Berkebun di mana saja

Tampilkan postingan dengan label Cabe & Paprika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cabe & Paprika. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Agustus 2016

Membuat Aeroponik Sederhana untuk Tanaman Cabe

Aeroponik merupakan teknik pemberian nutrisi dalam bentuk larutan cair yang dikombinasikan dengan oksigen diudara. Mengenai teknis mengkombinasikan ada berbagai macam. Ada yang menggunakan pengkabut untuk mencampur air nutrisi dan oksigen di udara, ada juga yang menggunakan tetes nutrisi namun akar dibiarkan terurai di udara seperti gambar berikut ini.

Sistem tersebut merupakan aeroponik yang dapat dibuat dengan mudah tanpa harus menggunakan pengkabut, karena pengkabut mudah tersumbat. Akar yang terurai memungkinkan untuk menyerap oksigen, selain itu nutrisi yang diteteskanatau dialirkan dari atas bagian akar akan menyuplai nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

Untuk menanam cabe dengan sistem aeroponik sederhana ini membutuhkan bahan dan alat sbb,
Bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah:
1. Lembar polykarbonat atau bisa diganti dengan kayu untuk papan temat tumbuh.
2. pipa pvc 1/2 inch, beserta konektor pvc seperti knee dan T, dll.

3. pompa air 2 meter.
4. Tandon air.
5. Selang HDPE 5mm dan nepel untuk pipa sekunder yang membagi nutrisi ke setiap lubang tanam.
6. benih cabe dan nutrisi AB mix.
7. Lem PVC
8. Netpot

Alat-alat yang diperlukan:
1. Hole saw untuk melubagi tempat netpot.
2. Gergaji besi untuk memotong.
3. Amplas untuk menghaluskan bekas potongan.
4. Cutter untuk memotong selang HDPE.

Skema sistem aeroponik yang dibuat kurang lebih seperti gambar berikut:



Nah! Bagaimana sobat hidroponik? Mudah bukan?Yuk kita tanam cabe, minimal untuk konsumsi sendiri dan tidak tergantung cabe di pasaran yang harganya naik turun. Semoga sukses yaaa ....
Share:

Selasa, 02 Agustus 2016

Mudahnya Menanam Cabe Hidroponik dengan Sistem Ebb and Flow

Menanam cabe memang memerlukan keahlian khusus. Cabe termasuk tanaman yang mudah layu atau rusak, dan juga rentan terhadap penyakit. Nah! Pada kesempatan ini, hidrafram akan membagikan pengalaman berkebun hidroponik kepada anda semua pecinta hidroponik, khususnya menanam cabe.


Mumpung sebentar lagi musim kemarau, yuk kita menanam cabe hidroponik. Keunggulan cabe hidroponik ini adalah tanaman cabe yang tidak bergantung iklim dan cuaca. Musim kemarau tidak akan menyurutkan petani hidroponik untuk menanam cabe. Untuk menanam cabe dengan sistem hidroponik, yang mudah adalah dengan sistem Ebb and Flow. Teknik ini sudah teruji mampu menumbuhkan tanaman cabe dengan baik. Sistem ini mampu memberikan akar tanaman cabe untuk berkembang dan tumbuh dengan baik.

Bagaimana sih sistem Ebb and Flow hidroponik itu? Ya! Ebb and Flow atau biasa kita sebut sebagai sistem pasang surut, yaitu sistem hidroponik yang membuat media tanam akan basah karena adanya air nutrisi yang masuk. Silahkan lihat gambar berikut!
Air nutrisi dipompa dari tandon naik masuk melalui pipa penghubung, sehingga memenuhi semua wadah media tanam. Sampai pada level yang kita inginkan, air akan keluar pipa dan kembali masuk tandon.

Media tanam yang biasa digunakan untuk menanam cabe Ebb and Flow ini adalah cocopeat + sekam bakar, hidroton, hidroton + cocopeat, atau arang kayu.

