jika anda juga memasang aerator sehingga tanaman akan lebih cepat besar. Penerapan teknik hidroponik rakit apung ini juga akan menghindarkan tanaman dari resiko cepat layu.

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Hidroponik Sistem Rakit Apung
Dengan menerapkan teknik hidroponik rakit apung ini, berarti anda juga harus melakukan perawatan kaitannya dengan melakukan pengontrolan secara rutin terhadap pH air yang mana pH air tersebut harus tetap dijaga agar selalu pada batasan 5,5 – 6,8. Selain itu, anda juga harus memperhatikan ketinggian air supaya air pada level yang masih bisa dijangkau boleh akar.
Teknik hidroponik rakit apung merupakan salah satu terobosan yang dilakukan dalam teknik berkebun yang pastinya memberikan kemudahan serta biaya yang murah dalam pembuatannya. Sistem berkebun semacam ini akan memberikan hasil yang memuaskan ketika anda juga rutin melakukan pengecekan serta perawatan tanaman tersebut. Pastikan juga anda selalu mengganti air nutrisi tersebut sekali dalam seminggu.
Share:

Sabtu, 27 Agustus 2016

Cara Menanam Pak Choy Hidroponik

Pak choy merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam keluarga Brassiacaeceae. Jenis tanaman yang memiliki bentuk fisik seperti sawi ini juga biasa dikenal dengan sebutan sawi sendok. Tanaman ini memiliki ciri pangkal daun yang tebal dan lembut seperti halnya daging. Biasanya, jenis sayuran ini akan diolah menjadi kuliner lezat seperti soup. Untuk membudidayakan tanaman ini, maka anda bisa menanam pak choy sistem hidroponik.

Menanam pak choy sistem hidroponik semacam ini sangatlah mudah dan pastinya tidak membutuhkan biaya yang banyak. Selain itu, menanam pak choy sistem hidroponik ini bisa anda kembangkan di rumah anda meskipun anda tidak memiliki lahan yang luas. Dengan menpraktekkan cara menanam pak choy sistem hidroponik semacam ini, maka anda bisa mendapatkan hasil yang menguntungkan tanpa harus bercocok tanam di kebun pada umumnya.

Berikut ini adalah cara menanam pak choy sistem hidroponik yang bisa anda praktekkan di rumah.
Alat dan Bahan
·    Baskom persegi
·    Rockwool atau bisa diganti spoon tipis
·    Syrofoam seukuran baskom
·    Gunting
·    Benih
·    Air secukupnya
Cara Pembuatan
1.    Siapkan Styrofoam dan potong sesuai ukuran baskom
2.    Buatlah lubang pada permukaan syrofoam sebesar uang recehan 100 sebanyak mungkin
3.    Buatlah potongan rockwool sebesar lubang yang terdapat pada Styrofoam
4.    Pasang potongan rockwool pada Styrofoam dan masukkan benih pakchoy ke dalamnya dengan jarak sekitar 0.5 – 1 cm
5.    Masukkan air pada baskom hingga mencapai level setengah baskom dan mampu menjangkau dasar rockwool
6.    Tutup baskom dengan Styrofoam hingga tidak ada sinar yang mampu masuk ke dalamnya
7.    Setelah 2 minggu akan ada benih yang keluar dan anda langsung bisa memaparkannya di bawah sinar matahari
8.    Pastikan juga anda membasahi benih tersebut dengan air dan menjaga dari kekeringan
9.    Setelah bibit tanaman telah tumbuh, maka anda bisa memindahkan pada net pot
10.    Untuk net pot anda bisa menyiapkan kemasan gelas air minum yang dilubangi pada dasarnya
11.    Pindahkan rockwool yang berisi benih pada net pot dan masukkan net pot pada baskom lain yang juga dilengkapi dengan Styrofoam berlubang sebesar gelas air kemasan
12.    Isikan air yang bernutrisi pada baskom hingga air menyentuh rockwool
13.    Lakukan perawatan hingga pak choy anda tumbuh dengan subur
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dari menanam pak choy sistem hidroponik ini, maka anda harus melakukan perawatan yang bisa anda lakukan dengan selalu mengecek air nutrisi pada baskom. Untuk air nutrisi bisa dibuat dengan mencampurkan pekatan A  dan pekatan B sebanyak 1.5 ml.
Pastikan anda selalu melakukan pengecekan pada air nutrisi dan selalu memastikan bahwa air selalu tetap menyentuh rockwool. Dengan menanam pak choy sistem hidroponik serta melakukan perawatan tanaman secara benar, maka anda akan mendapatkan hasil tanam yang memuaskan.
Share:

