Berkebun di mana saja

Rabu, 14 Desember 2016

Gejala Kekurangan Nutrisi pada Tanaman Hidroponik

Kualitas tumbuh dan kembang tanaman sangat ditentukan oleh asupan nutrisi yang dibutuhkan. Bila tanaman kekurangan unsur hara, maka tanaman akan mudah layu lalu mati. gejala kekurangan nutrisi yang paling awal bisa dideteksi dengan melihat kondisi daun.

Cara ini secara langsung bisa diketahui bila tanaman tersebut sedang kekurangan nutrisi. Secara umum gejala kekurangan nutrisi pada tanaman bisa dibedakan kedalam lima tipe atau definisi unsur hara. Berikut penjelasan detailnya.

1.    Klorosis. Ini adalah keadaan yang sering terjadi pada bagian daun dimana jaringan didalamnya mengalami kerusakan atau gagal membentuk klorofil. Warna daun yang nampak pada kondisi ini yaitu berwarna kuning hingga putih pucat yang menyeluruh hampir kesebagian atau seluruh bagian daun.

2.    Nekrosis. Tipe kerusakan tanaman yang disebabkan oleh kerusakan sel di bagian daun. Biasanya kerusakan muncul di bagian tepi daun atau ujung daun.

3.    Akumulasi antosianin. Kerusakan yang timbul di hampir semua bagian daun dan batang tanamana. Gejalanya ditandai dengan timbulnya warna biru, merah hingga ungu. Gejala ini bisa muncul selama tanaman mengalami fase pertumbuhan.

4.    Stunting. Ini adalah proses pertumbuhan tanaman yang mengalami kerdil ditandai dengan warna biru normal atau tua hingga kuning.

5.    Kurang pertumbuhan baru atau tanaman tidak dapat mengalami pertumbuhan baru. Hasilnya, masalah ini akan mengakibatkan bagian tanaman seperti tunas, daun, dan ujung akan mati.


Ciri dan contoh gejala kekurangan nutrisi yang umum dialami tanaman.

1.    Gejala kekurangan nutrisi Nitrogen (N)
Bagian bawah daun biasanya berwarna kuning sebab kekurangan zat klorofil pembentuk zat hijau daun. Kondisi ini akan mengakibatkan daun mudah kering dan gugur. Bagian tulang daun terlihat pucat.

2.    Gejala kekurangan nutrisi Fosfor (P) akan nampak berwarna merah keunguan di bagian bawah tulang daun, tepi daun, daun trpelintir dan batang juga berwarna ungu.

3.    Gejala kekurangan nutrisi Kalium (K) cirinya ditandai dengan mengerutnya bagian daun tua namun tidak rata. Bagian tepinya akan menguning dan ada bercak coklat.

4.    Ciri Daun kekurangan nutrisi Sulfur (S) yaitu daun berwarna agak kekuningan atau hijau pudar. Pertumbuhan tanaman akan melambat, menjadi kerdil dan kurus.

5.    Kekurangan nutrisi Kalsium (Ca) gejalanya yaitu tanaman akan mati di bagian titik tumbuh di pucuk dan akar, bagian kuncup bunga dan buah akan mudah gugur. Terkadang warna buah tidak akan rata atau retak-retak. Daun mudah mengerut, keriting dan kecil lalu rontok.

6.    Kekurangan nutrisi Magnesium (Fe) tanaman akan timbul bercak kuning di permukaan daun tua. Daun akan terlihat layu dan mudah terserang penyakit.

Demikian gejala kekurangan nutrisi yang paling sering dialami oleh tanaman. Tanaman sangat membutuhkan unsur hara atau nutrisi yang cukup dan seimbang supaya dapat tumbuh serta berkembang dengan baik, menghasilkan tanaman atau buah yang berkualitas.


Nah...untuk mengikuti video terbaru kami, silahkan subscribe channel ini yaa.
Baca Juga : Cara Menanam Hidroponik, dari Pembibitan sampai Panen

Share:

Senin, 05 Desember 2016

Step by Step Membuat Irigasi Tetes dari Botol Bekas




Hidroponik merupakan sistem menanam, dimana kita dapat mengatur nutrisi ke akar. Selain itu hidroponik juga dikenal dengan menanam tanpa tanah.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang irigasi tetes. Untuk menanam sayuran dalam jumlah banyak, seringkali petani hidroponik menggunakan alat seperti pompa, pipa primer, pipa sekunder, timer, dan stick drip.

Sistem hidroponik irigasi tetes dengan alat yang lengkap memang memudahkan, namun untuk pemula dan pehobi yang menanam dalam jumlah kecil, apa ada alternatif lain yang murah?

Tentu saja ada dong! Irigasi tetes untuk skala kecil saja, anda bisa menggunakan botol bekas. Silahkan lihat gambar berikut!




Botol disini berfungsi sebagai penampung air nutrisi. Pada ujung bawah botol, dilubangi kecil untuk jalan keluarnya nutrisi secara perlahan.

Nah! Dengan demikian nutrisi diberikan langsung ke akar secara perlahan. Namun, anda masih harus rajin mengisi ulang botol irigasi tetes jika habis. Anda bisa mengisi setiap pagi, siang, dan sore.

Langkah-langkah membuat irigasi tetes dengan botol adalah sbb:


1. Siapkan media tanam dalam polybag yang sudah ditanami sayuran.
2. Siapkan botol plastik besar berukuran 1,5 Liter, dan lubangi bagian bawahnya.
3. Pada ujung tutup botol, berilah beberapa lubang kecil.
4. Tanam botol dengan posisi terbalik dekat (sebelah) tanaman sayur tadi.
5. Isilah botol dengan air nutrisi yang encer saja, 3 kali sehari.

Nah! Demikian sobat hidrafarm, cara membuat sistem irigasi tetes sederhana. Sistem ini hanya direkomendasikan untuk skala coba-coba dan skala kecil saja. Jika anda menanam lebih dari 50 tanaman, tentunya cara ini menguras tenaga.
Share:

Kamis, 24 November 2016

Bagaimana Membuat Sayuran Hidroponik Nyaman Seperti Tumbuh di Tanah?


Ketika anda memutuskan untuk mengganti tanah dengan hidroponik saat menanam sayuran, anda pun dituntut untuk mampu memberikan kenyamanan sayuran anda senyaman saat ditanam di tanah.

Iya jelas dong! Masa sih kita akan menanam sayur dengan hidroponik, tapi malah sayuran tidak bisa mendapatkan fasilitas senyaman di tanah. Oke lah, memang di tanah banyak sekali hama yang bisa merusak daun, namun tanah juga memberikan kenyamanan sayuran untuk tumbuh.

Untuk itu, anda juga harus tahu fasilitas yang diberikan oleh tanah dalam memberikan kenyamanan sayuran untuk tumbuh subur dan bahagia.

Tanah itu mampu memberikan 4 hal penting yang dibutuhkan tanaman: (1) tanah mampu mensuplai air, (2) tanah memberikan nutrisi penting dalam pertumbuhan, (3) mensuplai oksigen, (4) dan tempat penopang akar.

Dan perlu kita ketahui juga, bahwa di dalam tanah terdapat 4 komponen mineral utama, yaitu : mineral (senyawa anorganik), senyawa organik, air, dan udara. Sebagai contoh, kandungan tanah lempung dalam kondisi optimal adalah 25% air, 25% ruang udara, 45% bahan-bahan mineral anorganik, dan 5% bahan organik.

Bahan mineral anorganik dalam tanah itu berasal dari fragmen batuan kecil, sedangkan bahan organik dalam tanah berasal dari benda hidup yang telah membusuk.

Bahan organik dalam tanah terdiri dari sisa-sisa pembusukan makhluk hidup, baik dari tanaman atau binatang. Dan yang kedua adalah humus. Humus ini berasal dari penguraian sisa-sisa makhluk hidup oleh mikrorganisme dalam tanah.

Air tanah terperangkap di dalam pori-pori tanah bersama garam mineral anorganik, dalam bentuk larutan garam. Larutan garam mineral inilah yang sering kita sebut sebagai nutrisi tanaman untuk pertumbuhan tanaman.

Di dalam pori-pori tanah juga terdapat udara, yaitu karbondioksida dan oksigen. Oksigen dan karbondioksida sangat penting untuk akar tanaman.

Nah, bagaimana sahabat hidrafarm? Jika anda ingin menanam sayuran dengan hidroponik, anda tentunya harus mampu menyiapkan sistem yang bisa mensuplai air, nutrisi, udara, dan menyangga perakaran tanaman, seperti yang diberikan tanah.

Seperti tanah, sistem hidroponik anda harus mampu memberikan air nutrisi yang sejuk. Tanah juga pendingin akar yang baik, ketika di permukaan tanah panas, tanah melindungi akar dengan sejuk. Bagaimana sistem hidroponik anda? Apakah sudah mampu melindungi perakaran panasnya sengatan matahari?

Selain itu, anda juga harus memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Dalam hidroponik, pemberian nutrisi bisa dilakukan dengan mudah, dengan melarutkan nutrisi ke dalam sistem pengairan hidroponik.

Bagaimana dengan kandungan udara dalam perakaran tanaman hidroponik anda? Apakah sudah mampu memberikan suplai oksigen dan karbondioksida dengan baik? Jangan sampai anda memutuskan untuk menanam tanpa tanah, tapi tidak bisa memberikan udara yang baik bagi akar tanaman anda. Hal ini menjadikan tanaman anda tidak tumbuh sempurna.

Nah, demikian sahabat hidrafarm. Mari kita perlakukan tanaman kita dengan ekslusif, hati-hati, dan penuh perhatian. Kelak, mereka akan memberikan manfaat yang baik untuk kita. Sukses berhidroponik yaaa...


Share:

Jumat, 18 November 2016

Fisiologi Tanaman yang Wajib Diketahui dalam Berhidroponik

Ya...tentu saja, jika anda mengetahui struktur tanaman dan bagaimana reaksi biokimia di dalam tanaman, anda bisa mengatur dan menyesuaikan metode menanam sayuran dengan benar untuk menghasilkan panen yang maksimal.

Untuk mengetahui bagaimana tanaman dapat tumbuh dengan baik, anda wajib mengetahui 3 proses utama dalam tanaman: fotosintesis, transpirasi, dan transportasi nutrisi dari akar ke atas.

Setiap jenis tanaman mempunyai proses yang berbeda-beda, dan anda harus mampu apa yang dibutuhkan masing-masing tanaman. Dan perlu anda ketahui dan diingat dengan baik, bahwa 80% tanaman terdiri dari air. Air mengalir ke setiap sel tanaman dengan proses yang disebut difusi dan osmosis.

