Berkebun di mana saja

Tampilkan postingan dengan label Hama Tanaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hama Tanaman. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 November 2016

Menanam Sayur Hidroponik? Waspada Busuk Akar Menyerang

Busuk akar pada tanaman hidroponik sering kali membuat sayur kita langsung layu mendadak dan mati. Kejadian ini akan cepat menyebar ke seluruh tanaman, dan membuat petani hidroponik frustasi.
Apa sih sebenarnya busuk akar itu? Busuk akar itu penyakit yang menyerang akar tanaman yang disebabkan oleh jenis jamur yang disebut phytium.

Spora jamur ini banyak sekali beterbangan di udara, dan akan berkembang menjadi jamur pada kondisi basah dan suhu hangat yaitu diatas 21 derajat celcius. Kondisi basah membuat kelembaban tinggi, dan kondisi hangat mempercepat spora phytium berkembang biak dengan cepat.
Nah! Kalau si jamur ini sudah berkembang di akar, akar beruba warna menjadi coklat, dan perlahan mulai mengganggu aktifitas penyerapan nutrisi dari akar. Akibatnya tanaman mulai layu dan menunjukkan gejala kurang sehat.
Ya! Jika hal ini dibiarkan terus menerus, tentunya mengakibatkan kematian pada tanaman. Untuk sistem yang menggunakan drip, NFT, DFT, DB, rakit apung, tentunya penyebaran jamur phytium ini sangat mudah dan cepat.
Jika satu sistem terkena, wah... jadi semakin sulit untuk menikmati masa panen yang bagus. Jika anda menemukan gejala pada satu tanaman, sebaiknya langsung dikarantina, dan pindahkan ke sistem lain.
Untuk sistem DFT (depth flow technique)yang biasa digunakan para pecinta hidroponik, merupakan sistem yang paling rawan terkena jamur ini yang berakibat pada busuknya akar.
Sistem DFT memang memiliki keuntungan mampu menyuplai nutrisi dalam keadaan tanpa listrik, namun sistem ini menampung banyak air pada guly atau talang tanaman hidroponik.
Air yang tergenang ini jika terkena matahari dan menjadi hangat, merupakan suasana yang sangat disukai jamur phytium ini untuk berkembang biak.
Selain itu, sistem rakit apung juga berpotensial besar menjadi sasaran empuk spora jamur ini. Sebaiknya perlu mengatur wadah penampung air yang bisa menyerap panas.
Beberapa cara untuk membuat penampung air yang menyerap panas adalah dengan menempatkan penampung air di dalam tanah. Bisa juga membungkus penampung dengan busa styrofoam. Jika anda menggunakan paralon untuk gully tanaman, anda bisa membungkusnya dengan busa pada bagian atas samping paralon.
Sekali lagi kami tekankan, untuk anda yang mengalami tanamannya busuk akar, segera pindahkan tanaman tersebut. Kemudian cek segera, apakah air nutrisi hangat atau tidak. Jika air nutrisi hangat, segera cari solusi untuk mendinginkannya.
Demikian sahabat hidrafarm, semoga pengalaman yang sedikit ini bisa membantu kesuksesan anda.
Share:

Sabtu, 01 Oktober 2016

Cara Menanggulangi Hama Dengan Petrogenol

Bagi anda yang memiliki tanaman buah di rumah, pastinya anda pernah dibuat jengkel dengan permasalahan hama tanaman yang disebut lalat buah. Jenis hama yang satu ini akan menyerang beberapa tanaman seperti tomat, mentimun dan jenis tanaman buah lainnya. Ketika tanaman anda telah terserang lalat buah, maka sudah dipastikan kalau tanaman anda bakalan busuk dan anda akan gagal panen.