CARA SEMAI BENIH:
1. Rendam benih cabe selama ± 1 jam sampai benih terendam.
2. Potong rockwool bentuk dadu, dengan ukuran (2,5 x 2,5 x 2,5) cm³, dan letakkan di atas nampan!
3. Buat lubang sedalam 1 cm di permukaan potongan rockwool!
4. Taruh benih cabe ke dalam lubang.
5. Satu lubang bisa berisi 1 biji cabe.
6. Basahi rockwool dengan air sampai lembab! !! Jangan terlalu basah !!
7. Letakkan di tempat yang terkena cahaya matahari tidak langsung disamping rumah atau di bawah pohon.
8. !! PENTING !! Pastikan rockwool selalu lembab, dengan menyemprotkan air saat pagi dan sore selama masa semai.
9. !! PENTING !! Setelah muncul daun, pastikan daun terkena matahari langsung!
10. Cabe siap dipindahkan ke rak hidroponik setelah tinggi tanaman ± 4 cm, atau memiliki 3 helai daun.
11. Cabe memiliki masa semai  antara 7 sampai 10 hari.

CARA MEMINDAH BENIH KE RAK HIDROPONIK:
1. Pindahkan cabai kecil dengan memegang rockwool ke dalam netpot dengan hati-hati.
2. Letakkan  dalam netpot kemudian dimasukkan ke dalam lubang Ebb and Flow.
3. Alirkan larutan nutrisi ke dalam pipa PVC.
4. !! PENTING !! Pastikan akar menyentuh larutan nutrisi.

CARA MEMBUAT LARUTAN NUTRISI:
1. Siapkan air ke dalam tandon.
2. Tambahkan aki zuur sedikit saja (± 5 mL untuk setiap 50 L air) tetes-tetes sambil diukur dengan pH meter) sampai pH = 6.0 - 6.5
3. Tambahkan nutrisi siap pakai ke dalam larutan sesuai dengan jadwal sbb:


Umur 1 - 14 HST 1000 ppm
Umur 15 - 28 HST 1260 ppm
Umur 29 HST - panen 1540 ppm
 
   Kadar nutrisi diukur dengan alat TDS meter dengan satuan ppm.
    HST : Hari Setelah Tanam
4. Larutan nutrisi ini bisa anda sirkulasi dengan pompa, atau hanya dengan larutan yang diam (tanpa sirkulasi). Anda juga bisa memadukan keduanya, dengan mengalirkan nutrisi setiap pagi dan sore saja, selebihnya hanya air nutrisi diam.
CARA MEMBUAT LANJARAN CABE:
1. Siapkan tali senar pancing untuk lanjaran.
2. Cabe diberi lanjaran saat umur 15 hst.
3. Ikatkan tali senar pancing dari dekat tanaman cabe kemudian ikatkan ke bagian atas sehingga tali senar menjadi tegang.
4. Sandarkan tanaman cabe ke senar yang tegang.
CARA MEMANEN:
1. Anda dapat memanen cabe setelah umur 75-85 hst.
2. Panen cabe dilakukan dengan cara memetik buah dan tangkainya.
3. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal.
4. Panen dilakukan berulang-uang, yaitu 2-5 hari sekali tergantung luas penanaman.


Share:

Kamis, 10 Maret 2016

MENANAM CABE HIDROPONIK


Bagi Anda yang sangat menyukai cabe, alangkah senangnya bila Anda bisa mengonsumsi cabe kapan saja, sesuai yang Anda inginkan. Meski lahan untuk bercocok tanam semakin menyempit, terutama bagi yang tinggal di daerah perkotaan, tak ada salahnya mencoba cara hidroponik. Bila Anda menyukai cabe, mungkin saatnya mencoba hidroponik cabe.