Pergerakan air dalam tanaman adalah hal yang paling penting dalampertumbuhan, tentu saja anda tidak boleh lengah dalam mengawasi ketersediaan air dalam tandon untuk irigasi hidroponik anda.

Pertama, Fotosintesis.
 
Daun bisa diibaratkan mesin dari sebuah tanaman. Dia bisa mengolah bahan baku mentah berupa air, karbondioksida, dan cahaya matahari menjadi energi untuk tanaman dan gula (glukosa). Selanjutnya gula ini akan disebarkan ke seluruh bagian pada tumbuhan.

Daun dalam mengolah bahan baku tersebut, melewati 3 tahap berikut:

Mengumpulkan cahaya - Pigmen Klorofil dalam daun mengumpulkan cahaya.

Reaksi terang - efek dari klorofil yang menangkap cahaya menyebabkan aliran elektron memecah molekul air menjadi ion hidrogen dan oksigen.

Pembentukan gula - ion hidrogen digunakan untuk mereduksi karbondioksida menjadi gula.

Berikutnya, Transpirasi.
 
Transpirasi merupakan proses penguapan molekul air dan karbondioksida. Penguapan ini terjadi melalui lubang yang sangat kecil pada daun, yaitu stomata. Ketika air menguap melalui stomata daun, tentunya akan terjadi kekosongan air.

Kekosongan air pada daun membuat tumbuhan menarik molekul air dari akar tanaman diteruskan jaringan xylem menuju atas. Jadi semakin besar peguapan air pada daun, menyebabkan besar pula penyerapan air dari akar.

Kita sering melihat sayuran yang layu pada siang hari, itu akibat dari penyerapan air oleh akar yang terhambat, dan tak mampu mengimbangi jumlah air yang menguap.

Yang ketiga, Penyerapan Nutrisi.
 
Setiap tumbuhan memerlukan mineral yang biasa kita sebut nutrisi. Nutrisi bisa diserap tumbuhan melalui penyemprotan pada daun, namun umumnya nutrisi diberikan tumbuhan melalui akar, dan diserap dengan proses difusi osmosis.

Nutrisi diserap bulu-bulu akar, kemudian bergerak menuju xylem. Xylem inilah yang akan mengantarkan nutrisi keseluruh bagian tumbuhan yang membutuhkan.
Share:

Menanam Sayur Hidroponik? Waspada Busuk Akar Menyerang

Busuk akar pada tanaman hidroponik sering kali membuat sayur kita langsung layu mendadak dan mati. Kejadian ini akan cepat menyebar ke seluruh tanaman, dan membuat petani hidroponik frustasi.
Apa sih sebenarnya busuk akar itu? Busuk akar itu penyakit yang menyerang akar tanaman yang disebabkan oleh jenis jamur yang disebut phytium.

Spora jamur ini banyak sekali beterbangan di udara, dan akan berkembang menjadi jamur pada kondisi basah dan suhu hangat yaitu diatas 21 derajat celcius. Kondisi basah membuat kelembaban tinggi, dan kondisi hangat mempercepat spora phytium berkembang biak dengan cepat.
Nah! Kalau si jamur ini sudah berkembang di akar, akar beruba warna menjadi coklat, dan perlahan mulai mengganggu aktifitas penyerapan nutrisi dari akar. Akibatnya tanaman mulai layu dan menunjukkan gejala kurang sehat.
Ya! Jika hal ini dibiarkan terus menerus, tentunya mengakibatkan kematian pada tanaman. Untuk sistem yang menggunakan drip, NFT, DFT, DB, rakit apung, tentunya penyebaran jamur phytium ini sangat mudah dan cepat.
Jika satu sistem terkena, wah... jadi semakin sulit untuk menikmati masa panen yang bagus. Jika anda menemukan gejala pada satu tanaman, sebaiknya langsung dikarantina, dan pindahkan ke sistem lain.
Untuk sistem DFT (depth flow technique)yang biasa digunakan para pecinta hidroponik, merupakan sistem yang paling rawan terkena jamur ini yang berakibat pada busuknya akar.
Sistem DFT memang memiliki keuntungan mampu menyuplai nutrisi dalam keadaan tanpa listrik, namun sistem ini menampung banyak air pada guly atau talang tanaman hidroponik.
Air yang tergenang ini jika terkena matahari dan menjadi hangat, merupakan suasana yang sangat disukai jamur phytium ini untuk berkembang biak.
Selain itu, sistem rakit apung juga berpotensial besar menjadi sasaran empuk spora jamur ini. Sebaiknya perlu mengatur wadah penampung air yang bisa menyerap panas.
Beberapa cara untuk membuat penampung air yang menyerap panas adalah dengan menempatkan penampung air di dalam tanah. Bisa juga membungkus penampung dengan busa styrofoam. Jika anda menggunakan paralon untuk gully tanaman, anda bisa membungkusnya dengan busa pada bagian atas samping paralon.
Sekali lagi kami tekankan, untuk anda yang mengalami tanamannya busuk akar, segera pindahkan tanaman tersebut. Kemudian cek segera, apakah air nutrisi hangat atau tidak. Jika air nutrisi hangat, segera cari solusi untuk mendinginkannya.
Demikian sahabat hidrafarm, semoga pengalaman yang sedikit ini bisa membantu kesuksesan anda.
Share:

Jumat, 21 Oktober 2016

16 Nutrisi yang Diperlukan Tanaman Hidroponik

Faktor tanaman hidroponik dapat tumbuh dengan baik yaitu nutrisi.

Nutrisi esensia mutlak diperlukan tanaman.

Tanaman hidroponik sedikitnya membutuhkan 16 unsur hara/nutrisi yang berasal dari air, cahaya, nutrisi dan CO2

 Pembagian nutrisi diperlukan tanaman yaitu nutrisi makro seperti N, P, K, Ca, Mg, dan S.

Sedangkan nutrisi diperlukan tanaman mikro yaitu Fe, Mn, Zn, Cu, Co, B, Mo, dan Cl.

Sumber nutrisi bisa didapat dari pupuk hidroponik, bahan kimia murni (Pa), pupuk, dan pupuk daun.

Berikut beberapa penjelasan mengenai unsur nutrisi yang diperlukan tanaman.

1.    Nitrogen (N) dapat didapat dari proses pemupukan

2.    Fosfor (P) akan menghasilkan absorsi ion yaitu ion orthofosfat primer H2PO4 dan HPO42

3.    Kalium (K) dapat dijumpai dalam berbagai kadar di dalam tanah. Unsur nutrisi ini hanya sedikit yang dibutuhkan tanaman. Penambakan K bisa dari proses pemupukan yang larut dalam air

4.    Kalsium (Ca) sangat dibutuhkan oleh semua jenis tanaman. Nutrisi diperlukan tanaman ini sering dijumpai pada daun dan dalam bentuk Ca-Oksalat dalam sel-sel tanaman. Bila tanaman kekurangan nutrisi ini maka pertumbuhannya akan terganggu

5.    Magnesium (Mg) adalah mineral utama dan satu-satunya untuk menyusun zal klorofil. Kadarnya antar 0.1-0.4%. nutrisi ini juga sering dijumpai pada biji dan berperan khusus untuk metabolisme dan mengaktifkan sistem enzim tanaman

6.    Boron (B) bisa didapat dalam tanah berupa asam borat. Kadar minimal yang harus dimiliki tanaman yaitu 20 ppm

7.    Besi (Fe) minimal harus memiliki kadar 50-250 ppm. Nutrisi ini diambil oleh tanaman dalam bentuk ion atau garam kompleks organic (Chelate)

8.    Mangan (Mn) kadar normalnya 20-00 ppm.  Mangan dapat diserap oleh bagian daun tanaman

9.    Tembaga (Cu) bisa diberikan kepada tanaman dengan cara disemprotkan ke bagian daun. Unsur ini bisa berupa garam Cu dan Cu kompleks.

10.    Seng (Zn) kadar nolmalnya 25-150 ppm bila kelebihan akan membuat tanaman keracunan.

11.    Molibdenum (Mo) sering dijumpai pada tanaman kacang-kacangan sering diambil dalam bentuk MoO42. Kadar normalnya <1ppm tetapi <0.2 ppm.

12.    Khlor (Cl) kadarnya 0.2-2%. Klor sering dibutuhkan untuk tanaman seperti jagung, gandum, tembakau, kapas, kentang, lobak, atau wortel

13.    Kolbat (Co) adalah nutrisi penting untuk proses pembentukan vitamin B12 yang penting untuk pembentukan haemoglobin yang diperlukan untuk fiksasi nitrogen.

14.    Vanadium (V) adalah nutrisi diperlukan tanaman berupa esensial yang sering dibutuhkan untuk Ganggang hijau dan Scenedesmus.

15.    Natrium (Na) diabsorpsi dalam bentuk Na+. nutrisi ini mampu mempengaruhi tingkat penyerapan air dan membuat tanaman tahan terhadap kekeringan

16.    Silikon (Si) adalah nutrisi diperlukan tanaman digunakan untuk menyerap larutan Si (OH)4. Jenis tanaman yang membutuhkan Si adalah padi, tebu juga rumput. Ada juga timun, terrace dll. Si berguna untuk menambah tinggi batang tanaman, berat dan jumlah batang

Demikian macam-macam nutrisi diperlukan tanaman.

Unsur nutrisi diperlukan tanaman untuk penyusun protein adalah C, H, O, N, P dan S.

Sedangkan unsur esensial lain yaitu K, Mg, Ca, Fe, Mo, Mn, Zn, B, Cl, Ni, Na, Va, Co dan Si.

Tetapi tidak semua unsur nutrisi dibutuhkan oleh semua jenis tanaman.
Share:

Selasa, 18 Oktober 2016

Membuat pot hidroponik dari gelas plastik bekas

Bagi pemula, terkadang kesulitan bagaiman membuat pot yang sesuai untuk teknik hidroponik. Pot untuk teknik hidroponik adalah media yang sangat penting untuk membantu proses pertumbuhan tanaman. Kesulitan membuat pot hidroponik bagi pemula adalah tantangan awal yang sering dihadapi. Tetapi Anda tidak perlu khawatir sebab membuat pot untuk media tanam hidroponik bisa dilakukan dengan menggunakan barang-barang bekas disekitar kita, seperti gelas plastic yang sudah tidak terpakai.