Hal semacam inilah yang saat ini menjadi permasalahan petani buah ataupun para pecinta aktivitas berkebun yang memiliki tanaman buah. Sebagai solusinya, maka menanggulangi hama dengan petrogenol merupakan cara yang mudah dan efektif untuk mengatasi permasalahan semacam ini.
Petrogenol merupakan bahan kimia yang diproduksi oleh salah satu pabrik kimia di Gresik yang telah teruji mampu mengatasi permasalahan hama lalat buah. Menanggulangi hama dengan petrogenol ini bisa dibilang murah, sebab bahan yang digunakanpun juga merupakan bahan bekas yang bisa didapat di lingkungan sekitar.
Cairan petrogenol (berasal dari eugenol minyak cengkeh) ini mampu untuk menarik lalat buah datang mendekati jebakan yang terbuat dari botol air minum bekas. Sekali lalat itu masuk ke dalam jebakan, maka lalat tidak akan bisa keluar lagi. Untuk lebih jelasnya bagaimana menanggulangi hama dengan petrogenol, anda bisa menerapkan beberapa cara berikut ini:
Alat dan Bahan
·    1 buah pisau cutter
·    1 buah gunting
·    1 buah botol kemasan air minum 1500 ml
·    Lakban secukupnya
·    Kawat ikat secukupnya
·    1 buah ang
·    Kapas secukupnya
·    Cairan petrogenol secukupnya
Cara Pembuatan
1.    Siapkan botol air minum bekas, buang tutup botol tersebut dan potong sebatas bagian leher botol tepatnya di bawah lengkungan botol.
2.    Ambil kawat secukupnya dan buatlah kawat pengikat yang berbentuk salib dengan ujung dilengkungkan
3.    Masukkan kawat pengikat melalui lubang tengah badan botol dan jangan lupa untuk memenuhi ujung lengkung kawat pengikat dengan kapas yang dibasahi oleh cairan petrogenol
4.    Setelah kawat pengikat terpasang, selanjutnya pasang potongan botol air minum dengan posisi terbalik dan kuatkan dengan lakban
5.    Perangkat lalat buah siap untuk dipasang
Cara menanggulangi hama dengan petrogenol semacam ini akan bisa digunakan dalam kurun waktu sebulan. Setelah sebulan, maka penambahan cairan petrogenol bisa dilakukan jika peralatan untuk menanggulangi hama dengan petrogenol masih diperlukan.
Ketika anda berfikir untuk menyudahi penggunaan alat ini, maka sangat tidak disarankan untuk membuang bekas botol yang mengandung petrogenol sembarangan, karena hal ini akan mencemari lingkungan sekitar.
Untuk keamanan, akan lebih baik jika anda menanam botol ini jauh dari sumber air, sehingga tidak akan mencemari air tersebut. Dengan menerapkan cara menanggulangi hama dengan petrogenol, maka populasi lalat buah yang kerap menjadi musuh petani akan segera berkurang.
Share:

Rabu, 28 September 2016

Cara Menanggulangi Hama Dengan Pestisida Alami

Membasmi hama dengan pestisida alami merupakan salah satu teknik ampuh yang bisa dilakukan oleh para petani atau pecinta aktivitas berkebun dalam menanggulangi hama tanaman. Penggunaan pestisida alami semacam ini sangatlah aman, mengingat semua bahan yang digunakan berasal dari bahan alami tanpa adanya campuran bahan kimia berbahaya.