Bagaimana cara melakukan hidroponik cabe? Salah satu media pendukung untuk kegiatan ini adalah green house, yaitu rumah kaca yang berfungsi sebagai pelindung tanaman dari radiasi langsung sinar matahari dan kondisi-kondisi alam lainnya, seperti: suhu udara, kelembapan, hujan, hingga serangan hama penyakit.
Namun, di Indonesia, tidak semua green house benar-benar dibuat dari kaca, terutama di bagian atap. Selain kaca, ada juga yang menggunakan plastik, paranet, asbes, dan seng. Saat ini, atap plastik termasuk yang paling banyak digunakan di Indonesia, terutama karena bahannya cocok sekali untuk lingkungan beriklim tropis. Tidak hanya itu, pemakaian plastik juga banyak diterapkan untuk barang-barang berkualitas ekspor.
Setelah green house tersedia, apa langkah selanjutnya bila Anda ingin menghasilkan tanaman hidroponik cabe?

1.    Tahap awal: persediaan dan persiapan
Siapkan benih atau biji sebelum melakukan penyemaian, transplantasi, perawatan, serta pemberian nutrisi dan pembuahan. Anda bisa memilih cabe lokal atau cabe impor. Bagi pemula, pilihlah cabe rawit untuk hidroponik cabe. Pilih yang sudah matang sempurna, keluarkan benih dan bijinya, lalu jemur dan angin-anginkan sampai kering. Jangan letakkan benih dan biji di tempat lembap. Solusi lain? Belilah bibit dari toko yang menjual keperluan pertanian dan bercocok tanam.

2.    Tahap penyemaian
Siapkan:
-       Benih cabe
-       Air hangat
-       Kain flanel atau kertas koran
-       Plastik
-       Net pot atau neti pot (pot untuk irigasi)
-       Rockwool (media penanaman yang terbuat dari bebatuan)
Rendam biji cabe dalam air hangat selama 10 menit, lalu semailah. Setelah itu, letakkan biji cabe di atas kain flanel atau koran yang lembap. Lipat kain atau koran untuk membungkus biji cabe dan masukkan ke dalam plastik. Setelah mulai berkecambah (sekitar tiga sampai lima hari), pindahkan ke rockwool lalu masukkan ke dalam net pot.

3.    Tahap transplanting
Benih cabe di dalam net pot diberi nutrisi hidroponik Abmix dalam porsi normal untuk sayuran daun hijau. Jangan terkena sinar matahari secara langsung. Jika sudah mulai berdaun, pindahkan bibit ke dalam pot atau polybag, lalu isi dengan media porous seperti sekam atau sekam bakar dicampur hidroton, pasir kerikil, pecahan genting atap, atau zeolit. Setelah itu, silakan pilih: mau menggunakan sistem wick, deep water culture, atau masih dengan polybag dengan penyiraman harian.


Selamat mencoba dan semoga sukses memetik cabe dari hasil tanam sendiri!
Share:

Rabu, 17 Februari 2016

Tanaman Hidroponik Disemai Menggunakan Kain Flanel

Sobat berkebun hidroponik hidrafarm, tanaman hidroponik akan tumbuh dengan baik jika diawali dengan semai benih yang baik pula. Semai benih yang baik menumbuhkan tanaman hidroponik yang baik, begitu pula sebaliknya. Tahap pertama belajar hidroponik adalah semai benih dngan benar. Jika telah dapat menyemai tanaman hidroponik dengan baik, maka akan mudah pada tahap berikutnya.

Banyak sekali media tanam untuk semai benih. Rockwool, cocopeat, arang sekam, dll. Memang rockwool media tanam yang paling praktis, namun jika anda kesulitan untuk mendapatkan rockwool, anda bisa menggunakan kain flannel sebagai alternatifnya. Nah! Pada kesempatan ini, saya akan menunjukkan kepada anda cara menyemai benih dengan kain flanel.


Kain flanel dapat anda cari di toko kain, dengan harga berkisar Rp. 35.000/meter. Jika anda membeli 1 meter saja, anda sudah mendapatkan banyak sekali kain flanel untuk menyemai benih. Kain flanel mempunyai sifat mudah menyerap air, mempunyai daya kapilaritas tinggi, dan mampu menyimpan air dalam waktu lama. Hal ini membuat tanaman menjadi lembab, yang akan memudahkan untuk tumbuh.