Hidroponik tidak membutuhkan herbisida atau pestisida sehingga lebih ramah terhadap lingkungan dan sayuran. Cara membuat pot hidroponik dari bahan gelas plastic bekas sangat mudah dilakukan. Plastik bekas sangat mudah didapat.
Menggunakan barang-barang bekas setidaknya mampu membantu mengatasi masalah sampah plastik. Pot Hidroponik sederhana dari gelas plastik bekas juga bisa menghemat biaya. Berikut cara menanam tanaman hidroponik dengan cara yang paling sederhana.
Alat dan bahan membuat pot hidroponik
1.    Gelas plastic bekas mineral
2.    Solder sebagai alat untuk melubangi plastic
3.    Sterofoam
4.    Pisau atau cutter
5.    Kain sumbu
6.    Paku
7.    Media tanam (serabut kelapa, sekam, serbuk kayu dsb)
8.    Bibit tanaman
9.    Air nutrisi
Cara membuat pot hidroponik
1.    Beri lubang di bagian bawah dan lubang memanjang di bagian samping gelas plastik bekas dengan menggunakan solder dengan ukuran diameter 1.5 cm. Fungsinya sebagai tempat akar untuk bisa menjangkau larutan nutrisi.
2.    Potong sterofoam ukuran tebal 2-4 cm lalu beri lubang sebesar ukuran gelas plastic. Fungsinya sebagai tempat pot. Jangan lupa beri jarak antar lubang 10-20 cm.
3.    Membuat pot hidroponik dari gelas plastik yang telah dilubangi di bagian bawah dan samping, potong sumbu kain dengan lebar 3 cm lalu masukkan kedalam gelas plastik dari bawah dan tarik kedalam.
4.    Siapkan bibit tanaman yang sudah dibersihkan. Lakukan pembersihan bibit dengan perlahan agar akar tidak mudah patah.
5.    Isi bak penampung dengan larutan nutrisi. Letakkan gelas plastic didalam lubang sterofoam lalu letakkan sterofoam diatas bak penampung nutrisi. Pada tahap awal, biarkan bagian  bawah gelas plastik terendam sedikit 1.5-1 cm ke dalam larutan nutrisi.
6.    Letakkan media tanam hidroponik di tempat teduh selama semalaman. Setelahnya, bak dapat diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari.
7.    Rawat tanaman hidroponik dengan baik dan benar, hindari terkena hujan, cek ketersediaan larutan nutrisi.
Demikian cara praktis dan mudah membuat pot hidroponik yang bisa dilakukan di rumah. Penjelasan cara membuat pot diatas adalah salah satu metode yang paling sederhana dengan memanfaatkan media bekas dari plastik gelas. Cara membuat pot hidroponik sangat berguna bagi pemula yang baru ingin mencoba teknik bertanam dengan hidroponik.




Share:

Rabu, 12 Oktober 2016

Apa sih yang Membuat Sayuran Hidroponik Berasa Menggigit dan Renyah?

Terkadang kita mendapatkan sayur hidroponik yang bentuknya sangat bagus dan menarik namun disaat mencicipinya ternyata rasanya ada yang kurang pas, sayuran tersebut memiliki rasa yang kurang menggigit. Menurut pakar hidroponik Yos Sutiyoso, rasa sayuran yang kurang menggigit ini disebabkan oleh rendahnya EC nutrisi yang digunakan.

Setiap sayuran mempunyai kebutuhan EC sendiri-sendiri. Jika kekurangan maka sayuran yang dihasilkan kurang menggigit jika berlebihan sayuran juga akan mengalami kerusakan bahkan kematian, jadi memang harus menggunakan EC yang cukup tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi. Berapakah EC yang cocok digunakan untuk sayuran? Biasanya sekitar EC = 1,5 sampai EC = 2,5.

Cara memberi nutrisi media arang sekam
Jika Anda menggunakan media tanam arang sekam untuk menanam sayuran, gunakanlah EC rendah sekitar 1,5 karena nantinya akan terjadi akumulasi akibat diberikan nutrisi setiap hari akhirnya mencapai angka EC yang tinggi yaitu 2,5.
Untuk media yang tidak bergerak airnya seperti arang sekam dan cocopeat, tidak ada sirkulasi air. Pemberian nutrisi cukup diberikan dengan EC yang kecil karena nutrisi diberikan setiap hari dan tidak semua nutrisi terserap oleh akar dan terjadilah penumpukan nutrisi atau akumulasi nutrisi, sampailah pada suatu titik dimana airnya sangat tinggi.

Cara memberi nutrisi media air
Berbeda halnya jika Anda menggunakan sistem hidroponik dengan air seperti NFT, DFT, DWC, DB, Raft, tidak terjadi akumulasi nutrisi. Kondisi semacam ini anda perlu memberikan nutrisi dengan EC yang tinggi tidak perlu menggunakan EC yang rendah karena nutrisi akan langsung terserap ke akar melalui larutan untuk memperoleh sayuran yang berasa menggigit.
Pada media air seperti ini tidak ada akumulasi nutrisi yang ada hanya pengurangan nutrisi yang diserap oleh akar bisa juga karena ikut oleh penguapan air, sehingga Anda perlu mengecek setiap pagi menyesuaikan kadar nutrisi yang telah ditentukan untuk mendapatkan sayuran yang merasa enak dan segar

Sekali lagi jika anda ingin mendapatkan sebuah sayuran yang rasanya sedap dan menggigit anda perlu lagi mengecek nutrisi yang diberikan sayuran tersebut. Anda harus mempunyai standar khusus untuk panen sayuran yang mempunyai rasa yang enak, segar, dan menggigit. Menanam hidroponik memang sangatlah unik kita bisa mengatur panenan yang ingin kita dapatkan apakah itu banyak ataupun yang berkualitas enak.
Share:

Cara Semai Benih dengan Mudah

Melakukan penyemaian adalah tahap awal sebelum kita memulai proses bertanam, bertani atau berkebun. Ini merupakan proses awal agar tanaman yang kita hasilkan dapat berkembang dengan baik, maka pada tahap awal inilah kita harus mempersiapkan benih atau bibit yang bagus dan unggul.

 Bila cara semai benih tidak dilakukan dengan benar atau sekedar semai saja, maka bibit yang dihasilkan pun tidak akan baik sehingga bisa mengakibatkan hasil tanaman kurang bagus baik dari segi pertumbuhan maupun hasil.
    Melakukan proses menyemai bibit agar mendapatkan tanaman yang unggul dan berkualitas sesungguhnya berlaku bagi semua tanaman yang menghasilkan seperti padi atau makanan popok sejenis, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Persiapan Semai Benih yang Baik dan Benar
Pada proses awal terkadang mengalami masalah. Namun, bila tidak tekun dan sabar maka tanaman yang dihasilkan kurang lebih hanya 20% saja. Maka dari itu dalam memulai proses penyemaian bibit, Anda dituntut untuk sabar dan tekun. Sebagai persiapan awal, berikut tahapan yang harus lakukan untuk memulai cara semai benih yang baik dan benar:
1.    Memilih benih. Memilih benih adalah hal yang penting karena itu berkaitan erat dengan kualitas tanaman saat tumbuh nanti. Ketika memilih benih agar dapat yang baik, perhatikan kondisi cuaca, kelembaban, sinar dan suhu.
2.    Media tanam bisa menggunakan rockwool.
3.    Wadah untuk persemaian bisa menggunakan pot dari plastic atau tray pot.
4.    Lahan. Pilihlah lahan yang sesuai dengan keinginan bibit. Letakkan bibit pada lahan yang mendapat cukup sinar matahari tidak lebih tidak kurang. Hal ini bisa diakali dengan menutup bagian atap lahan dengan plastik.

Cara semai benih dengan media rockwool
Setelah persiapan semai benih selesai, langsung saja terapkan cara semai benih dengan media rockwool berikut:
1.    Siapkan rockwool lalu potong daduk kecil sesuai keinginan.
2.    Basahi rockwool.
3.    Susun rapi rockwool di atas baki atau tempat penyemaian.
4.    Lubangi masing-masing rockwool dengan tusuk gigi atau alat lainnya. Sesuaikan lubang dengan kebutuhan.
5.    Masukkan benih yang sudah dibasahi dengan tusuk gigi ke dalam lubang rockwool. Jangan terlalu dalam saat memasukkan ke lubang. Dan usahakan juga penempatan benih sesuai serat rockwool, untuk jalan akar.
6.    Cara semai benih selanjutnya dengan simpan benih tanaman yang sudah disemai ke tempat yang sejuk dan teduh. Biarkan hingga 1–4 hari agar benih sedikit pecah/sprout/tunas
7.    Cara semai benih terakhir yaitu setelah benih tanaman muncul daun 3-4 helai (atau sekitar10-14 hari), maka benih tanaman yang sudah tumbuh dewasa bisa dipindah ke tempat atau media selanjutnya yang lebih besar.
Demikian langkah atau cara semai benih dengan menggunakan media rockwool sederhana. Cara ini bisa dilakukan untuk bibit buah-buahan. Menggunakan media rockwool dirasa cukup bersih dibandingkan media tanah.
Share:

Jumat, 07 Oktober 2016

Membuat Pestisida Alami

Berkebun merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang, apalagi jika tanaman yang dirawat tumbuh subur dan memberikan hasil yang banyak. Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan semacam itu, harus dilakukan perawatan yang intensif.

Perawatan ditujukan guna menghindarkan tanaman dari segala penyakit ataupun gulma yang bisa saja menyerang tanaman sehingga membuat pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan akhirnya bisa mengancam kehidupan tanaman tersebut. Sebagai solusi permasalahan semacam itu, maka membuat pestisida alami merupakan hal yang tepat guna menghindarkan dari segala kemungkinan negatif yang terkait dengan pertumbuhan tanaman.
 Membuat pestisida alami, dipilih sebab bahan yang digunakan juga berasal dari bahan alami yang pastinya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan sekitar. Bahkan, dengan membuat pestisida alami juga akan lebih hemat, karena bahan yang digunakan bisa didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk jenis pestisida alami yang satu ini akan sangat efektif untuk memerangi segala hama tanaman yang meliputi semut, laba-laba, trips, kutu kebul, lalat buah, jangkrik, belalang, ulat daun jenis penggorok dan beberapa jenis hama lainnya yang sering kali mengganggu tanaman.
 Namun, perlu anda perhatikan jika tidak semua serangga akan menyebabkan kerugian pada tanaman, oleh sebab itu dalam melakukan pengaplikasian pestisida alami ini harus dilakukan secara hati-hati. Bagi anda yang ingin membuat pestisida alami, bisa mencoba beberapa langkah berikut ini.
Bahan
·    1 ons bawang putih yang dibersihkan
·    1 ons kunyit yang dibersihkan
·    3 ons lengkuas dibersihkan
·    3 batang sirih dibersihkan
·    Merica secukupnya
·    1 liter air
·    Sabun cuci piring secukupnya
Cara Pembuatan
1.    Siapkan bahan yang akan digunakan untuk membuat pestisida
2.    Tumbuk seluruh bahan yang ada hingga semua bahan tercampur dengan lembut
3.    Masukkan air dalam panci dan didihkan air tersebut
4.    Masukkan bahan-bahan yang telah ditumbuk tadi dalam sebuah panci
5.    Tambahkan sabun cuci piring secukupnya dan aduk hingga rata
6.    Biarkan campuran tadi hingga berubah menjadi dingin
7.    Lakukan penyaringan larutan dengan kain hingga ampaspun terpisah dari larutan
8.    Pestisida alami siap untuk digunakan
Setelah membuat pestisida alami semacam ini, maka anda bisa mengaplikasikannya dengan takaran yang dianjurkan. Untuk membasmi hama tanaman, maka anda bisa mencampurkan 100-200 cc pestisida alami yang anda buat dengan 3-4 liter air.
Setelah semuanya tercampur, anda bisa menyemprotkan pestisida tersebut pada tanaman yang diserang oleh hama. Dengan membuat pestisida alami semacam ini, maka tanaman di kebun ataupun tanaman hidroponik yang anda rawat akan terbebas dari serangan hama. Selain itu, tanaman tersebut juga akan memberikan hasil yang memuaskan. Nah, ingin mencobanya?
Share:

Rabu, 05 Oktober 2016

Kangkung Jenis Apa Sih yang Ditanam Secara Hidroponik?