Pestisida Organik untuk Menanggulagi Hama

Perlu anda ketahui bahwa jenis pestisida alami semacam ini termasuk pestisida yang mudah terurai di alam (biodegradable), sehingga pemakaian yang benar tidak akan menimbulkan pencemaran.
Untuk membasmi hama dengan pestisida alami, maka anda bisa menggunakan limbah yang berasal dari air kencing sapi yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Penggunaan air kencing sapi dalam membasmi hama dengan pestisida alami ini dikarenakan kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan airnya mampu untuk membasmi hama tanaman.
Selain itu, penerapan cara membasmi hama dengan pestisida alami dengan urine sapi ini juga akan menjadikan tanaman tumbuh subur. Untuk lebih jelasnya tentang membasmi hama dengan pestisida alami anda bisa menerapkan cara berikut ini.
Bahan
·    20 liter urine sapi
·    1 liter tetes tebu
·    Bakteri decomposer seperti EM 4, Mbio
·    0,5 kg empon-empon (lengkuas, kencur, kunyit, temuireng, brotowali, jahe)
·    1 gelas air rendaman kedelai
·    4 liter air
Cara Pembuatan
1.    Siapkan semua empon-empon lalu tumbuk keseluruhannya hingga lembut
2.    Masukkan Dalam panci yang ditambah air dan masak tumbukan empon-empon dengan air selama beberapa menit hingga air mendidih
3.    Angkat dan tunggu hingga rebusan empon-empon menjadi dingin
4.    Campurkan dengan tetes tebu, urine sapi dan rendaman kedelai
5.    Aduk seluruh bahan hingga rata
6.    Masukkan campuran tersebut ke dalam sebuah jerigen dan tutup jerigen tersebut
7.    Simpan jerigen di tempat yang aman selama 3 minggu
8.    Pastikan untuk membuka tutup jerigen 3 hari sekali untuk membuang gas yang terkumpul dalam jerigen
9.    Setelah 3 minggu, pestisida alami bisa digunakan
Perlu anda ketahui bahwa penerapan cara membasmi hama dengan pestisida alami dengan urine sapi ini memiliki takaran dosis yang berbeda untuk setiap tanaman. Ketika anda ingin membasmi hama pada tanaman padi, maka penyemprotan pada tanaman bisa anda lakukan saat padi berusia 14 – 21 hari setelah proses penanaman yang dilanjutkan 45 hari kemudian setelah tanam.
Sedangkan bagi anda yang memiliki tanaman hortikultura dan ingin membasmi hama dengan pestisida alami, maka penyemprotan bisa dilakukan saat tanaman berusia 14 – 21 setelah penanaman dan diteruskan saat tanaman mencapai musim bunga.
 Pengaplikasian untuk pestisida semacam ini bisa langsung disemprotkan pada tanaman tanpa dicampur dengan bahan lain. Dengan cara membasmi hama dengan pestisida alami semacam ini, maka hama tanaman anda akan segera mati dan tanaman tumbuh subur.
Share:

Rabu, 27 April 2016

Membuat Pestisida Alami dari Jeruk Nipis 2


Bahan-bahan : 
1. 20 lembar daun jeruk nipis yang sudah ditumbuk.
2. 5 buah jeruk nipis yang sudah diperas.
3. 3 sendok makan molase.
4. 4 liter air bersih, dan
5. 2 sendok EM4 ( mikroorganisme aktif ).

Caranya,
campurkan bahan-bahan diatas, campur menjadi satu kemudian diaduk sekitar 4-5 menit sehigga nantinya menjadi larutan yang homogen. Selanjutnya masukkan semua larutan ke dalam wadah tertutup dan biarkan ter fermentasi selama 4-5 hari.
Cara pengaplikasian kepada daun atau buah yaitu : untuk pemakaian 2 sendok makan pestisida alami ini maka larutan dicampurkan dengan menggunakan 1 liter air. Selanjutnya pestisida alama ini sudah bisa digunakan untuk menyemprotkan pada buah yang berukuran pentil agar dapat mengusir lalat buah.

Demikian cara membuat pestisida alami seperti yang dicontohkan oleh azzamrumahherbal.com. semoga bermanfaat, dan terus berjuang menanam sayuran sehat!




Ikuti kami untuk tips dan agrobisnis seputar hidroponik 

Share:

Membuat Pestisida Alami dari Jeruk Nipis


Sahabat Hidrafarm, siapa yang tidak kenal jeruk nipis? Tahukan Anda ternyata jeruk nipis mempunyai khasiat yang dapat dijadikan sebagai Pestisida alami.

Khususnya untuk mengusir lalat buah yang menyerang buah / daun pada tanaman kesayangan kita. Dengan kata lain, jeruk napis dapat dijadikan pestisida untuk mencegah serangan hama leaf minner.