Rabu, 17 Agustus 2016

Media Tanam Hidroponik

Media tanam hidroponik merupakan material non tanah yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman. Media ini memiliki fungsi utama sebagai penyangga agar tanaman bisa berdiri tegak dan tidak roboh. Idealnya media tanam memiliki tekstur yang gembur dan mampu menyimpan banyak air. Selain itu, materialnya harus bersifat poros atau mampu membuang kadar air yang berlebih.

Media tanam yang baik harus memiliki pH sekitar 6-7 dan akan lebih baik jika materialnya mengandung kapur serta kaya akan unsur kalsium. Untuk menjaga terserangnya tanaman dari berbagai penyakit, pastikan media yang akan digunakan bersifat steril dan bebas dari patogen. Ada banyak material yang bisa dimanfaatkan sebagai media tanam hidroponik. Berikut adalah beberapa di antaranya:

·    Rockwool
Rockwool merupakan salah satu media tanam yang banyak digunakan oleh para petani hidroponik. Media tanam ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media lainnya terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang dapat disimpan oleh media tanam ini.


·    Arang
Arang merupakan sisa pembakaran kayu atau batok kelapa. Material ini mampu mengikat air dalam jumlah banyak, tidak mudah lapuk, dan sulit ditumbuhi jamur. Namun demikian arang memiliki sedikit kandungan hara sehingga dalam penggunaannya membutuhkan pemupukan ekstra.

·    Sekam padi
Sekam padi merupakan kulit padi yang telah digiling. Material ini memiliki porositas tinggi yang berperan terhadap sistem aerasi dan drainase media tanam. Untuk mendapatkan hasil optimal, sebaiknya sekam dibakar terlebih dahulu agar kandungan karbonnya lebih tinggi dan lebih steril karena materi patogennya akan mati terbakar.

·    Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan media yang sangat baik karena memiliki kandungan unsur hara yang lengkap. Selain itu kandungan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya mampu merombak bahan organik menjadi nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman. Agar steril, pupuk kandang sebaiknya dikukus terlebih dahulu sebelum dipakai.

·    Sabut kelapa (coco peat)
Sabut kelapa mempunyai karakteristik yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat dan mengandung berbagai unsur hara esensial yang bermanfaat bagi tananan. Untuk mengindari tumbuhnya jamur, rendam sabut kelapa ke dalam larutan fungisida sebelum dipakai.

·    Kompos
Sebagai hasil dari fermentasi limbah organik, kompos mampu menjadi fasilitator dalam penyerapan nitrogen dan memiliki kandungan unsur hara yang tinggi. Kompos yang baik digunakan sebagai media tanam adalah yang mengalami pelapukan sempurna dengan ciri-ciri berwarna hitam kecoklatan, tidak berbau, dan memiliki kadar air yang rendah.
·    Vermikulit dan perlit
Material ini merupakan media anorganik steril yang dihasilkan dari kepingan-kepingan mika yang mengandung potasium dan kalium sehingga menambah daya serap air. Sebagai media tanam, sebaiknya material tersebut digabungkan dengan pupuk organik untuk melengkapi unsur haranya.
·    Pecahan batu bata
Material ini bisa dijadikan alternatif media tanam karena memiliki performa drainase dan aerasi yang baik. Namun demikian media ini miskin unsur hara sehingga penggunaanya biasanya dibarengi dengan pupuk kandang.
·    Spons (froralfoam)
Dilihat dari sifatnya, spons memiliki daya serap yang tinggi terhadap air dan unsur hara. Namun demikian bahannya mudah hancur sehingga tidak bisa dipakai dalam jangka waktu lama.
·    Gabus stereofoam
Material yang terbuat dari kopolimer styren ini kerap dipakai sebagai campuran media tanam untuk menambah porositas media tanam.