Umur panen kangkung adalah 20 sampai 25 hari dari pembenihan. Ciri-ciri kangkung siap untuk dipanen adalah daun dewasa berwarna hijau tua, kemudian ukurannya melebar terbuka membentuk segitiga. Pilihan benih untuk menanam kangkung Anda bisa menggunakan Bangkok LP-1 untuk dataran rendah yang diproduksi oleh Panah Merah.

Tanaman kangkung merupakan tanaman tropis yang biasanya dikonsumsi batang dan daunnya. Kangkung ini banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Di luar negeri kangkung dikenal dengan sebutan morning water glory atau water spinach. Kangkung banyak dikonsumsi oleh orang-orang yang berada di wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya, Singapura, Malaysia, Laos, Vietnam, Thailand, Filipina, China, Kamboja, dan tentunya Indonesia.
Tanaman kangkung terdiri dari dua jenis, yang pertama kangkung darat dan yang kedua adalah kangkung air. Kedua tanaman ini mempunyai perbedaan yang sangat mencolok. Yang pertama kangkung air berbunga seperti terompet berwarna hijau putih, sedangkan kangkung darat berbunga putih dengan semburat Ungu atau merah di bagian tengah.
Kemudian kangkung darat memiliki daun yang ramping dan panjang, dengan ujung yang runcing, akarnya terlihat putih berada di ujung bawah batang. Cara kangung darat untuk memperbanyak umumnya dengan biji. Sedangkan untuk kangkung air, berdaun lebih pendek dan sedikit melebar, ujungnya agak tumpul, akarnya tumbuh di antara ruas batang. Habitat Kangkung air di daerah rawa atau kolam penuh air, sedangkan kangkung darat biasanya tumbuh di atas tanah.
Kangkung yang biasa ditanam secara hidroponik ialah kangkung darat. Pada kondisi tertutup atau kekurangan sinar matahari biasanya kangkung tumbuh memanjang. Kangkung lebih menyukai tempat yang ditanam secara terbuka namun matahari tidak terlalu terik. Jika cuaca terlalu panas, maka batang dan daunnya agak keras dan biasanya kurang disukai oleh konsumen. Kangkung bisa ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi sampai ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut.
Pembibitan tanaman kangkung biasanya dilakukan antara 7 hari sampai 10 hari, selanjutnya bibit tanaman dapat dipindah ke tempat pembesaran atau produksi. Kangkung jika ditanam dengan media kerikil benih dapat langsung disebar,  jadi tidak perlu dipindahkan namun penyebarannya harus merata dan teratur agar tidak terbuang percuma.
Langkah-langkah menanam kangkung cara hidroponik yaitu semai benih, pembesaran dan masa panen. Semai benih dilakukan dengan rockwool yang dipotong seperti dadu 2,5 x 2,5 x 3 cm. Satu potong rockwool bisa ditanam 3/4 biji kangkung.
Semai benih kangkung biasanya 7 sampai 10 hari. Pada masa ini di berikan sedikit nutrisi sekitar 500 ppm untuk mempercepat pertumbuhan kangkung. Setelah 7 hari kangkung dipindahkan ke bagian pembesaran atau produksi. Pada pada proses pembesaran, lamanya sekitar 2 minggu. Disini nutrisi diberikan lebih banyak yaitu 1000 ppm.
Pada masa produksi kangkung dikenalkan sinar matahari namun tidak terlalu panas. Sinar yang banyak akan membuat kangkung tumbuh semakin besar dan hijau. Selanjutnya masa panen ketika memasuki Minggu ke-4 disini kangkung sudah mulai membesar dan daunnya melebar.
Nah! Kangkung yang sering ditanam merupakan kangkung darat, dan Anda harus menanamnya langsung bersentuhan dengan sinar matahari namun tidak terlalu terik. Anda bisa menggunakan penghalang sinar namun dipasang di sebelah atas bagian barat. Artinya matahari akan langsung mengenai kangkung pada pagi hari, setelah siang hari matahari dikurangi intensitas sinarnya dengan shading net atau paranet.
Share:

Selasa, 04 Oktober 2016

Analisa Usaha Selada Hidroponik

Selada hidroponik merupakan sayuran yang mudah ditanam dan cepat panen. Selada hidroponik bisa dipanen dalam waktu 30 hari. Kebutuhan sayur selada ini juga sangat banyak, mulai untuk lalapan di restoran ataupun untuk sayur isi hamburger dan kebab yang dijual di pinggir jalan. Namun sayangnya banyaknya kebutuhan selada ini kurang diimbangi dengan adanya stok sayuran selada untuk memenuhi kebutuhan sayur selada di pasaran.

Saya sering menjumpai ketika berjalan-jalan ke sebuah departemen store, di bagian sayuran terdapat selada yang jumlahnya sedikit dan kualitasnya pun kurang bagus, banyak sekali bercak-bercak coklat dan hitam pada bagian daunnya.
Hidroponik merupakan sistem menanam sayur yang sekarang mulai menjamur di seluruh pelosok negeri. Hidroponik sudah banyak berkembang namun masih sedikit yang menggunakannya untuk mensuplai sayur di pasaran. Selada bisa ditanam dengan sistem hidroponik, dan yang paling mudah adalah dengan menggunakan sistem NFT.

Untuk memulai bisnis selada hidroponik, langkah pertama Anda harus menyiapkan lahan untuk menanam hidroponik. Jika anda tidak mempunyai lahan yang luas anda bisa bekerjasama dengan beberapa teman Anda untuk menanam sayur selada ini di halaman rumah mereka. Yang paling penting adalah Anda harus mampu membuat siklus panen selada sehingga tidak pernah putus.

Biasanya karena selada berumur sekitar 4 Minggu maka paling mudah adalah membagi lahan menjadi 4 bagian bagian. Pertama adalah persemaian selada, kemudian bagian kedua adalah pada saat umur selada memasuki minggu kedua yaitu saat selada mulai tumbuh. Kemudian bagian yang ketiga adalah saat selada memasuki umur minggu ke-3. Yang terakhir adalah saat selada memasuki masa panen yaitu Minggu ke-4. Minimal Anda bisa memanen selada seminggu sekali itu sudah cukup untuk memulai bisnis selada.

Kemudian hal yang perlu diperhatikan lagi adalah pengemasan sayur selada. Produk yang dikemas dan yang tidak dikemas memiliki harga jual yang berbeda, untuk itu Anda harus membuat kemasan khusus untuk produk selada anda. Kemasan harus tertuliskan nama kebun anda, nomor kontak anda, dan yang paling penting harus tertuliskan bahwa itu adalah selada hidroponik non pestisida.
Tentang marketing, yang paling sederhana adalah memberikan sampel atau contoh selada kepada teman Anda ataupun tetangga anda. Pemasaran jenis ini sudah banyak yang berhasil, namun sekali lagi anda harus memberikan sampel selada anda di dalam kemasan yang bertuliskan nama kebun anda dan nomor kontak anda.

Selanjutnya marketing di sosial media. anda bisa memberikan informasi tentang keunggulan selada hidroponik ke sosial media. Setelah anda memberikan informasi, anda bisa menawarkan produk Anda. Kunci sukses dari marketing adalah kegiatan yang terjadwal dan tidak pernah putus. Anda harus konsisten melakukan penawaran setiap hari melalui sosial media, ataupun langsung kepada calon pembeli anda. Sekali lagi kegiatan marketing tidak boleh putus dan menyerah, Anda harus melakukannya secara terjadwal.

Analisa Usaha Selada Hidroponik untuk 1 kali masa panen

Aset
Pembuatan NFT 100 titik tanam x 4 lahan x @ 1.500.000 = 6.000.000

Pengeluaran 1 kali panen
Listrik 1 bulan x 4 lahan x @ 25.000 = 100.000
Benih dan rockwool 1 kali masa panen = 100.000
Nutrisi AB Mix 1 kali masa panen = 90.000
Kemasan = 100.000
TOTAL =  390.000

Pemasukan 1 kali panen
Penjualan 400 selada x @ 3.000 = 1.200.000

Keuntungan 1 kali panen = 810.000

Catatan :
  • Tenaga untuk menanam, perawatan, dan marketing tidak dihitung biayanya, karena dianggap menggunakan tenaga sendiri.
  • Penghasilan berbeda-beda tergantung kondisi pasar masing-masing tempat.

Share:

Senin, 03 Oktober 2016

Panen Sayur dan Ikan Bersama-sama dengan Aquaponik

Dahulunya, setiap orang yang memiliki lahan sempit tidak pernah terfikirkan untuk bisa melakukan aktivitas berkebun. Seiring dengan perkembangan zaman, kini telah muncul sistem tanam aquaponik yang memanfaatkan peranan aquarium sebagai sumber nutrisi bagi tanaman.
Kehadiran sistem tanam aquaponik semacam ini terbilang baru dan mudah. Sehingga tidak mengherankan jika banyak orang yang mulai menerapkan teknik bertanam yang sekaligus memberikan manfaat ganda yang berupa ikan dan sayuran.