Bagi anda penghobi menanam secara hidroponik pasti sering mengalami buah-buahan yang kita tanam rusak, busuk dan tidak jarang hingga menyebabkan kematian pada tananam kesayangan kita ini. Ternyata faktor itu dapat disebabkan oleh lalat, lalat yang menghinggap di daun tanaman akan meletakan belatung telur yang menyebabkan tanaman kita rusak.

Terus, bagaimana cara untuk mengatasi hama lalat tersebut? Salah satunya dengan menggunakan pestisida alami yaitu dengan menggunakan jeruk nipis, silahkan simak ulasan berikut ini:


Ikuti kami untuk tips dan agrobisnis seputar hidroponik 
Share:

Jumat, 19 Februari 2016

9 Jenis Hama Tanaman Hidroponik yang Wajib Anda Ketahui

Hama sebenarnya makhluk hidup yang sedang mencari makan untuk kelangsungan hidupnya. Namun keberadaannya yang sering memakan daun sayuran menjadikan hama termasuk organisme yang diperangi oleh petani. Untuk tanaman hidroponik, bukan berarti tanaman bebas dari serangan hama, tetap saja ada hama yang mengancam pertumbuhan tanaman.

Sebagai petani tanaman hidroponik, tentunya wajib mengetahui hama apa saja yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Petani wajib tahu berbagai macam hama, dan nantinya petani wajib tahu bagaimana cara menghilangkan hama. Berikut, hidrafarm merangkum 9 jenis hama tanaman hidroponik yang wajib anda ketahui.

1. Ulat

Hama ulat ini sebenarnya sudah sangat populer di kalangan petani. Pasalnya popularitas ulat ini sendiri memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan menjadi musuh bebuyutan bagi para petani. Juga termasuk pada petani yang tanamannya seringkali diserang oleh hama ulat. Salah satu jenis ulat yang seringkali menyerang tanaman cabai adalah ulat grayak/spodoptera litura.
Ulat jenis ini mampu memakan daun hingga benar-benar habis dalam waktu yang singkat, sehingga dapat menyebabkan kemampuan fotosintetis dari tanaman cabai menjadi terganggu. Pada serangan yang masuk dalam tahap massif menjadikan ulat grayak ini memakan habis seluruh bagian daun, bahkan hanya sekedar menyisakan tulang-tulang daunnya saja.

2. Semut
 Semut adalah hama utama di pertanian dan perkotaan, yang dapat merusak tanaman dan menyerang wilayah pemukiman baik di luar maupun di dalam ruangan.

3. Lalat Buah
Lalat buah merupakan salah satu serangga hama yang menyerang tanaman buah-buahan di lapangan. Spesies lalat buah dari famili Tephritidae yang menjadi hama tanaman mencapai 4.500 spesies, dan terdapat 20 spesies dari genus Bactrocera merupakan hama penting pada buah-buahan dan sayuran di Asia (Vijaysegaran, 1998). Bactrocera spp. memiliki inang yang cukup banyak seperti: jeruk, mangga, pepaya, nangka, alpokat, pisang, tomat, apel, nenas, pear, aprikot, terong, jambu dan melon.

Kehilangan hasil akibat serangan lalat buah di Indonesia cukup besar. Hal ini disebabkan karena stadia yang merusak adalah larva yang menyerang langsung pada buah tanaman. Pada tanaman cabai kehilangan hasil dapat mencapai 80%. Luas serangan lalat buah diperkirakan 4.700 ha dengan kerugian Rp. 21,99 miliar pada tahun 2002. Dalam menanggulangi hama ini, petani telah melakukan pengendalian secara alami, diantaranya dengan pembungkusan buah, pengurungan tanaman dengan jaring plastik, pengasapan di sekitar pohon dan lainnya. Usaha ini memungkinkan untuk luasan lahan yang relatif sempit, tetapi tidak efisien untuk lahan yang luasnya puluhan hektar. Pengendalian lain yang telah dilakukan adalah pemandulan jantan, kimiawi dan memakai perangkap dengan menggunakan atraktan/penarik.