Tanaman Hidroponik Disemai Menggunakan Kain Flanel 

1. Pertama tentunya anda harus menyiapka kain flanel yang sudah anda beli, dan potong membentuk persegi panjang. Basahi kain flanel tersebut.

2. Benih yang akan anda tanam, misalnya cabe, harus anda rendam terlebih dahulu, karena tahap pertama perkecambahan adalah benih menyerap air sebanyak-banyaknya. Jika anda merendamnya, maka benih sudah melewati tahap pertama ini. Waktu merendam benih tidak perlu terlalu lama, sekitar 4 jam saja.

3. Untuk tanaman cabe, semakin pedas jenis cabenya, maka waktu perendaman lebih lama. Jika perlu gunakan campuran air dan bawang merah. Perlu anda ketahui, bawang, merah mengandung zat perangsang tumbuh alami.

4. Letakkan benih yang telah direndam diatas kain flanel yang basah. Ingat! Benih hanya butuh suasana yang lembab, dan tidak terlalu basah.

5. Selanjutnya anda perlu menutup benih dengan kain flanel basah di atas permukaan. Letakkan di tempat yang lembab. Jika anda ingin menutupnya dengan plastic hitam boleh saja, tetapi cukup 1 malam saja agar tidak terjadi etiolasi atau kecambah yang memanjang alias kutilang.

6. Setelah benih mulai berkecambah, cepat-cepat pindahkan ke media tanam arang, pecahan bata, atu pecahan batu karang. Jangan sampai terlambat terkena sinar matahari.

Begitu cara menyemai tanaman hidroponik dengan kain flanel, semoga semakin mahir menyemai ya.
Share:

Kamis, 04 Februari 2016

7 Langkah Menanam Paprika secara Hidroponik

Banyak orang beranggapan bahwa paprika susah ditanam,. Banyak juga yang ragu untuk menanam paprika karena peraatannya yang sulit. Namun, sebenarnya paprika bisa ditanam di mana saja. Di gunung, dataran rendah, bahkan di sekitar pantai yang panas.
Memang benar, menanam paprika di dataran tinggi di atas 1700 DPL menghasilkan tanaman yang tinggi dan buah yang besar. Namun, di dataran rendah dan sekitar pantai tanaman paprika tidak sebagus di dataran tinggi. Tetapi hal ini janganlah membuat kita yang berada di dataran rendah ragu untuk mencobanya.


Berikut 5 langkah mudah menanam paprika merah secara hidroponik.

1. Gunakan benih berkualitas
Pastikan anda selalu menggunakan benih yang berkualitas. Sebaiknya anda tidak menyemai benih paprika yang anda ambil dari buah paprika langsung. Sebab, hampir semua paprika yang dijual itu hasil dari tanaman hybrid, sehingga anakan yang tumbuh dari biji paprika akan berbeda dengan induknya, bahkan tanaman tidak bisa berbuah. Lebih baik anda membeli benih yang sudah dikemas, sehingga anda tidak perlu mengalami kegagalan dalam menanam.
2. Semai dalam keadaan lembab
Semailah biji paprika dalam keadaan lembab. Anda bisa mengunakan rockwool sebagai media tanamnya. Anda bisa menggunakan penutup untuk 1 hari sampai 2 hari setelah semai. Setelah muncul bakal tunas, segera beri dia sentuhan sinar matahari yang hangat. Jika anda menutup benih terlalu lama, tanaman anda bisa etiolasi. Anda tidak akan panen paprika, malah panen taoge.
Semai benih dibawah matahari langsung, namun tetap disemprot setiap pagi dan sore untuk menjaga kelembaban tanaman. Hati-hati saat hujan, segera teduhkan benih semaian anda. Atau jika anda mempunyai greenhouse, anda tidak perlu repot untuk memindahkannya. Masa semai benih paprika adalah 10 – 14 hari.
3. Tanam dengan hidroponik
Setelah 10 hari atau 14 hari, benih paprika sudah muncul 3 / 4 helai daun, dan sudah ada yang melebar. Pada keadaan ini, anda bisa memindahkannya untuk ditanam secara hidroponik. Anda bisa memilih NFT, DFT, fertigasi, atau system dutch bucket. Semua sistem hidroponik tersebut bisa anda gunakan untuk menanam paprika hidroponik.