Pengertian Aquaponik
Aquaponik pada dasarnya merupakan sistem pertanian yang terbaru dengan menggabungkan antara aquakultur (pemeliharaan ikan) dengan hidroponik, sehingga akan tercipta suatu hubungan yang saling menggantungkan. Dalam hal ini, ketika dalam aquarium tersebut terdapat kotoran ikan, maka, air yang bercampur dengan kotoran tersebut akan digunakan untuk mengairi tanaman, sehingga berbagai zat bermanfaat akan terserap oleh tanaman.
Selanjutnya, air yang digunakan untuk mengairi tanaman tersebut akan kembali lagi ke dalam aquarium sebagai air bersih. Jadi, dalam sistem tanam aquaponik ada sebuah sirkulasi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Pemilihan Jenis Ikan
Pada umumnya, beberapa orang yang menerapkan sistem tanam aquaponik akan memanfaatkan berbagai jenis ikan yang nantinya akan dipanen bersama dengan sayuran setelah periode waktu tertentu. Untuk jenis ikan yang biasa dimanfaatkan dalam sistem berkebun aquaponik adalah beberapa jenis ikan tawar seperti ikan tilapia, lele, belut, ikan mas dan juga ikan kod. Beberapa orang juga menaruh udang galah air tawar yang nantinya juga bisa dipanen saat masa telah tiba.

Perawatan tanaman aquaponik
Ketika sistem tanam aquaponik tersebut telah selesai dirancang, maka selanjutnya melakukan perawatan terhadap tanaman tersebut. Dalam hal ini, perawatan bisa dilakukan dengan memastikan bahwa aliran air yang menuju ke bak tanam yang berisi tanaman senantiasa mengalir dengan lancar.
Selain itu, saat tanaman telah mencapai musim panen, maka pemanenan secara serempak dan mengganti jenis tanaman untuk ditanam kembali merupakan hal yang patut untuk dilakukan guna memotong daur hidup pathogen yang biasanya mempengaruhi hasil tanam. Dengan melakukan sistem rotasi pada sistem tanam aquaponik, maka hasil panenpun juga akan selalu pada kualitas dan kuantitas yang baik.

Analisa Usaha Tanaman Sistem Aquaponik
Sebagai contoh keuntungan yang bisa diperoleh dari sistem tanam aquaponik bisa anda lakukan dengan mencoba untuk menggunakan sebuah kolam seluas 3 x 4 meter yang bisa anda isi dengan bibit ikan gurame yang sebanyak 24 kg dengan jumlah berat per ikan sekitar 200 gram. Dengan pakan tenggelam yang digunakan sebanyak 28.8 kg, maka biaya operasional sekitar Rp 535.680.
Selanjutnya, untuk tanaman yang digunakan adalah tanaman cabai yang berjumlah 10 buah dengan ditambah media filter 10 unit untuk menyaring air. Setelah 4 bulan, anda bisa memanen hasilnya dengan perkiraan keuntungan yang mencapai Rp 275.000-an. Hasil ini tentunya berbeda pada setiap prakteknya.
Teknik tanam aquaponik merupakan terobosan baru dalam teknologi pertanian yang mampu memberikan manfaat ganda pada pemiliknya. Perawatan yang sesuai akan memberikan hasil yang memuaskan pada setiap periodenya. Dengan menerapkan sistem tanam semacam ini, maka anda bisa memuaskan hobi berkebun sekaligus mendapatkan untung yang berlipat.
Share:

Minggu, 02 Oktober 2016

4 Macam Media Tanam Hidroponik

Perkembangan teknologi pertanian memberikan dampak positif terhadap kemajuan sistem tanam yang ada. Dahulu kala, beberapa orang mengeluhkan dengan dimilikinya lahan sempit sehingga kegiatan berkebun yang menjadi hobi mereka tidak pernah bisa disalurkan. Hal inilah yang mendasari munculnya berbagai teknik berkebun yang bisa diterapkan oleh mereka yang memiliki lahan sempit. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika saat ini banyak dijumpai rumah-rumah ataupun apartemen yang memiliki kebun mini di lahan sempit mereka.

Dari sekian banyak teknik berkebun yang berkembang saat ini, teknik berkebun sistem hidroponik menjadi salah satu andalan para pecinta berkebun yang memiliki lahan sempit. Teknik berkebun yang tidak menggunakan pasir sebagai media tanam ini telah menggeser teknik berkebun tradisional yang pada umumnya dilakukan pada lahan yang luas. Sebagai gantinya, media tanam hidroponik bisa dibuat dari beberapa bahan berikut ini.

Rockwool
Salah satu media tanam hidroponik yang biasa digunakan untuk menunjang pertumbuhan tanaman adalah rockwool yang pada dasarnya terbuat dari serabut halus dan ringan. Media yang juga dinamakan mineral wool ini terbentuk dari adanya pemanasan batuan basalt yang bersuhu tinggi sehingga menyebabkan batuan tersebut meleleh. Saat batuan tersebut meleleh, maka akan meninggalkan serat yang membentuk rockwool ini.

Arang Sekam
Dari banyaknya media tanam hidroponik yang digunakan saat ini, arang sekam merupakan jenis media yang paling banyak digunakan oleh para penggila aktivitas berkebun. media tanam yang juga bisa digunakan sebagai media tanam dalam pot ini dihasilkan dari limbah penggilingan padi yang telah terbakar sehingga berwarna hitam. Penggunaan arang sekam pada teknik hidroponik dikarenakan bahan ini bebas dari bakteri, steril, tahan lama sehingga bisa digunakan berulang-ulang.

Hydroton
Media tanam hidroponik yang lainnya adalah hydroton yang terbuat dari dasar lempung yang dipanaskan hingga membentuk bulatan-bulatan kecil yang memiliki ukuran 1 – 2.5 cm. Tidak hanya itu saja, hydroton juga mampu menyerap air sehingga akan menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan. PH hydroton yang cukup stabil ini juga mempengaruhi tanaman untuk tumbuh dengan subur dan pastinya, media tanam ini bisa digunakan berkali-kali layaknya arang sekam.

Serbuk Sabut Kelapa
Serbuk sabut kelapa atau yang dikenal dengan cocopeat ini merupakan media tanam hidroponik yang memiliki kemampuan untuk menyerap air dalam jumlah banyak. Dengan pH yang cukup stabil yaitu antara 5,0 – 6,8, cocopeat ini akan menjadi media tanam yang bagus ketika dicampurkan dengan sekam bakar. Perbandingan antara kedua bahan tersebut adalah 50 : 50. Dengan daya serap yang bagus, maka pertumbuhan tanamanpun akan jauh lebih baik.
Pada dasarnya, media tanam hidroponik tidak hanya sebatas itu saja. Beberapa orang juga menggunakan spons, perlite ataupun vermiculite untuk menanam tanaman dengan sistem hidroponik. Pemanfaatan beberapa media tanam hidroponik semacam itu akan memberikan hasil yang bagus ketika didukung dengan perawatan tanaman yang benar.
Share:

Sabtu, 01 Oktober 2016

Cara Menanggulangi Hama Dengan Petrogenol

Bagi anda yang memiliki tanaman buah di rumah, pastinya anda pernah dibuat jengkel dengan permasalahan hama tanaman yang disebut lalat buah. Jenis hama yang satu ini akan menyerang beberapa tanaman seperti tomat, mentimun dan jenis tanaman buah lainnya. Ketika tanaman anda telah terserang lalat buah, maka sudah dipastikan kalau tanaman anda bakalan busuk dan anda akan gagal panen.


Hal semacam inilah yang saat ini menjadi permasalahan petani buah ataupun para pecinta aktivitas berkebun yang memiliki tanaman buah. Sebagai solusinya, maka menanggulangi hama dengan petrogenol merupakan cara yang mudah dan efektif untuk mengatasi permasalahan semacam ini.
Petrogenol merupakan bahan kimia yang diproduksi oleh salah satu pabrik kimia di Gresik yang telah teruji mampu mengatasi permasalahan hama lalat buah. Menanggulangi hama dengan petrogenol ini bisa dibilang murah, sebab bahan yang digunakanpun juga merupakan bahan bekas yang bisa didapat di lingkungan sekitar.
Cairan petrogenol (berasal dari eugenol minyak cengkeh) ini mampu untuk menarik lalat buah datang mendekati jebakan yang terbuat dari botol air minum bekas. Sekali lalat itu masuk ke dalam jebakan, maka lalat tidak akan bisa keluar lagi. Untuk lebih jelasnya bagaimana menanggulangi hama dengan petrogenol, anda bisa menerapkan beberapa cara berikut ini:
Alat dan Bahan
·    1 buah pisau cutter
·    1 buah gunting
·    1 buah botol kemasan air minum 1500 ml
·    Lakban secukupnya
·    Kawat ikat secukupnya
·    1 buah ang
·    Kapas secukupnya
·    Cairan petrogenol secukupnya
Cara Pembuatan
1.    Siapkan botol air minum bekas, buang tutup botol tersebut dan potong sebatas bagian leher botol tepatnya di bawah lengkungan botol.
2.    Ambil kawat secukupnya dan buatlah kawat pengikat yang berbentuk salib dengan ujung dilengkungkan
3.    Masukkan kawat pengikat melalui lubang tengah badan botol dan jangan lupa untuk memenuhi ujung lengkung kawat pengikat dengan kapas yang dibasahi oleh cairan petrogenol
4.    Setelah kawat pengikat terpasang, selanjutnya pasang potongan botol air minum dengan posisi terbalik dan kuatkan dengan lakban
5.    Perangkat lalat buah siap untuk dipasang
Cara menanggulangi hama dengan petrogenol semacam ini akan bisa digunakan dalam kurun waktu sebulan. Setelah sebulan, maka penambahan cairan petrogenol bisa dilakukan jika peralatan untuk menanggulangi hama dengan petrogenol masih diperlukan.
Ketika anda berfikir untuk menyudahi penggunaan alat ini, maka sangat tidak disarankan untuk membuang bekas botol yang mengandung petrogenol sembarangan, karena hal ini akan mencemari lingkungan sekitar.
Untuk keamanan, akan lebih baik jika anda menanam botol ini jauh dari sumber air, sehingga tidak akan mencemari air tersebut. Dengan menerapkan cara menanggulangi hama dengan petrogenol, maka populasi lalat buah yang kerap menjadi musuh petani akan segera berkurang.
Share:

Kamis, 29 September 2016

Kelebihan dan Kekurangan Sayuran Hidroponik di Dalam Greenhouse

Penggunaan greenhouse saat ini sudah sangat luas untuk diterapkan dalam dunia pertanian. Greenhouse itu sendiri merupakan sebuah sebuah bangunan yang terstruktur yang dibuat dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang meliputi suhu, kelembaban, intensitas cahaya, ventilasi, irigasi serta beberapa faktor lainnya.

Penerapan teknik hidroponik dalam greenhouse untuk menanam berbagai macam sayuran semacam ini ternyata memberikan keuntungan dan kelebihan sebagai berikut.