Tiap media memiliki kandungan unsur hara dan porositas yang berbeda. Saran saya, tidak ada salahnya mengombinasikan material organik dan anorganik sebagai media tanam, karena material anorganik memiliki kelebihan dalam hal porositas dan material organik kaya akan unsur hara. Selamat bereksplorasi dengan media tanam hidroponik, semoga tanaman Anda tumbuh subur sesuai dengan harapan.
Share:

Jumat, 12 Agustus 2016

Cara Menanam Tanaman Hidroponik


Cara menanam tanaman hidroponik sebenarnya bukan ide lama. Meski tidak menggunakan tanah sebagai media penanaman, kecepatan pertumbuhan tanaman hidroponik mencapai 50% lebih besar daripada cara penanaman konvensional. Bagaimana bisa? Cara menanam tanaman hidroponik membuat tanaman langsung menerima pasokan air bernutrisi. Karena itulah, tanaman hidroponik tidak begitu membutuhkan akar yang terlalu besar, apalagi mengingat lahan yang digunakan juga tidak besar. Selain itu, tanaman hidroponik juga termasuk ramah lingkungan, karena tidak membutuhkan terlalu banyak air. Untuk kandungan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, Anda dapat menggunakan yang berbentuk bubuk sebelum dicampur dengan air, yang kemudian diberikan kepada tanaman hidroponik. Cukup ringkas, praktis, dan lebih ekonomis, bukan?



Apa sajakah keuntungan dari cara menanam tanaman hidroponik? Yang pasti, Anda tidak perlu lagi berbelanja sayur-sayuran dan buah-buahan di pasar, warung, atau supermarket, karena sudah bisa memproduksi sendiri. Lebih bagus lagi bila kualitasnya bagus dan menarik perhatian orang lain, Anda dapat berbagi atau bahkan menciptakan usaha dagangan sendiri.

Cara menanam tanaman hidroponik juga memiliki dua sistem dasar, yaitu:
1.    Sistem aktif
2.    Sistem pasif

Menurut website Tips Berkebun (dari http://www.tipsberkebun.com/sistem-kerja-bercocok-tanam-hidroponik.html), cara menanam tanaman hidroponik dengan sistem aktif melancarkan sirkulasi larutan nutrisi untuk tanaman dengan pompa. (Ada yang memakai timer untuk pompa dan ada yang tidak, melainkan hanya mengira-ngira hingga tanaman mendapatkan nutrisi secukupnya.)

Berbeda dengan cara menanam tanaman hidroponik dengan sistem pasif, yaitu dengan membuat larutan yang kaya akan nutrisi diserap oleh medium dan disemaikan ke akar tanaman. Sayangnya, sistem pasif memiliki kekurangan. Pembagian oksigen melalui akar tanaman tidak bisa imbang, jadi ada yang kelebihan jatah hingga kekurangan jatah, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak sehat sempurna.

Selain dilihat dari cara kerja, sistem untuk cara menanam tanaman hidroponik juga dapat dibagi berdasarkan pemulihan (recovery), yaitu:
1.    Recovery system. (Sistem pemulihan.)
2.    Non-recovery system. (Sistem nonpemulihan.)

Dalam recovery system, larutan nutrisi yang sudah disirkulasikan dapat digunakan kembali. Sementara itu, dalam non-recovery system, larutan nutrisi yang sudah disirkulasikan tidak dapat digunakan kembali.

Untuk tahapan cara menanam tanaman hidroponik, ikuti langkah-langkah berikut ini:
1.    Penyemaian benih
Semailah benih pada wadah, lalu pindahkanlah ke media tanam bila benih tersebut cukup umur, dalam hal ini: mulai tumbuh sedikit daun.

2.    Penyiapan media tanam
Gunakanlah media tanam berupa campuran sekam bakar dan campuran pasir kerikil atau rockwool dengan pasir kerikil. Silakan pilih salah satu. Tempatkan media tanam tersebut pada wadah yang diinginkan, entah itu kaleng bekas atau pot.

3.    Pemberian nutrisi
Nutrisi dapat diracik sendiri (terutama bila Anda sudah ahli) atau dibeli di toko. Anda bisa menyiramkannya ke tanaman setiap pagi atau sore hari – atau menggunakan sistem wick (pasif) bila ingin lebih mudah.