4. Kontrol nutrisi dan pH
Nutrisi untuk paprika berbeda setiap pertumbuhannya. Pada umur 7 hari sampai 14 hari gunakan nutrisi dengan kepekatan 750 ppm dengan nutrisi AB mix. Selanjutnya pada umur 30 sampai 45 hari, di saat tanan mulai berbunga, anda bisa menggunaan nutrisi dengan kepekatan 1500 ppm. Setelah paprika mulai berbuah, anda bisa menggunakan nutrisi 3500 ppm. pH larutan hidroponik utuk paprika adalah 6,5. Anda bisa mengontrol nutrisi dan pH pada saat pagi dan sore. Anda bisa menggunakan TDS meter dan pH meter.
5. Kontrol suhu, kelembaban udara
Tanaman sangat bergantung dengan suhu dan cahaya. Suhu tanaman meningkat, reaksi fotosintesis untuk menumbuhkan makanan semakin cepat. Namun, jika suhu terlalu panas, tanaman akan layu dan metabolism berhenti bahkan menyebabkan tanaman mati. Suhu yang ideal untuk tanaman paprika adalah 18 °C sampai 23 °C.
Untuk mengukur kelembaban udara, anda bisa menggunakan alat hygrometer. Kelembaban udara yang cocok untuk menanam paprika adalah 80%. Untuk itu, paprika sulit ditanam pada musim panas, karena suhunya mencapai 43 °C dan kelembaban udara 50% pada siang hari yang terik.
Jika suhu terlalu panas, dan kelembaban terlalu rendah, anda bisa menggunakan peeneduh dengan paranet atau kain putih. Kemudian untuk meningkatkan kelembaban udara, anda bisa menggunakan semprot nozzle air ke udara di atas tanaman.
6. Berantas hama sedini mungkin
Hama tanaman pada paprika yang sering menyerang adalah lalat buah, yang akan membuat buah paprika busuk di dalam walaupun luarnya masih bagus. Anda bisa menggunakan tidankan preventif yaitu dengan menggunakan perangkap lalat buah yaitu cairan petrogenol.
7. Gunakan greenhouse atau screenhouse
Greenhouse merupakan investasi bernilai tinggi. Ketika anda menggunakan greenhouse atau screenhouse, anda tidak perlu terlalu pusing memikirkan hama tanaman. Greenhouse akan mengisolasi tanaman dari hama. Jika anda menggunakan ini, anda akan menghasilkan panen yang cantik bersih tanpa ada gigitan dari serangga.
Demikian sobat hidroponik semua, inilah beberapa langkah menanam paprika secara hidoponik. Selamat mencoba dan semoga berhasil ya.
Share:

Kamis, 05 Maret 2015

Ayo Menanam Paprika Hidroponik!

Paprika merupakan tanaman hortikultura yang relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia.  Penggunaan paprika dewasa ini umumnya masih sebagai peyedap atau komponen masakan luar negeri, seperti cah paprika dan paprika cam­pur sosis.  Paprika segar kerapkali juga dijadikan salad.

Paprika memiliki volume ekspor yang besar dan stabil, yaitu ke Negara Taiwan, Brunai Darus-salam, dan Singapura.  Hal ini berarti paprika memiliki prospek cerah.  Peluang pasar di dalam negeri dan luar negeri masih terbuka lebar.