Kelebihan hidroponik dalam greenhouse
Pada dasarnya, keputusan beberapa petani yang menerapkan greenhouse sebagai sarana penunjang untuk menerapkan teknik hidroponik, di dasarkan atas manfaat yang ditawarkan oleh greenhouse sebagai berikut.

a.    Hasil produksi yang meningkat
Hidroponik dalam greenhouse memberikan manfaat yang sangat besar bagi petani sebab dalam prakteknya, segala tanaman yang ditanam dalam greenhouse akan berada di bawah control pemiliknya, sehingga ketika tanaman kekurangan unsur hara, pemilik tersebut akan melakukan tindakan demi menjaga keseimbangan unsur hara tersebut. Dengan menerapkan cara ini, maka hasil panen juga akan meningkat.

b.    Kualitas produksi yang jauh lebih baik
Ketika anda menerapkan sistem hidroponik dalam greenhouse, bisa dipastikan bahwa tanaman yang anda miliki akan terhindar dari sinar ultra-violet, kelebihan suhu, atau polutan. Hal ini dikarenakan bahwa pemberian nutrisi serta perawatan yang yang berkala memberikan dampak positif pada peningkatan kualitas produksi tanaman anda.

c.    Mengurangi penggunaan pestisida
Ternyata, hidroponik dalam greenhouse seperti ini juga memberikan manfaat dari segi peminimalisiran penggunaan pestisida yang digunakan untuk menjaga pertumbuhan tanaman. Dengan menggunakan greenhouse, maka anda bisa memasang insec-screen pada dinding greenhouse sehingga kutu loncat ataupun kutu daun tidak bisa masuk ke dalam greenhouse.

d.    Sebagai sarana agrowisata
Perlu anda ketahui bahwa di beberapa daerah yang mencoba menggunakan teknik hidroponik dalam greenhouse semacam ini bisa dijadikan sebagai lahan bisnis agrowisata. Dalam hal ini, greenhouse bisa anda jadikan tempat untuk budi daya berbagai tanaman langka yang meliputi tanaman anggrek, buah dan beberapa tanaman lainnya.

Kekurangan hidroponik dalam greenhouse
Dari sekian banyak keuntungan yang ditawarkan oleh penerapan teknik tanam hidroponik dalam greenhouse, ternyata ada beberapa kerugian yang pastinya harus dipertimbangkan juga. Dalam hal ini, kerugiannya meliputi biaya pembuatan yang sangat tinggi, karena bahan pembuatnya yang sangat mahal. Selain itu, diperlukan perawatan ekstra serta sumber daya yang terampil dalam merawat tanaman hidroponik demi mendapatkan hasil tanam yang baik.


Penerapan sistem tanam hidroponik dalam greenhouse ternyata memberikan pengaruh positif dan negatif bagi pemiliknya. Dalam hal ini, dengan keuntungan yang sangat menggiurkan, tentunya juga ada resiko yang ditanggung. Untuk itu, sangat diperlukan pertimbangan yang matang sebelum memutuskan untuk menerapkan teknik hidroponik menggunakan greenhouse semacam ini. Perhitungan yang tepat pastinya mampu menghasilkan hasil yang maksimal pula.
Share:

Rabu, 28 September 2016

Cara Menanggulangi Hama Dengan Pestisida Alami

Membasmi hama dengan pestisida alami merupakan salah satu teknik ampuh yang bisa dilakukan oleh para petani atau pecinta aktivitas berkebun dalam menanggulangi hama tanaman. Penggunaan pestisida alami semacam ini sangatlah aman, mengingat semua bahan yang digunakan berasal dari bahan alami tanpa adanya campuran bahan kimia berbahaya.

Pestisida Organik untuk Menanggulagi Hama

Perlu anda ketahui bahwa jenis pestisida alami semacam ini termasuk pestisida yang mudah terurai di alam (biodegradable), sehingga pemakaian yang benar tidak akan menimbulkan pencemaran.
Untuk membasmi hama dengan pestisida alami, maka anda bisa menggunakan limbah yang berasal dari air kencing sapi yang dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Penggunaan air kencing sapi dalam membasmi hama dengan pestisida alami ini dikarenakan kandungan nitrogen, fosfor, kalium dan airnya mampu untuk membasmi hama tanaman.
Selain itu, penerapan cara membasmi hama dengan pestisida alami dengan urine sapi ini juga akan menjadikan tanaman tumbuh subur. Untuk lebih jelasnya tentang membasmi hama dengan pestisida alami anda bisa menerapkan cara berikut ini.
Bahan
·    20 liter urine sapi
·    1 liter tetes tebu
·    Bakteri decomposer seperti EM 4, Mbio
·    0,5 kg empon-empon (lengkuas, kencur, kunyit, temuireng, brotowali, jahe)
·    1 gelas air rendaman kedelai
·    4 liter air
Cara Pembuatan
1.    Siapkan semua empon-empon lalu tumbuk keseluruhannya hingga lembut
2.    Masukkan Dalam panci yang ditambah air dan masak tumbukan empon-empon dengan air selama beberapa menit hingga air mendidih
3.    Angkat dan tunggu hingga rebusan empon-empon menjadi dingin
4.    Campurkan dengan tetes tebu, urine sapi dan rendaman kedelai
5.    Aduk seluruh bahan hingga rata
6.    Masukkan campuran tersebut ke dalam sebuah jerigen dan tutup jerigen tersebut
7.    Simpan jerigen di tempat yang aman selama 3 minggu
8.    Pastikan untuk membuka tutup jerigen 3 hari sekali untuk membuang gas yang terkumpul dalam jerigen
9.    Setelah 3 minggu, pestisida alami bisa digunakan
Perlu anda ketahui bahwa penerapan cara membasmi hama dengan pestisida alami dengan urine sapi ini memiliki takaran dosis yang berbeda untuk setiap tanaman. Ketika anda ingin membasmi hama pada tanaman padi, maka penyemprotan pada tanaman bisa anda lakukan saat padi berusia 14 – 21 hari setelah proses penanaman yang dilanjutkan 45 hari kemudian setelah tanam.
Sedangkan bagi anda yang memiliki tanaman hortikultura dan ingin membasmi hama dengan pestisida alami, maka penyemprotan bisa dilakukan saat tanaman berusia 14 – 21 setelah penanaman dan diteruskan saat tanaman mencapai musim bunga.
 Pengaplikasian untuk pestisida semacam ini bisa langsung disemprotkan pada tanaman tanpa dicampur dengan bahan lain. Dengan cara membasmi hama dengan pestisida alami semacam ini, maka hama tanaman anda akan segera mati dan tanaman tumbuh subur.
Share:

Kamis, 22 September 2016

Cara Kerja Hidroponik Sistem Dutch Bucket

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi sahabat hidroponik se-Indonesia Pada kesempatan kali ini Hidrafarm akan menjelaskan tentang cara kerja Dutch Bucket system atau sering disingkat DB. Dutch Bucket sistem ini merupakan sistem hidroponik yang memungkinkan untuk pertumbuhan akar yang lebar dan luas sehingga sangat cocok sekali untuk menanam tomat dan cabe. Selain itu dengan Dutch Bucket ini anda bisa menanam mentimun gambas atau oyong, melon, semangka,  ataupun blewah. Karena tanaman-tanaman tadi adalah tanaman yang sangat memerlukan ruang perakaran yang lebar dan luas.
Untuk membuat Dutch bucket Anda memerlukan beberapa ember kemudian netpot berukuran besar, tandon untuk wadah nutrisi, pompa, selang, dan pipa pvc.
Hidroponik Dutch Bucket

Dutch Bucket disusun seperti gambar diatas. Ember ditata sedemikian rupa di atas sebuah meja setinggi 50 cm, kemudian di dalam ember diletakkan netpot ukuran diameter minimal 10 cm. Didalam netpot berisi media tanam yang mampu memberikan kelembaban yang baik pada akar, biasanya media tanam yang digunakan adalah hidroton. Jika anda tidak bisa mendapatkan hidroton, Anda bisa menggunakan arang kayu atau arang batok kelapa sebagai media tanam yang ditaruh didalam netpot.

Cara kerja dari sistem Dutch bucket ini nutrisi adalah sebagai berikut. Nutrisi yang diletakkan di dalam Tandon dipompa ke atas melalui selang nutrisi, dialirkan menuju ember-ember tempat media tanam dan tanaman tumbuh. Kita bisa lihat aliran nutrisi naik berwarna merah dialirkan menuju ember-ember tanaman.

Kemudian dari selang nutrisi masuk ke media tanam hidroton tadi nutrisi diteteskan pelan-pelan sehingga hidroton terbasahi dan lembab. Air nutrisi ada yang terserap oleh hidroton, dan ada juga yang lewat dan tertumpah menuju pipa balik. Kita bisa lihat air yang tertumpah digambarkan oleh panah warna kuning.

Air tumpahan dari ember-ember masuk ke dalam pipa balik dan dialirkan menuju ke tandon. Nutrisi yang terserap media hidroton membuat hidroton lembab oleh air nutrisi. Kemudian akar-akar tanaman Akan mencari nutrisi melalui celah-celah hidroton. Dengan hidroton, terdapat rongga-rongga udara yang akan menyuplai oksigen ke serabut-serabut akar, sehingga agar sehat dan mampu menyerap nutrisi dengan maksimal.

Nah! Demikian sobat hidroponik, penjelasan singkat tentang hidroponik sistem dutch bucket. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk anda.