4.    Perawatan
Pemangkasan dan pemberian gulma merupakan bagian dari perawatan terhadap tanaman hidroponik, sama dengan tanaman konvensional lainnya.
Selamat bertanam hidroponik.

Sumber:
http://www.tipsberkebun.com/sistem-kerja-bercocok-tanam-hidroponik.html
http://www.kebunhidro.com/2012/06/cara-menanam-hidroponik-sederhana-di.html
http://www.azzamrumahherbal.com/hidroponik/191-cara-menanam-menggunakan-sistem-hidroponik.html


Share:

Kamis, 10 Maret 2016

MENANAM CABE HIDROPONIK


Bagi Anda yang sangat menyukai cabe, alangkah senangnya bila Anda bisa mengonsumsi cabe kapan saja, sesuai yang Anda inginkan. Meski lahan untuk bercocok tanam semakin menyempit, terutama bagi yang tinggal di daerah perkotaan, tak ada salahnya mencoba cara hidroponik. Bila Anda menyukai cabe, mungkin saatnya mencoba hidroponik cabe.


Bagaimana cara melakukan hidroponik cabe? Salah satu media pendukung untuk kegiatan ini adalah green house, yaitu rumah kaca yang berfungsi sebagai pelindung tanaman dari radiasi langsung sinar matahari dan kondisi-kondisi alam lainnya, seperti: suhu udara, kelembapan, hujan, hingga serangan hama penyakit.
Namun, di Indonesia, tidak semua green house benar-benar dibuat dari kaca, terutama di bagian atap. Selain kaca, ada juga yang menggunakan plastik, paranet, asbes, dan seng. Saat ini, atap plastik termasuk yang paling banyak digunakan di Indonesia, terutama karena bahannya cocok sekali untuk lingkungan beriklim tropis. Tidak hanya itu, pemakaian plastik juga banyak diterapkan untuk barang-barang berkualitas ekspor.
Setelah green house tersedia, apa langkah selanjutnya bila Anda ingin menghasilkan tanaman hidroponik cabe?

1.    Tahap awal: persediaan dan persiapan
Siapkan benih atau biji sebelum melakukan penyemaian, transplantasi, perawatan, serta pemberian nutrisi dan pembuahan. Anda bisa memilih cabe lokal atau cabe impor. Bagi pemula, pilihlah cabe rawit untuk hidroponik cabe. Pilih yang sudah matang sempurna, keluarkan benih dan bijinya, lalu jemur dan angin-anginkan sampai kering. Jangan letakkan benih dan biji di tempat lembap. Solusi lain? Belilah bibit dari toko yang menjual keperluan pertanian dan bercocok tanam.

2.    Tahap penyemaian
Siapkan:
-       Benih cabe
-       Air hangat
-       Kain flanel atau kertas koran
-       Plastik
-       Net pot atau neti pot (pot untuk irigasi)
-       Rockwool (media penanaman yang terbuat dari bebatuan)
Rendam biji cabe dalam air hangat selama 10 menit, lalu semailah. Setelah itu, letakkan biji cabe di atas kain flanel atau koran yang lembap. Lipat kain atau koran untuk membungkus biji cabe dan masukkan ke dalam plastik. Setelah mulai berkecambah (sekitar tiga sampai lima hari), pindahkan ke rockwool lalu masukkan ke dalam net pot.

3.    Tahap transplanting
Benih cabe di dalam net pot diberi nutrisi hidroponik Abmix dalam porsi normal untuk sayuran daun hijau. Jangan terkena sinar matahari secara langsung. Jika sudah mulai berdaun, pindahkan bibit ke dalam pot atau polybag, lalu isi dengan media porous seperti sekam atau sekam bakar dicampur hidroton, pasir kerikil, pecahan genting atap, atau zeolit. Setelah itu, silakan pilih: mau menggunakan sistem wick, deep water culture, atau masih dengan polybag dengan penyiraman harian.