Penanaman paprika terus dikembangkan karena adanya permintaan pasar yang terus meningkat.  Di sentra produksi paprika, seperti Cimahi, petani paprika belum mampu memenuhi seluruh permintaan pasar.  Di samping itu, peningkatan kebutuhan pasar luar negeri juga semakin meningkat. Salah satu eksportir sayuran (PT. Prestasi Agro Indonesia) menyatakan bahwa dalam waktu satu minggu  mereka harus menyediakan 10 ton paprika segar.  Hingga saat ini kebutuhan tersebut masih belum dapat dipenuhi.  Dengan adanya pasar yang jelas, maka usahatani paprika tidak akan mengalami kerugian.  Di samping itu, harga paprika juga relatif lebih tinggi dibandingkan harga cabai lainnya. 

Paprika sulit dibudidayakan secara konvensional di tanah karena sulitnya teknik pelaksanaannya, misalnya bedengan perlu disterilkan de-ngan memasukkan uap air ke dalam bedengan selama delapan jam dengan suhu 75oC. Budidaya secara hidroponik merupakan cara yang bisa dilaksanakan untuk mengatasi kendala budidaya secara konvensional. Naungan (greenhouse) mutlak diperlukan untuk penanaman paprika di musim hujan. (Prihmantoro dan Indriani, 2003).  Tanaman paprika merupakan jenis cabai yang lebih sulit dibudidayakan dibandingkan cabe rawit, cabai merah, cabai keriting dan cabai-cabai hias yang lain (Harjono, 1996), sehingga paprika banyak diusahakan secara hidroponik.  Dengan perawatan intensif satu tanaman paprika pada sistem hidroponik dapat menghasilkan 2,5 kg buah/ tanaman, sedangkan jika ditanam di tanah hanya menghasilkan 1 kg buah/tanaman.

Konsentrasi nutrisi sangat menentukan berhasil atau tidaknya budidaya paprika secara hidroponik. Petani hidroponik di Belanda selalu mengubah konsentrasi nutrisi secara teratur yang disesuaikan dengan varietas tanaman dan lingkungan setempat. Panduan pemupukan hidroponik hanya sebagai patokan dasar  (Untung, 2000).

Nutrisi A & B mix merupakan nutrisi siap pakai untuk berbagai jenis tanaman.  Kepekatan atau konsentrasi nutrisi ini perlu disesuaikan dengan varietas, daerah, iklim, dan media. Konsentrasi nutrisi tidak bisa distandarkan/disamakan. Pada setiap situasi dan kondisi yang berbeda harus dicari konsentrasi yang optimal bagi tanaman.

Tahap Penanaman Paprika
1.Persiapan Media Persemaian
Media semai terdiri atas campuran pasir, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
2.  Fumigasi Greenhouse
Kegiatan fumigasi dilakukan satu minggu sebelum bibit ditanam, setelah polibag diletakkan di dalam greenhouse. Fumigasi (dari bahasa Inggris fume yang berarti asap), adalah sebuah metode pengendalian hama menggunakan pestisida. Dalam proses ini, sebuah area akan secara menyeluruh dipenuhi oleh gas atau asap, membunuh semua hama didalamnya. Metode ini dapat membunuh hama yang hidup di dalam struktur bangunan, misalnya rayap.
3.  Persemaian
Benih direndam selama 20-24 jam, kemudian benih dikecambahkan. Sebelum benih disemai, media di dalam pot disiram dengan air hingga basah dan dibuat lubang di tengahnya sedalam 4 cm.
4.  Penyusunan Polibag
5.    Penanaman (perlakuan) dan Pemasangan Tiang Standar dan Label.