Share:

Cara Membuat Larutan AB Mix untuk Hidroponik

Judul : Membuat Larutan AB Mix 500 mL
Diupload oleh : YouTube : Hidroponik Store
Tanggal upload : Apr 11, 2016



Membuat larutan ab mix 500 mL:
1. siapkan 2 gelas ukur 500 mL
2. ab mix dibuka, isi 2 bungkus, A & B
3. isi gelas ukur dengan air setengah penuh
4. masukkan isi bungkus A ke gelas ukur A
5.masukkan isi bungkus B ke gelas ukur B
6. aduklah masing-masing wadah
7. penuhi masing-masing gelas sampai penuh 500 mL
8. simpan masing-masing larutan, dalam wadah terpisah
9. simpanlah di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
10. ab mix siap digunakan kapan saja

Mencari AB mix? Klik di sini!
Share:

Cara Membuat Hidroponik Dutch Bucket

Sistem tanam yang disebut dengan hidroponik Dutch bucket merupakan sistem tanam yang menerapkan sistem kerja yang sederhana dengan perlengkapan yang tidak terlalu rumit namun mampu menghasilkan untung yang besar. Sistem hidroponik Dutch bucket ini juga disebut dengan batu bucket system yang mana sistem ini diadopsi dari bangsa Belanda yang memiliki prinsip menghargai setiap tetes air.
hidroponik Dutch bucket


Dengan adanya prinsip itu, maka lahirlah sistem hidroponik Dutch bucket yang saat ini banyak dipraktikkan oleh mereka yang gemar berkebun namun tidak memiliki lahan yang luas.
Bahan
·    14 buah ember bekas
·    5 x 20 mm selang irigasi
·    2 x 40 mm pipa PVC
·    5 meter pipa untuk irigasi tetes
·    7 buah irrigation drip tube nipples
·    15 x 20 mm kenie
·    1 x 40 mm sambungan pipa PVC
·    1 x 40 mm penutup pipa PVC
·    1 x 40 mm kenie PVC
·    2 X 40 mm mounting bolts
·    6 x 30 mm hook screw
·    1 x 1000 liter/hour pompa khusus aquarium
·    1 buah media tanam (perlite atau hydroton)
·    1 buah reservoir
·    1 meter kasa
Cara Pembuatan
1.    Untuk bangku sebagai tempat dudukan ember, bisa anda sediakan sendiri.
2.    Siapkan ember dua buah yang akan digunakan untuk satu buah tanaman yang akan diletakkan pada bagian atas dan bawah
3.     Lubangi ember yang ditempatkan pada bagian bawah dengan jarak 20 mm dari dasar ember. Pastikan lubang tersebut sama besar dengan pipa PVC pembuangan
4.    Lubangi dasar ember yang ditempatkan pada bagian atas lalu berilah kasa pada dasarnya
5.    Siapkan kelengkapan lain yang meliputi pipa irigasi, drip tube, nipples, selang PVC pembuangan, dan kelengkapan lainnya.
6.    Lubangi selang PVC pembuangan sebesar pipa irigasi dengan mata bor (holesaw)

7.    Lubangi juga pipa irigasi sebesar nipples sehingga bisa dipasang drip tube yang akan mengalirkan air dari pipa irigasi
8.    Sambungkan ember dengan pipa pembuangan menggunakan bantuan elbow
9.    Pasang pompa air aquarium pada ember yang berisi air nutrisi dan pastikan anda mengecek kerja sistem yang anda buat
10.    Pastikan juga air buangan dari ember akan kembali masuk ke bak yang berisi air nutrisi
11.    Jika sistem bekerja normal, maka masukkan media tanam dan mulailah tanami dengan berbagai jenis tanaman
12.    Lakukan perawatan secara rutin dengan memeriksa nutrisi pada bak dan perawatan pada tanaman
Kinerja sistem tanam hidroponik Dutch bucket ini bisa dilihat ketika air yang bernutrisi pada sebuah bak akan dialirkan menuju ke setiap pot dalam bentuk tetes-tetes air dengan menggunakan bantuan pompa air yang dinyalakan secara periodik.
Dalam hidroponik Dutch bucket, tetesan air tersebut akan mengairi tanaman yang ada pada pot dan ketika air dalam pot berlebih, maka dalam hidroponik Dutch bucket ini, air tersebut akan dialirkan pada pipa pembuangan yang letaknya di bawah pot tanam dan akhirnya mengalir kembali pada bak penampungan. Itulah ringkasan cara pembuatan hidroponik Dutch bucket beserta sistem kerjanya.
Share:

Rabu, 14 September 2016

Cara Membuat Bermacam-macam Pestisida Alami

Pestisida adalah campuran berbagai bahan kimia yang yang dimanfaatkan untuk membasmi permasalahan hama. Penggunaan pestisida jenis ini bisa mencemari lingkungan sekaligus merusak ekosistem lingkungan tersebut. Untuk itu, muncullah berbagai jenis pestisida alami sebagai solusi permasalahan tersebut. Berikut ini adalah cara membuat pestisida alami untuk memberantas hama tanaman.

Pestisida alami umbi gadung
Umbi gadung merupakan bahan alami yang mengandung senyawa kimia seperti saponin, alkaloid dan fenol yang sangat ampuh untuk memberantas hama. Beberapa jenis hama yang bisa diberantas dengan menggunakan pestisida umbi gadung adalah walang sangit, wereng, kepik dan jenis hama penghisap lainnya. Berikut cara membuat pestisida alami dari umbi gadung.
Bahan
·    500 gram umbi gadung
·     10 liter air
Cara Pembuatan
1.    Siapkan bahan yang diperlukan dan bersihkan gadung dari kotoran
2.    Potong menjadi bagian kecil dan blender hingga menjadi halus
3.    Saring dengan menggunakan kain sifon hingga tersisa airnya
4.    Larutan siap untuk digunakan
Untuk memanfaatkan umbi gadung sebagai pestisida, maka anda bisa menyemprotkan cairan tersebut pada tanaman yang terserang hama.

Pestisida alami dari Mimba
Mimba adalah tanaman yang sering kali ditemukan di pinggir jalan yang dimanfaatkan untuk keperluan pakan ternak. Akan tetapi, daun mimba bisa dimanfaatkan sebagai pestisida alami karena  kandungan azadirachtin salanin, neimbenin dan meliantriol. Pestisida ini bisa digunakan untuk membasmi kepik, walang sangit, wereng dan Lepidoptera. Berikut cara membuat pestisida alami dari daun Mimba.
Bahan
·    200 – 300 gram biji mimba halus
·    10 liter air
Cara Pembuatan
1.    Siapkan bahan yang diperlukan
2.    Campurkan biji mimba yang telah dihaluskan dengan 10 liter air hingga semuanya tercampur sampai rata
3.    Diamkan campuran tersebut hingga 1 malam
4.    Keesokan harinya saring dengan kain halus
5.    Larutan dari biji mimba siap untuk digunakan
Setelah selesai membuat pestisida alami ini, anda bisa langsung menyemprotkan larutan ini pada tanaman yang terserang hama.

Pestisida alami dari daun sirsak
Untuk memberantas hama, anda bisa menggunakan daun sirsak yang biasanya dimanfaatkan untuk pengobatan kolesterol. Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun sirsak antara lain ammonia dan resin, yang mampu membunuh berbagai jenis hama trips. Untuk membuat pestisida alami dari daun sirsak bisa dilakukan dengan cara berikut ini.
Bahan
·    50 – 100 lembar daun sirsak
·    5 liter air
·    15 gram sabun detergen
Cara Pembuatan
1.    Siapkan bahan yang dibutuhkan
2.    Cuci bersih daun sirsak dan tumbuk hingga halus
3.    Campurkan hasil tumbukan daun sirsak dengan air dan detergen
4.    Diamkan campuran tersebut selama 12 jam
5.    Lakukan penyaringan untuk memisahkan ampas dengan airnya
6.    Larutan siap untuk digunakan
Untuk memanfaatkan larutan ini, maka anda bisa mencampurkan 10 – 15 liter air dengan 1 liter larutan daun sirsak tersebut atau dengan 1 tangki air dan 1 liter larutan. Dengan membuat pestisida alami ini, hama tanaman akan mati.
Penggunaan pestisida merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membasmi hama tanaman. Untuk  itu, membuat pestisida alami menjadi solusi permasalahan yang tepat. Dengan membuat pestisida alami ini, makan tanaman akan bebas dari hama dan lingkunganpun juga aman dari pencemaran bahan kimia.
Share:

Jumat, 09 September 2016

Cara Membuat Aquaponik Sederhana

Pada dasarnya, ada berbagai cara yang bisa dilakukan guna menyalurkan hobi berkebun. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem tanam aquaponik. Dalam membuat aquaponik sederhana, anda akan membutuhkan berbagai media seperti yang dijelaskan berikut ini.

Dengan membuat aquaponik sederhana semacam ini, maka anda akan mendapatkan dua keuntungan yang berupa pemeliharaan ikan dan pemeliharaan tanaman yang bisa anda gunakan untuk menanam sayuran. Berikut cara membuat aquaponik sederhana untuk rumah anda.
Bahan
·    Culture tray 79 x 40 x 4 cm
·    30 buah mur baut
·    1 pak plastic net
·    1 kg media tanam
·    2 meter pipa 0,5 inch
·    Pipa elbow beserta tutupnya
·    4 buah pipa pengatur air
·    1 buah pompa air 946 liter/jam
·    Aquarium
·    Tanaman
Cara Pembuatan
1.    Siapkan segala bahan dan alat seperti culture tray, kasa dan media tanam
2.    Siapkan 2 potongan pipa yang pertama sepanjang lebar media tanam dan yang kedua lebih panjang sehingga pompa aquarium kecil bisa masuk ke dalam aquarium
3.    Hubungkan antara pipa satu dengan pipa lainnya dengan elbow dan tutup ujung pipa yang berukuran kecil
4.    Lubangi setiap pipa kecil sebagai jalan aliran air dan pastikan anda memasang pengatur aliran air untuk menyesuaikan kecepatan aliran air
5.    Pasang pada pinggiran bak tanam hingga keduanya menyatu pada pinggirnya dengan melubangi bak dan mengkaitkannya
6.    Pasang pompa pada ujung pipa yang panjang pada bagian bawah aquarium
7.    Siapkan media tanam dan potong menjadi bagian kecil
8.    Siram dengan air dan pastikan kelebihan air siraman keluar
9.    Setelah media tanam berubah warna  agak gelap, anda bisa menggumpalkan dan menempatkan pada media tanam hingga penuh
10.    Pastikan anda memadatkan media tanam dan buatlah media tanam agak melebihi batas bak tanam
11.    Pasang kasa plastic dan gunting seukuran bak tanam yang telah berisi media tanam
12.    Buatlah beberapa lubang di pinggir bak tanam untuk merekatkan kasa plastic dengan bak tanam menggunakan mur baut
13.    Untuk penanaman, bisa dilakukan dengan memotong kasa plastic berbentuk persegi
14.    Bersihkan tanaman dari media tanam sebelumnya dengan mencelupkan ke dalam air
15.    Buat lubang pada media tanam dan masukkan tanaman tersebut pada lubang
16.    Lakukan hal yang sama pada tanaman lain
17.    Tempatkan bak tanam di atas aquarium dan menempel pada dinding
18.    Lakukan pengecekan apakah irigasi berjalan dengan lancar atau tidak
19.    Jika aliran air mampu mengalir ke atas dan menetes ke aquarium, maka aquaponik anda telah selesai.
Ketika anda memutuskan untuk membuat aquaponik sederhana, maka anda juga harus memastikan bahwa anda juga rutin melakukan perawatan tanaman dengan mengairinya secara rutin. Dalam membuat aquaponik sederhana semacam ini, maka anda tidak perlu melakukan pemupukan secara rutin, sebab air yang mengaliri tanaman anda telah mengandung nutrisi yang berasal dari kotoran ikan. Oleh sebab itu, membuat aquaponik sederhana semacam ini akan sangat menguntungkan anda.
Share:

Selasa, 06 September 2016

Cara Memasarkan Produk Hidroponik

Bertanam hidroponik merupakan salah satu alternatif teknik berkebun yang dilakukan oleh sebagian orang yang tidak memiliki lahan yang cukup luas. Teknik berkebun yang tidak menggunakan tanah ini ternyata bisa memberikan hasil yang melimpah ketika pemilik tersebut melakukan perawatan secara intensif sehingga hasil yang didapatkannya pun akan semakin banyak.