4. Thrips

Hama Thrips (trhips tabaci) merupakan hama yang paling berbahaya bagi tanaman, terutama tanaman cabe. Hama ini menyerang pada daun tanaman terutama pada daun muda atau bagian pucuk tanaman. Gejala awal yang mudah dideteksi adalah jika ditemukan daun keriting dan menggulung ke atas. Akibat dari serangan hama thrips adalah daun keriting, kering lalu mati. Pertumbuhan tanaman akan terganggu dan produktifitas menurun. Pada serangan hebat bisa mengakibatkan gagal panen, karena tanaman tidak mampu berproduksi sama sekali. Serangan hama thrips juga mengakibatkan bunga-bunga kering dan rontok. Serangan pada tanaman muda menyebabkan kelayuan.

5. Tungau tanaman (Mite)
Hama tungau bersembunyi di balik daun. Hama tungau menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun di dalam jaringan mesofil hingga jaringan itu rusak. Akibatnya klorofil pada daun menjadi rusak dan menghambat proses fotosintesis tanaman. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecokelatan dan akhirnya menghitam. Daun menjadi keriting dan menggulung kearah bawah, menebal, berbentuk seperti sendok terbalik. Bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus.

6. Kutu Kebul (Bemisia Tabaci)
Kutu kebul ( bemisia tabaci ) atau dipanggil juga kutu putih, secara internasional dikenal dengan silverleaf whitefly, merupakan salah satu dari lalat putih yang saat ini termasuk hama penting pertanian budidaya. Kutu kebul diklasifikasikan ke dalam keluarga Aleyrodidae, sub-urutan besar serangga, Homoptera.
Kutu kebul tumbuh subur di seluruh dunia terutama di kawasan iklim subtropis dan tropis, seperti Indonesia. Sedangkan populasi di kawasan iklim sedang tidak terlalu besar. Lingkungan dengan suhu dingin bahkan sering menyebabkan kematian larva dan lalat dewasa.
Tanaman yang dipengaruhi oleh kutu kebul sangat beragam, mencakup tanaman sayuran seperti: tomat, labu, mentimun, terong, okra, buncis dan kacang-kacangan, brokoli, kembang kol, kubis, melon, kapas, wortel, ubi jalar, dan sayuran lainnya. Bahkan banyak dari jenis tanaman buah seperti mangga, rambutan, anggur, jeruk, dll., tak luput dari serangannya.


7. Penggorok daun 
Hama Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis) – Hama ini dikenal juga dengan sebutan leaf miner, merupakan spesies lalat dari genus Liriomyza dan keluarga Agromyzidae. Lalat ini menyerang daun tanaman dengan cara meletakkan telur di bagian epidermis daun. Setelah telur menetas dan berubah menjadi larva, akan menggorok dan masuk ke dalam jaringan mesofil daun. Sehingga jaringan daun menjadi kosong, dan menampakkan bercak berwarna putih atau keperakan di atas permukaan daun.

8. Belalang
Belalang adalah salah satu serangga pemakan daun yang sangat mengganggu tanaman produktif petani. Hama satu ini menyerang dalam bentuk koloni atau kelompok. Tak jarang semua cara telah dilakukan untuk membasmi hama ini, namun hasilnya selalu nihil karena beberapa memang mati namun sebagian besar masih saja menyerang tanaman. Mungkin Anda sedang kebingungan dan panik mengatasi serangan belalang yang dapat mengurangi kualitas tanaman dan hasil panen.

OOps....salah gambar ....

9. Jangkrik
Sampai sekarang belum ditemukan penyakit yg serius menyerang jangkrik. Biasanya penyakit itu timbul karena jamur yg menempel di daun. Untuk menghindari infeksi oleh jamur, maka makanan & daun tempat berlindung yg tercemar jamur harus dibuang.
Share:

Kunjungi Halaman Kami

Cari Blog Ini

Blogroll

Like Us on Facebook

Trending now