Selamat mencoba dan semoga sukses memetik cabe dari hasil tanam sendiri!
Share:

Selasa, 08 Maret 2016

Cara Bertanam Hidroponik


Menurut pengamatan saya, sebenarnya banyak di antara kita yang menyukai aktivitas bercocok tanam, bermimpi bisa menanam sendiri sayuran dan buah-buahan di pekarangan rumah dan menikmati momen ketika tunas-tunas mulai tumbuh atau saat panen tiba. Namun karena keterbatasan lahan, banyak orang yang mengurungkan niatnya untuk berkebun.  Padahal dalam lahan sempit sekalipun, kita tetap bisa melakukannya secara hidroponik. Tanpa menggunakan media tanah dan dengan media penopang yang lebih compact, berkebun bisa dilakukan tanpa harus memakan banyak ruang. Ingin tahu lebih jelas mengenai cara bertanam hidroponik? Yuk, mari kita kaji metode ini bersama-sama.

Hidroponik adalah teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman melalui media air dan tanpa menggunakan tanah. Hidroponik sendiri bisa dikategorikan menjadi dua sistem, yaitu aktif dan pasif. Pada sistem pasif, air yang kaya nutrisi akan diserap langsung oleh akar tanaman tanpa melalui proses sirkulasi. Sedangkan pada sistem aktif, air dan nutrisi yang dicampurkan ke dalam media tanam dibuat bergerak dan bersirkulasi dengan bantuan pompa.

Berikut ini adalah beberapa cara bertanam hidroponik yang bisa dilakukan secara pasif maupun aktif:

1.        Sistem hidroponik pasif
·      Sistem sumbu atau wick system
Sistem ini merupakan cara hidroponik yang paling sederhana, yaitu dengan menggunakan pot atau netpot yang dihubungkan ke wadah cairan bernutrisi melalui perantara sumbu. Prinsip kerjanya mengadaptasi cara kerja kompor,  yaitu menjadikan sumbu sebagai perantara penyerap air untuk mendapatkan nutrisi bagi tanaman.

·      Sistem rakit terapung
Sistem ini digunakan untuk skala menanam yang lebih besar, yaitu dengan menempatkan tanaman pada netpot yang dipasang pada lembaran stereofoam lebar yang dilubangi dan dibiarkan terapung pada bak luas yang berisi cairan nutrisi. Akar akan mengambil nutrisi langsung dari air tanpa melalui perantara, dan tanaman akan tumbuh besar di atas rakit terapung tersebut.

2.        Sistem hidroponik aktif
·      Sistem sumbu dengan aerator
Sistem ini pada dasarnya adalah sistem sumbu biasa, namun media yang digunakan lebih besar dengan tambahan aerator atau mesin penghasil gelembung udara (yang sering dipakai pada aquarium). Tujuan penambahan aquator ini adalah agar tanaman mendapatkan oksigen yang cukup dan nutrisinya bisa terserap secara lebih merata. 

·      Sistem nutrient film technique (NFT)
NFT merupakan model budidaya hidroponik yang menempatkan tanaman pada sebuah instalasi lapisan air dangkal yang disirkulasikan secara terus-menerus menggunakan bantuan pompa. Dengan cara ini, akar dapat berkembang dalam nutrisi, dan bagian lainnya berkembang di atasnya.
http://hidroponikstore.com/produk/nft-farmer-28-lubang/

·         Sistem drip
Sistem ini dilakukan dengan cara membuat instalasi tanam dengan meneteskan cairan nutrisi melalui selang-selang kecil ke netpot dengan menggunakan pengatur waktu. Istalasi sistem ini cukup kompleks sehingga kerap dilakukan untuk budidaya skala besar.

·         Sistem aeroponik
Aeroponik merupakan cara bercocok tanam di udara dengan menyemprotkan nutrisi ke akar tanaman yang ditempatkan secara menggantung menggunakan irigasi sprinkler. Air berisi larutan hara yang disemburkan akan berbentuk kabut, sehingga akar tanaman akan dengan mudah menyerap nutrisi tersebut.

Sebagai pemula sebaiknya Anda mencoba terlebih dahulu sistem hidroponik pasif dengan memanfaatkan berbagai barang bekas yang ada di sekitar rumah, setelahnya jika dirasa mampu, Anda bisa meningkatkannya dengan membuat instalasi sederhana dengan sistem pengairan aktif. Jadi, apakah Anda berminat untuk  menerapkan cara bertanam hidroponik di rumah?
Share:

Kunjungi Halaman Kami

Cari Blog Ini

Blogroll

Like Us on Facebook

Trending now