Dengan hasil sebanyak itu, pastinya pihak terkait akan mencoba untuk memasarkan hasil bertanam hidroponik tersebut. Berikut ini beberapa alternatif cara memasarkan produk hidroponik yang bisa anda lakukan.

Bekerja sama dengan koperasi tani
Salah satu alternative cara memasarkan produk hidroponik yang bisa anda lakukan adalah dengan mencoba untuk menjalin kerja sama dengan pihak koperasi tani terdekat. Untuk bisa menjual produk anda ke koperasi, anda harus daftar terlebih dahulu menjadi anggota koperasi.
Penjualan ke koperasi tani akan memudahkan anda untuk melakukan transaksi sebab anda bisa menjual hasil hidroponik tanpa ada batasan jumlahnya meskipun harga belinya tidak sebagus di pasaran.

Melakukan pemasokan ke beberapa kafe dan restaurant
Untuk menjual produk hidroponik ke kafe ataupun restaurant, anda harus bergabung dengan komunitas para penjual sayuran hidroponik yang memang juga bekerja sama dengan pihak kafe. Cara memasarkan produk hidroponik semacam ini akan memudahkan anda untuk menjual hasil hidroponik anda meskipun hanya menghasilkan sedikit.
Untuk kafe biasanya meminta pasokan selada merah, sedangkan restaurant meminta selada rapid.

Menawarkan hasil panen ke pasar tradisional
Beberapa petani hidroponik yang tidak memungkinkan untuk panen setiap hari mencoba untuk mencari solusi permasalahannya dengan menjual hasil panennya ke pasar tradisional. Cara memasarkan produk hidroponik semacam ini bisa dilakukan ketika anda menemukan pengepul yang bersedia menerima sayuran hidroponik tersebut.
Akan tetapi anda harus tetap memperhatikan kualitas sayuran anda demi mendapatkan harga yang bagus.

Menjual di pasar tumpah
Bagi anda yang memang ingin menjual hasil berkebun hidroponik, maka anda bisa menjual sayuran anda di pasar tumpah. Akan tetapi anda harus siap untuk bersibuk ria dengan peralatan serta perlengkapan hidroponik. Cara memasarkan produk hidroponik ini bisa anda lakukan dengan memberikan label pada sayuran anda serta memperkenalkan produk yang disertai penjelasan kepada setiap pembeli.

Menjual langsung dari kebun
Cara ini bisa dilakukan bagi anda yang tidak ingin repot mengunjungi berbagai tempat untuk memasarkan hasil kebun hidroponik anda. Cara memasarkan produk hidroponik ini bisa anda lakukan melalui berbagai media sosial seperti Facebook, Instagram atau bisa melalui website. Dengan cara ini, maka akan ada pihak yang tertarik membeli sayuran anda.
Cara memasarkan produk hidroponik memang terbilang agak sulit, sebab frekuensi panennya yang terbilang jarang dan jumlah setiap panennya yang tidak terlalu banyak. Untuk mengatasi permasalahan itu, anda bisa mencoba berbagai alternatif cara seperti yang disebutkan di atas untuk mendapatkan untung dari hasil berkebun anda.
Share:

Senin, 05 September 2016

Cara Membuat Hidroponik Dari Botol Plastik

Hidroponik dari botol plastik- Kalau berbicara mengenai teknik tanam hidroponik, maka tidak akan ada habisnya, sebab teknik tanam yang satu ini memiliki berbagai varian yang pastinya setiap varian memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.

Salah satu jenis teknik hidroponik yang pastinya sangat murah dan mudah untuk dipraktekkan adalah hidroponik dari botol plastik. Jenis tanaman yang bisa anda tanam pada teknik hidroponik dari botol plastik ini antara lain selada, bayam, sawi, cabe, tomat dan lain sebagainya.
Keberadaan botol plastik kemasan air minum bisa saja di anggap sebagai sampah oleh sebagian besar masyarakat. Namun, di tangan para orang yang memiliki hobi berkebun, keberadaan botol minuman kemasan ini akan diubah menjadi media tanam untuk berbagai jenis sayuran. Tentunya dengan pemanfaatan barang bekas yang diterapkan dalam teknik hidroponik dari botol plastik semacam ini akan memberikan nilai dari barang bekas semakin berharga.
Bagi anda yang berniat untuk menerapkan teknik ini, maka bisa mencoba beberapa langkah berikut ini.
Alat dan Bahan
·    Botol air minum kemasan 2 liter
·    Paku
·    Pisau
Cara Pembuatan
1.    Siapkan botol air minum tersebut dan potong menjadi dua bagian.
2.    Buatlah beberapa lubang pada tutup botol dengan paku.
3.    Lubangi leher botol dengan paku sebanyak empat kali secara merata.
4.    Tempatkan bagian atas botol dengan posisi terbalik pada badan botol sehingga anda akan mendapati tutup botol menghadap dasar badan botol.
5.    Buatlah lubang pada badan botol dengan melihat batasan dari tutup botol yang akan difungsikan sebagai keluarnya air saat over flow.
6.    Masukkan tanah yang dicampur dengan pupuk pada bagian atas botol.
7.    Tanam beberapa biji tanaman pada wadah yang telah berisi tanah tersebut.
8.    Untuk menjaga kelembaban dari sinar matahari, maka anda bisa mengecat dengan cat warna gelap pada sisi badan botol.

Hal Yang Perlu Diperhatikan Supaya Tanaman Akan Tumbuh Dengan Baik
Ketika anda menerapkan teknik hidroponik dari botol plastik, maka anda harus memperhatikan berbagai hal demi mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal yang perlu anda ketahui bahwa sebuah tanaman tersebut akan tumbuh dengan baik saat anda tempatkan pada tempat yang cukup terkena sinar matahari, sehingga akan lebih baik jika anda berikan paparan sinar matahari secukupnya.
Selain itu, dalam teknik hydroponic dari botol plastik, anda juga harus memperhatikan penanaman tanaman yang mana akan lebih baik jika anda menanam bibit agak ke bawah mendekati mulut botol, sehingga akan memberikan peluang yang lebih besar dan cepat bagi akar tanaman untuk menyerap air nutrisi. Hal ini perlu dilakukan guna menghindarkan tanaman dari resiko mati.
Pada dasarnya, munculnya teknik hidroponik dari botol plastik semacam ini akan dimaksudkan untuk memanfaatkan berbagai barang bekas seperti botol air minuman. Selain itu, penerapan teknik ini juga memberikan kemudahan bagi mereka yang suka berkebun namun tidak memiliki lahan yang luas. Dengan menerapkan teknik hidroponik dari botol plastik, maka anda akan tetap bisa berkebun dan memanfaatkan berbagai barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Share:

Sabtu, 03 September 2016

Cara Membuat Hidroponik NFT

Bagi anda yang gemar berkebun dan tidak memiliki lahan yang luas, maka anda bisa mencoba teknik berkebun yang dikenal dengan teknik hidroponik sistem NFT (Nutrient Film Technique).

Penerapan sistem hidroponik sistem NFT semacam ini menggunakan prinsip tanam yang mana akar dari tanaman akan bersinggungan secara langsung dengan aliran air yang bernutrisi sehingga secara tidak langsung kebutuhan oksigenpun juga akan terpenuhi dengan baik. Berikut ini adalah cara penanaman tanaman menggunakan teknik tanam hidroponik sistem NFT.
Alat
·    1 buah bor listrik
·    1 buah mata bor hidroponik
·    1 buah gergaji besi
·    1 buah tang
Bahan
·    1-2 buah paralon ukuran 3 inch
·    1-2 buah paralon ½ inch
·    8 buah tutup paralaon ukuran 3 inch
·    7 buah sambungan paralon ½ inch
·    9 buah keni/L ½ inch
·    Paralon untuk gawang ½ inch secukupnya (opsional)
·    1 buah lem paralon
·    1 buah ember
·    Aqua gelas yang dilubangi bagian bawah
·    Media tanam (sekam, kerikil, dll)
·    Nutrisi hidroponik A+B secukupnya
·    Selang
·    1 buah pompa aquarium
·    1 x 1.5 m fiber
·    Benih tanaman ( bayam atau kangkung )
·    Kawat secukupnya
Cara Pembuatan
1.    Potong paralon yang berukuran 3 inch menjadi 4 bagian
2.    Lubangi paralon dengan mata bor biasa yang kemudian dilanjutkan dengan bor hidroponik. Untuk jarak menyesuaikan.
3.    Lubangi tutup paralon pada bagian pinggir sebesar drat penyambung paralon
4.    Susun paralon yang telah dilubangi dengan menyambungkannya antara satu dengan lain menggunakan keni ataupun drat
5.    Pastikan anda merekatkan instalasi yang anda susun dengan lem
6.    Masukkan pompa aquarium dalam ember berisi air dan nutrisi A+B
7.    Hubungkan pompa tersebut dengan selang dan arahkan pada bagian atas
8.    Siapkan aqua gelas sebanyak lubang hidroponik yang ada dan masukkan sekam bakar yang disemprot nutrisi
9.    Masukkan 1-3  benih tanaman
10.    Tempatkan setiap gelas aqua pada lubang paralon
11.    Nyalakan pompa aquarium yang ada di dalam ember
12.    Pastikan nutrisi mengalir pada bagian atas paralon dan mengaliri setiap paralon
13.    Selalu lakukan pengecekan ketersediaan nutrisi pada ember secara berkala

Ketika anda menerapkan teknik hidroponik sistem NFT ini, maka anda harus melakukan perawatan khusus guna menjaga pertumbuhan tanaman tersebut. Pastikan anda segera mencabut tanaman yang mati dan menggantinya dengan media yang baru. Selain itu, dalam teknik hidroponik sistem NFT ini, anda juga harus menjaga pH air supaya tetap stabil atau sekitar 6.0 – 6.5 pH.
Untuk menaikkan pH, anda bisa menggunakan pH up dan untuk menurunkan anda bisa menggunakan pH down. Dengan melakukan perawatan tanaman yang ditanam dengan teknik hidroponik sistem NFT secara baik, maka akan memberikan hasil yang memuaskan.
Share:

Kunjungi Halaman Kami

Cari Blog Ini

Blogroll

Like Us on Facebook

Trending now

Blog Archive