Media arang sekam disiram sampai basah de-ngan nutrien  sebanyak 2 liter. Kemudian bagian tengah media dilubangi sebesar ukuran polibag bibit yang akan ditanam. Bibit siap ditanam. Dripper ditancapkan ke dekat batang tanaman. Pemasangan tiang standar  dilakukan pada setiap tanaman sampel
6.  Pembuatan Sistem Irigasi
Pemberian larutan nutrisi ke tanaman meng-gunakan sistem irigasi tetes. (Drip Irigation System).  Caranya selang utama diberi beberapa lubang kecil berjarak 35 cm lalu diberi pentil pada setiap lubang untuk tempat sambungan selang cabang. Setelah itu selang utama disam-bungkan ke klep (valve) yang terpasang pada sisi bawah ember, sedangkan ujung lainnya disumbat.  Ember diletakkan di atas meja atau rak khusus yang tingginya 1 meter dari lantai kemudian selang diletakkan pada posisi datar dengan menggunakan kayu Selang kecil dipasang pada pentil pipa dan ujung selang dipasang dripper modifikasi.
7.  Penyiraman dan Pemupukan ( Perlakuan)
Penyiraman dilakukan setiap hari antara pukul 07.30-16.30.  
8.  Pemeliharaan
Pembentukan dan pemilihan batang produksi, pengajiran dan pelilitan pewiwilan dan perompesan. pemberantasan hama dan penyakit.

Sumber : Yusniwati,  Irfan Suliansyah, dan Heni Dayati, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, 2004.
Share:

Kamis, 22 Mei 2014

Cara Menanam Cabe Hidroponik



Assalamualaikum Wr Wb sobat hidroponik semua. Sudah sampai mana nih pertumbuhan tanaman hidroponiknya?
Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang cara menanam cabe secara hidroponik. Cabe yang ditanam adalah biji cabe yang dijual di toko pertanian. Eits..ingat ya! Lihat tanggal kadaluarsa benih cabe saat membeli ya!

PENYEMAIAN

Menanam cabe dari biji sebenarnya sangat mudah dan tidak membutuhkan banyak biaya. Alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah :
  1. Nampan ukuran 30 x 20
  2. Metan (Media Tanam) = cocopeat (sabut kelapa), bisa diganti dengan tissue.
  3. Air
  4. Of course! biji cabe tidak ketinggalan.
  5. Lidi
Siapkan nampan, dan taburkan cocopeat di atasnya sampai ketebalan 1 cm. Siramkan air ke seluruh cocopeat sampai basah namun air tidak sampai menggenang. Sebar benih/ biji cabe sambil ditekan dengan lidi agar biji terbenam dalam cocopeat basah. Letakkan persemaian biji cabe didalam ruangan saja, dan tidak perlu terkena sinar matahari. Siram setiap pagi dengan air (tidak sampai menggenang airnya) untuk melembabkan biji cabe. Tunas cabe akan muncul dan inilah pemandangan yang sangat menarik untuk dilihat.
Setelah tunas memiliki akar dan daun (7 sampai 10 hari), tunas bisa segera dipindah ke media hidroponik.

CABE HIDROPONIK

Hidroponik yang dipakai menggunakan DWC (Deep Water Culture)


Alat dab bahan yang digunakan:
  1. DWC Hidroponik Set (Bisa dibeli di Hidroponik Store)
  2. Aerator (pompa udara)
  3. Metan akar pakis
  4. Pupuk organik (yang murah meriah oeee)
Pindahkan tunas cabe dari penyemaian dengan hati-hati, agar tunas tidak patah. Letakkan di dalam net pot yang sudah diisi dengan akar pakis. Letakkan net pot ke dalam reservoir hidroponik, dan pastikan akar cabe menyentuh air dalam reservoir. Langkah terakhir adalah memasukkan pupuk organik ke dalam reservoir, dan nyalakan aerator untuk memberikan oksigen ke dalam reservoir. Untuk perawatan cukup mengecek level air dalam reservoir agar selalu menyentuh akar cabe, jika level air berkurang cukup tambahkan air sampai menyentuh akar.

http://tokopedia.com/komunika1/


Demikian sahabat hidroponik, semoga info ini bermanfaat. Silahkan kunjungi blog ini untuk informasi hidroponik organik. Wassalaamu alaikum Wr Wb.
Share:

Kunjungi Halaman Kami

Cari Blog Ini

Blogroll

Like Us on Facebook

Trending now